Saturday, March 12, 2016
Membaca Kitab Suci AL QURAN Untuk Mendapatkan ILMU DARI ALLAH
Jika kita membaca dan mendengarkan Ceramah maupun Tausyiah melalui You Tube di Era Komunikasi Global ini, maka terekam adanya beberapa cara dan persyaratan untuk dapat menunaikan dan mempertahankan kwalitas keimanan kita yang memang berpotensi untuk naik dan turun.
- Yang ditekankan oleh para ahli pemberi Tausyiah adalah kita harus berpatokan kepada Kitab Suci Al Quran, yang membenarkan Kitab2 Suci terdahulu yang diturunkan kepada para Rasul dan Nabi terdahulu, dimana kita harus mempunyai Ilmu yang datangnya dari ALLAH untuk dapat melaksanakan pemahaman kita tentang ketaqwaan, ketauhidan terhadap ALLAH Yang Maha Tunggal.
Surat Al Alaq ayat 1 hingga ayat 5
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah
Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam
(pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5
- Surat Al Alaq ini diturunkan di Gua Hira dan merupakan surat yang pertama kali diturunkan oleh ALLAH melalui Malaikat Jibril kepada Muhammad dimana diperintahkan kepada Beliau untuk membaca : Bacalah ! dengan (menyebut) Nama Rabbmu Yang Menciptakan, DIA telah menciptakan manusia dari segumpal darah . Bacalah ! dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam ( Pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
- membaca dengan menyebut Nama Rabbmu Yang Menciptakan, dimana dengan membaca dengan ( menyebut ) ALLAH Yang Menciptakan, selanjutnya
- ALLAH memberitahukan bahwa ALLAH menciptakan manusia dari Segumpal Darah
- Selanjutnya kita diminta sekali lagi untuk membaca Bacalah ! dengan nama Rabbmu Yang Maha Pemurah, dan
- diberitahu kita oleh ALLAH dalam Surat Al Alaq ini bahwa ALLAH yang mengajarkan kita manusia dengan perantaraan (Pena), dan
- kemudian dengan membaca Surat Al Alaq ini kita diberitahukan bahwa ALLAH yang mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya
Dengan diturunkan Surat AL Alaq ayat 1 - 5 kepada Muhammad yang memang sedang dalam proses mencari kebenaran, dimana Beliau pergi ke Gua Hira untuk merenung dan memisahkan diri dari keramaian yang diketahui oleh isteri Beliau yaitu Khadijah, maka dengan diturunkan Surat Al Alaq kepada Muhammad, dimulailah "Zaman Pencerahan" kepada penduduk Bangsa Arab - Umat manusia - untuk meluruskan kembali "Mindset" dari manusia atas masalah Siapa Yang Menciptakan manusia, dengan membaca Surat Al Alaq ini;
Muhammad diminta untuk "MEMBACA" dimana bahasa Arab sebagai Bahasa Nabi Muhammad S.A.W. berada di daerah Mekkah adalah "IQRA" dengan Menyebut ALLAH - Rabbmu Yang Maha Pemurah. Ke- Maha Pemurahan ALLAH adalah dengan mengajarkan manusia melalui Qolam (Pena) untuk mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya....
Dengan membaca ini kita bisa memperoleh Ilmu...dari ALLAH yang semula manusia tidak mengetahui ...apa yang akan diajarkan ALLAH melalui Qalam (Pena) ini.
Pada kenyataan fakta yang kita alami, jika kita terapkan pada masa kekinian dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk untuk diri kita sendiri, dan lingkungan kita berada, ternyata untuk mau memulai Membaca Kitab Suci yang bernama Al Quran yang telah membenarkan Kitab Suci sebelumnya, adalah "seringkali sulit" untuk memulainya dan harus "kita paksakan pada diri kita" masing-masing, untuk mau mulai membacanya.
- Hal ini mungkin karena menyangkut faktor Keimanan, khususnya Keimanan kepada ALLAH Yang Maha Tunggal - dimana nampaknya dibutuhkan adanya kehadiran dan keterbukaan "Qolbu" kita untuk mau "Membaca" - IQRA - Firman - Kalimat atau KalumuLLAH, yang diturunkan kurang lebih 1500 tahun yang lalu melalui Wahyu kepada Muhammad melalui Malaikat Djibril, yang pada saat itu Muhammad belum diutus sebagai Rasul atau Nabi, namun Muhammad barulah seorang manusia yang berusaha untuk mencari lebih dalam pengertian akan hakekat kebenaran yang hakiki dalam kehidupan didunia ini, dengan mengasingkan diri dari keramaian pergi ke GUA HIRA, dan pada akhirnya mendapatkan wahyu pertama kali dari ALLAH melalui Malaikat Djibril yang memerintahkan Muhammad untuk Membaca Surat Al Al Alaq ini.
- http://nikmatnyaiman.blogspot.co.id/
- Mengapa kita sebagai manusia berada dan hidup di Dunia ini ?
- Siapa yang Menciptakan kita sebagai manusia ini ?
- Siapa yang menciptakan dan Mengatur semua Kehidupan di Alam Semesta ini ?
- Kenapa setelah kita terlahir kedunia kita banyak mengalami Cobaan dan Tantangan serta Kegagalan dan Kekecewaan dalam Hidup ini ?
- Kenapa ada manusia yang miskin dan ada manusia yang berkelimpahan harta ?
- kenapa kita sebagai manusia harus mengalami masa Penuaan setelah dengan susah payah kita bekerja keras didalam profesi, kerjaan dan usaha kita masing-masing, yang dimulai dari perjalanan hidup kita lahir, aqil balik, tumbuh menjadi dewasa, sekolah, kuliah, bekerja, pensiun, menua dan pada akhirnya mengalami kematian yang dimulai dengan melemahnya setiap bagian dari anggota tubuh kita ini ?
- dari mana asal kita dan kemana pula jika kita sudah meninggalkan dunia ini ?
- Guna bisa mendapatkan jawaban diatas, mulai berproseslah kita untuk mencari Jawabannya, baik dengan merenungi fenonema alam, tumbuhan, batu-batuan, binatang, pergantian malam dan siang, adanya matahari, bumi dan bulan serta bintang, yang pada akhirnya kita membutuhkan data yang bisa kita baca, pelajari, hayati dan renungkan;
- Kalau bagi Penulis sendiri karena Orang Tua Penulis adalah Muslim maka Penulis berusaha membaca dari Kitab Suci AL Quran maupun Hadist serta buku bacaan karangan yang ahli terkait hal kepercayaan dan keimanan ini. Namun ada kalanya Penulis sibuk dengan hal yang lain sehingga kadangkala lupa untuk membaca Kitab Suci tersebut, karena Iman bisa naik dan turun menurut keterangan Para Ahli Tausyiah dan ahli agama.
- Berdasarkan uraian diatas maka, guna memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, kita harus mencari dengan "Ilmu keyakinan" yang membicarakan Kebenaran Siapa Pencipta dari Alam Semesta ini ? Hal mana sepenuhnya tergantung pada situasi dikalangan mana kita dibesarkan serta lingkungan apa yang mengitari perjalanan kehidupan kita ini dari kecil, akil baliq, remaja, dewasa, hingga kita menjadi tua. Memang setiap manusia mempunyai pandangan berbeda-beda tergantung dari lingkungan adat, sosial, taraf pendidikan, budaya, adat, lingkungan sosial disekeliling kita.
- Untuk hal inilah diperlukan adanya Informasi yang datangnya dari Pencipta dari Kehidupan dan kematian ini. Maka diperlukan adanya "Keimanan" dan "Keyakinan" yang bisa kita pegang agar hidup kita bisa terarah dan tidak terombang-ambing tidak menentu. Disinilah perlunya "Bantuan dari ALLAH" untuk dapat menuntun kita untuk mau mendapatkan jawaban yang tepat dan benar, dimana jika kita mau membaca Kitab Suci yang ada tentunya kita dapat memperoleh jawabannya.
- Kita juga memperoleh informasi bahwa dalam memulai membaca Kitab Suci Al Quran kita diminta untuk mohon Perlindungan kepada ALLAH dari Godaan Syaitan agar pemahaman kita tidak dibelokin oleh pemikiran dan pemahaman yang salah dari Syaitan ini.
- Jangan sampai kita menyesal di Hari Kiamat, jika kesempatan untuk berobat telah diberikan ALLAH didunia ini, namun kita menyia-nyiakan waktu yang masih diberikan kepada kita, sebelum nyawa berada di Kerongkongan karena hendak dicabut oleh Malaikat Maut sebagai utusan dan petugas dari ALLAH untuk mencabut Nyawa kita dari Tubuh kita.
- Selanjutnya kita juga harus sholat Tobat dan Sholat Malam dengan sungguh - sungguh mau mengerjakan Sholat malam dan mohon untuk senantiasa di jaga ALLAH untuk mau mentaati ALLAH dan kita harus paksakan diri kita untuk membaca dan mendengarkan ayat Suci ALLAH dari Kitab Suci Al Quran atau dari Gigital Al Quran, serta mendengarkan Tausyiah baik di Mesjid dekat rumah kita maupun melalui You Tube yang sekarang banyak sekali Tausyiah di You Tube untuk bisa mendapatkan pencerahan dari Para Ahli Agama dengan berbagai Tema.
- Nanti tidak terasa kita akan merasakan perbedaan dalam perasaan termasuk Qolbu kita akan adanya ketenangan, kenikmatan serta pemahaman dan keinginan lebih jauh untuk memperdalam pembacaan Kitab Suci - Al Quran dengan pemahaman dan penghayatan Insya ALLAH diberkahi ALLAH.
Jakarta, 12 Maret 2016
Agung Supomo Suleiman &
Friday, March 11, 2016
KEIMANAN PROSES PERJALANAN NAIK TURUN
Dengan adanya kawanku Ichwan membuat WA Kafah-Komunitas Al-Fatihah, Penulis sangat merasakan bersyukur dan beruntung karena Insya ALLAH, Penulis bisa lebih terarah didalam melakukan Penulisan di Blog Nikmatnya Iman ini. Memang Penulis dari dahulu senang menulis dengan macam-macam Tema, agar bisa tercatat apa yang ada di pikiran Penulis pada satu saat dari Fragmentasi Perjalanan kehidupan kita.
Dengan bertambahnya umur yang diberikan dan diizinkan ALLAH kepada kita, maka terasa bahwa kita harus ada Pegangan yang kuat untuk bisa kita pegang agar kehidupan kita tidak menjadi terombang-ambing dan tidak terarah engga karu-karuan bahkan bisa tersesat kejalan yang tidak benar didalam perjalanan dunia yang makin canggih dan kompleks ini.
Kita bisa melihat bahwa hubungan antara benua semakin terasa dekat untuk bisa berkomunikasi melalui Teknologi Internet maupun WA, Facebook, Twiter, Skype yang sudah tidak mengenal lagi sekat dan batas Geographis. Proses pengenalan Keimanan yang naik turun memang merupakan suatu proses jatuh bangun dengan pengalaman perjalanan hidup kita masing-masing, dimana dengan perjalanan hidup yang sudah kita lalui kita merasakan membutuhkan suatu Pegangan yang teguh dan kuat yang tidak lentur dengan zaman. Nah Penulis yang dilahirkan oleh orang tua yang muslim tentunya diajarkan untuk membaca Kitab Suci Al Quran. Dengan Penulis memaksakan diri untuk mau membaca kandungan isi Al Quran, kita temukan ayat yang menyatakan bahwa keimanan kepada ALLAH mempunyai Pegangan yang kuat dan tidak akan putus, yaitu terdapat dalam
Surat Al Baqarah ayat 256 :
Allah Ta’ala berfirman,لآَإِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 256).
Disini kita lihat bahwa ALLAH berfirman :......tidak ada paksaan dalam beragama, karena sesungguhnya sudah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat, dimana disebutkan bahwa barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada ALLAH, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada "Buhul Tali yang amat Kuat yang tidak akan Putus.
- Bayangkan saja ALLAH yang menciptakan ALAM Semesta alam ini, telah membuat perumpamaan bahwa barang siapa yang beriman kepada ALLAH, diumpamakan dia telah berpegang kepada Buhul Tali Yang Amat Kuat yang tidak akan Putus;
Karena yang berfirman adalah ALLAH maka kita sebagai manusia yang beriman, harus membangun perasaan "Keyakinan" dalam Qalbu kita yang "tidak boleh ragu-ragu", bahwa barangsiapa yang ingkar kepada Taghhut, dan beriman kepada ALLAH maka kita diibaratkan oleh ALLAH ...telah memegang Buhul Tali yang Kuat dan tidak akan Putus.
- Dari pengalaman Penulis, untuk membangun keyakinan ini memang adalah melalui proses jatuh bangun didalam perjalanan hidup kita, dimana misalnya Penulis yang berprofesi sebagai Freelance Independent Business Lawyer, sangat kental dengan masalah adanya istilah Iktikad baik versus iktikad buruk, Wanprestasi atas Janji yang sudah disepakati bersama antara Para Pihak dalam suatu Perjanjian Bisnis, seringkali pihak yang mempunyai Modal yang lebih kuat, dalam rangka melaksanakan negosiasi Perjanjian Bisnis, akan terasa hendak bertindak sewenang-wenang terhadap Partner Bisnis atau Mitra Bisnis yang membutuhkan adanya bantuan Modal Investasi awal, sehingga terasa adanya perlakukan yang tidak wajar atau kurang adil dan bijaksana dari salah pihak yang biasanya dilandaskan kepada keserakahan dan hawa nafsu yang ingin cepat mengakumulasikan kekayaan dengan cara yang tidak adil maupun transparan.
- Belum lagi Pihak Birokrat baik di Level Esekutif dan Legislative yang kadangkala didalam membuat Regulasi atau mengeluarkan izin untuk usaha berlaku, seringkali menyalahkan gunakan kekuasaan dan wewenangnya sehingga kalau hanya berdasarkan pada Hukum Dunia semata, yang seringkali kita lihat para anggota DPR maupun Eksekutif, akan berusaha untuk membuat Peraturan hingga Undang-undang yang tidak adil dan seimbang, apalagi jika prosesnya dilalui dengan Lobbying yang tidak fair yang mewakili kepentingan Pemodal, dimana terjadi kepentingan memperkaya diri sendiri dan pribadi dengan menyalahkan gunakan jabatan dan wewenang yang seharusnya dibebankan Amanah dari Rakyat agar bisa mensejahterakan taraf kwalitas dan kwantitas hidup dari Rakyat Umum.

- Maka dengan pengalaman panjang tersebut, Penulis merasakan bahwa semua pejabat baik di Eksekutif, Legislatif, Yudikatif maupun para Pemodal, termasuk Para Lawyer, Penasehat Keuangan, Management, dan semua stack holder haruslah dibekali "Keimanan" kepada ALLAH, Para Rasul, Kitab Suci dan Hari Akhir, agar dapat membatasi Keserakahan dan tindakan yang melampaui batas yang lebih dikendalikan oleh hawa nafsu untuk memperkaya diri sendiri didunia yang serba sementara dan tidak kekal ini.
Semoga....
Jakarta, 12 Maret 2016
Jakarta, 12 Maret 2016
Agung Supomo Suleiman
<
Tuesday, November 10, 2015
DISAAT UMUR SENJA HARUS LEBIH TAKUT HILANG IMAN DARIPADA HILANG REJEKI
Setelah Penulis diizinkan ALLAH berumur lebih dari 64 tahun, Penulis merasakan bahwa keadaan tubuh kita seringkali terasa lelah dan ngantuk padahal kita baru bangun tidur. Apapun alasan rasionalisasinya yang jelas kita sebagai manusia merasa "powerless" dan berusaha untuk mengambil hikmahnya bahwa semua yang ada pada diri kita akan kembali kepada ALLAH termasuk diambil- oleh - NYA sedikit2 kekuatan badan phisik kita,
Maka, sebagai orang yang diciptakan oleh ALLAH, kita harus lebih "Takut" bukan ketakutan kehilangan Rejeki disaat kita sudah mulai berumur, melainkan yang "Harus Lebih kita takutkan" sebagai Makhluk yang diciptakan oleh ALLAH, adalah "Jangan Sampai Iman" kita makin berkurang atau bahkan Hilang disaat kita dipanggil oleh ALLAH dari dunia ini.
Sekian dahulu tulisan Penulis pada kesempatan ini
Jakarta, 11 November 2015
Maka terasa sekali bahwa kita sebagai manusia tidaklah abadi kekuatan tubuh kita, dimana konsekwensinya kita akan merasakan produktifitas berkarya juga berkurang atau terganggu, hal mana tentu bisa menimbulkan rasa khawatiran akan kelanjutan kita untuk dapat bertahan sebagai manusia yang harus melanjutkan hidup bersama isteri dan keluarga.
- Bersyukur kedua anak Penulis sudah bekerja dan mencari nafkah karunia ALLAH, sehingga Penulis harus memikirkan kelanjutan hidup Penulis dan isteri Penulis. Dengan perjalanan umur kita yang cukup lama diberikan oleh ALLAH kepada kita, maka timbul kesadaran keyakinan bahwa setiap tahapan kehidupan kita khususnya stamina phisik kita secara alamiah makin lemah, termasuk sendi-sendi lutut kita, nafas kita, sehingga kita haruslah pandai mendeteksi dan mengevaluasi keadaan phisik kita dengan mencek ke Laboratorium guna mengetahui kadar darah kita yang dapat menunjukan berbagai tanda-tanda atau indikator kadar kolesterol, lemak kita dll. untuk bisa mengetahui keadaan phisik stamina kita, serta berusaha untuk mengelola dan me-manage agar kita bisa mengurangi rasa cape tersebut dengan berolahraga ringan misalnya jalan kaki selama 40 Menit dipagi hari, banyak makan buah papaya dan pisang, minum air putih yang banyak dan juga istirahat tidur yang cukup serta harus berusaha untuk memelihara ibadah kita.Terkait dengan keadaan tubuh phisik kita, maka Penulis sebagai penganut muslim haruslah mengacu kepada Kitab Suci ALLAH yang telah menciptakan kita sebagai manusia, dan kita sebaiknya tidak mengarang-ngarang atau menebak-nebak, kenapa dan mengapa manusia pada akhirnya akan merasa lemah dan mulai hilang daya kekuatan stamina tubuhnya. Untuk hal ini Penulis telah meng- Copy dan Cut Paste dari Website http://www.fadhilza.com/2009/03/renungan/menghadapi-hari-tua.html sebelah,
"Salin"
- dimana ALLAH berfirman ( terjemahannya) :
- dalam Surat Ar Ruum 54- Allah, Dialah yang menciptakan kamu
dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah
itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah
(kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan
Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. ( Ar Ruum 54)"Selesai Salin
- "Selesai salin"
- Dengan membaca informasi dari ALLAH tersebut diatas, kita harus sadar bahwa ALLAH adalah sangat baik dan sangat sayang kepada kita sebagai manusia, karena jika kita sudah mulai merasakan adanya rasa lemah dan berkurangnya kekuatan phisik badan kita, maka kita akan sadar bahwa semua adalah kepunyaan ALLAH dan akan kembali kepada ALLAH melalui proses penuaan atau "aging", dimana ALLAH sebenarnya "telah memberikan sinyal" kepada kita bahwa waktu serta "Jarak" kita dengan bau tanah sudah mendekat, sehingga kita harus hati2 jangan sampai kita mati dalam keadaan iman kita menurun atau hilang.

- Dengan demikian kita malah harus bersyukur kepada ALLAH bahwa selama ini, kita telah di-Cukupkan dengan segala Nikmat selama kita berada didunia ini sehingga bisa diberi kesempatan oleh ALLAH untuk dapat mencapai umur lebih dari 64 Tahun hidup didunia ini, dan ALLAH telah memberikan pesan kepada kita melalui keadaan stamina phisik tubuh kita, bahwa hidup didunia ini hanya bersifat sementara karena "Wadah Infrastruktur Tubuh" kita sebagai manusia sudah mulai melemah yang semula sewaktu lahir kedunia juga lemah kemudian kuat dan kemudian lemah lagi seusai dengan Firman ALLAH dalam Surat 54 Ar Ruum dari Kitab Suci Al Quran diatas.
- Nah, untuk bisa mempertahankan adanya Iman dalam diri kita, maka sesuai dengan Firman ALLAH dalam Kitab Suci AL Quran serta Hadist yang disampaikan kepada kita oleh Para Rasul termasuk Rasul Nabi Muhammad S.A.W., kita sebaiknya berusaha dan memaksakan diri kita untuk mau : Membaca dan mendengarkan Al Quran guna mendapatkan "Ilmu" mengenai Kehidupan dunia, kematian serta Akhirat, Hakekat Hidup, kenapa kita dihidupkan dan dimatikan oleh ALLAH, dan kemana kita setelah kita meninggalkan dunia ini.....
Memang dengan gemerlapan dunia termasuk Indonesia, dimana di kota Jakarta, pada saat ini terlihat banyak sekali pembangunan Gedung2 tinggi, sehingga seringkali menimbulkan angan2 kepada kita bahwa kita akan hidup kekal dan terus menerus langgeng, serta senantiasa tidak merasa puas dengan apa yang telah kita peroleh, padahal, umur manusia pada kenyataan tidak kekal, dan rata2 manusia Indonesia antara 60 - 70 tahunan dan tidak lebih dari 80 tahun kalaupun panjang umurnya akan menjadi lemah, rentan dan tidak berdaya.
- Memang hidup setiap manusia serta umat adalah bergantian seperti siklus kehidupan, dimana generasi muda sedang meniti karier dan generasi tua sudah mencapai masa pensiunnya, serta ada bayi yang baru lahir, maupun banyak pasangan muda yang baru menikah. Begitulah siklus kehidupan yang diciptakan oleh ALLAH yang Maha Pencipta, Maha Pemelihara, Maha Menjaga dan Melihat serta Maha Mengawasi.

Apapun keadaan kita, dikala kita sudah diberikan kesempatan oleh ALLAH untuk hidup lebih dari 64 tahun, maka kita harus campkan dalam hati kita bahwa Kita Harus berusaha Menjaga Iman kita, sebagai suatu elemen yang sangat berharga yang diberikan oleh ALLAH kepada kita untuk kita jaga jangan sampai hilang khususnya jika saatnya malaikat pencabut nyawa akan melaksanakan tugas yang diemban oleh ALLAH untuk mengambil dan mencabut nyawa kita, karena Nabi dan Para Rasul telah diturunkan kedunia oleh ALLAH untuk memberikan kita peringatan akan datangnya kematian serta akan adanya Hari Kebangkitan dan Pembalasan sesuai dengan Firman ALLAH didalam Kitab2 Suci yang diturunkan oleh ALLAH melalui para Rasul dan Nabi2 Utusan ALLAH Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang.
Nah terkait dengan hal ini, aku barusan mendapatkan masukan dari
kawanku Ichwan yang membuat WA Kafah-Komunitas Al Fatihah, adanya
Surat Al Imran ayat 102 yang berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Firman ALLAH diatas, merupakan peringatan kepada kita yang beriman untuk kita baca, hayati, dan ingat dan harus kita hafal supaya Insya ALLAH kita senantiasa ingat dimanapun kita berada, disebabkan kita tidak tahu kapan dan dimana nyawa kita akan dicabut oleh malaikat pencabut nyawa sebagai petugas dan melaksanakan perintah dari ALLAH Yang Maha Kuasa. Yang jelas kematian itu adalah sesuatu yang pasti dan akan terjadi dan akan dialami oleh setiap manusia yang diciptakan oleh ALLAH S.W.T. sesuai dengan Surat 3 ayat 185 dari Al Quran :
Salin :
Surat Ali 'Imran [3] ayat 185
kullu nafsin dzaa-iqatul maut.....
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Selesai salin
Namun kita sebagai manusia, tidak akan mengetahui dimana dan kapan ALLAH akan mengutus malaikat maut untuk mencabut nyawa kita.
Salin :
Surat Ali 'Imran [3] ayat 185
kullu nafsin dzaa-iqatul maut.....
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Namun kita sebagai manusia, tidak akan mengetahui dimana dan kapan ALLAH akan mengutus malaikat maut untuk mencabut nyawa kita.
- Penulis sangat bersyukur mempunyai teman yang perduli untuk mengingatkan kita untuk mau membaca memahami AL Quran khususnya dengan niat ikhlas dari Ichwan untuk membuat WA KAFAH Komunitas Al-Fatihah, untuk dapat menjadi wadah bagi teman-teman saudara muslim, untuk memberikan pencerahan dan memperkaya pengertian, pemahaman dan kemauan serta pengalaman kita atas Kitab Suci Al Quran yang merupakan Pedoman Peringatan dan Kabar Gembira serta Petunjuk bagi semua manusia yang berada didunia ini supaya Insya ALLAH selamat hidup didunia dan di Akhirat. Aamiin Ya Robil Al Amin.
Sekian dahulu tulisan Penulis pada kesempatan ini
Jakarta, 11 November 2015
Agung S.Suleiman jam 1. 21 PM Siang Hari Rabu - DiRevisi Hari Jumat Malam, 11 Maret 2016 untuk dapat memasukan masukan dari Ichwan kawanku yang sama2 dahulu di SMP Sumbangsih.
Wednesday, September 2, 2015
JANGAN LUPA BERDOA minta Perlindungan kepada ALLAH dari Syaitan
Ternyata kita harus senantiasa mendengarkan atau membaca Kitab
Suci Al Quran, dimana banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil
didalamnya termasuk untuk senantiasa minta perlindungan ALLAH dari
godaan, gangguan dan bisikan syaitan yang merupakan musuh nyata kita,
yang harus kita lawan dan cegah dengan senantiasa minta perlindungan
kepada ALLAH Yang Maha Kuasa.
Sehingga tidak sadar elemen hawa nafsu dunia kita ini bisa
terbelokan secara tidak sadar karena memang Syaitan, menurut ALLAH
didalam Kitab Suci ALLAH yaitu AL Quran, akan senantiasa menggoda dari depan, belakang,
kanan kiri kita, dimana misi atau obsesi syaitan adalah membuktikan bahwa level tingkatan Syaitan lebih senior dan materinya terbuat dari Api, sedangkan
manusia terbuat dari elemen materi Tanah, sehingga oleh Syaitan, manusia dianggap lebih rendah dari syaitan, sehingga syaitan menolak perintah ALLAH untuk
tunduk kepada Manusia yang akan dijadikan Khalifah di dunia ini oleh
ALLAH.
Terkait dengan hal ini ada baiknya kita perhatikan, amati, dan mengingat secara cermat atas Dialog yang terjadi antara ALLAH dengan Iblis terkait dengan Obsesi Iblis ini didalam dalam Surat AL Araaf Surat 7 dari Al Quran) yang dimulai dengan ayat 11 dimana disebutkan : terjemahannya :
dari http://jummyacmmi.blogspot.co.id/2010/08/menghadapi-godaan-syetan-hawa-nafsu-dan.html )
Mungkin cukup sekian dahulu tulisan dari Penulis ini
Agung S.Suleiman
Jakarta 2 /Sept/2015 - dan direvisi Hari Jumat 11 September 2015
- Tingkatan Isterinya Imran yang telah melahirkan Mariam memberikan contoh doa minta perlindungan kepada ALLAH dari Syaitan yang terkutuk; Doa ini bisa kita baca dan temukan didalam Surat AL Imran (Surat 3 dari Al Quran : ayat 36) yang terjemahan bahasa Indonesianya di Digital AL Quran berbunyi :
Maka takala isterinya Imran melahirkan anaknya diapun berkata : Ya TUHAN - ku sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan dan ALLAH lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu,
dan anak laki2 tidak seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak2 keturunanya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan terkutuk.
Hal ini penting karena jika lupa untuk berdoa kepada ALLAH untuk meminta perlindungan kepada ALLAH, kita seringkali lupa mengingat ALLAH dalam kehidupan kita sehari2 khususnya jika kita sedang sibuk dengan urusan dunia.

Terkait dengan hal ini ada baiknya kita perhatikan, amati, dan mengingat secara cermat atas Dialog yang terjadi antara ALLAH dengan Iblis terkait dengan Obsesi Iblis ini didalam dalam Surat AL Araaf Surat 7 dari Al Quran) yang dimulai dengan ayat 11 dimana disebutkan : terjemahannya :
"Dan sungguh telah KAMI ciptakan kamu ( Adam) kemudian Kami bentuk tubuhmu, Kemudian (saat itu) Kami berfirman kepada para malaikat "Bersudjudlah kamu kepada kepada Adam. Maka mereka bersujud kecuali iblis. Dia tidaklah termasuk mereka yang sujud.
Ayat 12 dari Surat 7 Al Araaf ini ALLAH berfirman: Apakah yang menghalangi kamu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu AKU menyuruhmu. Menjawab Iblis : "Saya lebih baik daripadanya.Engkau ciptakan saya dari api. Sedangkan dia ENGKAU ciptakan dari tanah.
Allah berfirman dalam Ayat 13 : turunlah kamu dari Surga karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri didalamnya, maka keluarlah sesungguhnya kamu termasuk mereka yang hina.
ayat 15 ALLAH berfirman : Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.
- Ayat 14: Iblis menjawab : Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.
- ayat 16: Iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan(menghalan-halangi) mereka dari jalan ENGKAU lurus.
ayat 17 : Kemudian saya akan menghalangi mereka dari muka dan belakang mereka dari kanan dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapat "kebanyakan" mereka bersyukur (ta'at)
- ayat 18 : ALLAH berfirman:
Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa diantara mereka mengikuti kamu benar-benar AKU akan mengisi Neraka Jahanam dengan kamu semuanya.
Mengingat Penulis berprofesi sebagai Konsultan Hukum / Independent Business Lawyer, maka Penulis akan mencoba mengamati Dialog antara ALLAH dengan Iblis terkait dengan kesombongan Iblis yang tidak mau tunduk kepada manusia yang bernama Adam, karena Iblis merasa dirinya lebih Senior dan terbuat dari Materi Api, dari aspek Perjanjian antara Iblis dan ALLAH;Dalam Dialog yang tersirat adanya sifat perjanjian, Iblis minta ditangguhkan sampai manusia (Adam ) dibangkitkan hari Kebangkitan, dan karena Iblis sudah dihukum tersesat, terhina dan terusir dari Surga untuk dimasukan kedalam Neraka Jahanam, maka Iblis menyatakan kepada ALLAH bahwa Iblis akan menghalangi manusia dari Jalan ALLAH yang lurus baik dari muka dan belakang dari kanan dan kiri manusia sebagaimana terurai diatas.
- Dari dialog tersebut diatas, terlihat bahwa ALLAH mengabulkan permintaan Iblis untuk ditangguhkan, dimana ALLAH juga menyatakan : Sesungguhnya siapa diantara manusia yang mengikuti Iblis benar-benar ALLAH akan mengisi Neraka Jahanam dengan semua yang mengikuti Iblis.
- Setiap manusia mempunyai kelemahan dan kekurangan maupun seringkali tergoda dengan hawa nafsu baik terkait harta bisa berupa kuda (kini kendaraan), tahta, pangkat, kedudukan, kekuasaan, uang, perhiasan, wanita, dan keinginan serta kesenangan dunia lainnya, dimana jika manusia mengikuti hawa nafsu serta terjebak kedalam keserakahan maka tentunya hal ini merupakan entry point bagi syaitan untuk menggoda dengan berbagai cara, yang kita tidak sadari karena manusia memang diilhamkan oleh ALLAH dengan sifat kecenderungan fujuroha atau negatif maupun kebaikan. ..".wa alhama fujuroha wa taqwaha .....".
- Oleh karenanya, kita tidak boleh sombong sudah merasa kuat dalam ke taqwaan kita, karena melalui pintu sombong tadi celah syaitan bisa masuk;
- Hal yang penting kita tidak boleh lupa membaca serta mendengarkan Kitab Suci Al Quran meskipun hanya satu ayat 1 hari, dan untuk Pria paksaan diri kita untuk sholat berjamah di Mesdjid, Insya ALLAH membawa berkah serta bisa meluruskan niat kita didalam berkarya atau beramal saleh karena mencari Ridho ALLAH.
- Namanya manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa, sehingga jika kita terjatuh dalam gelimang dosa, segera mohon ampun kepada ALLAH dan mohon kepada ALLAH perlindungan dari godaan syaitan. Karena pada diri kita ada rasa penyesalan, dimana terdapat Firman ALLAH terkait penyesalan ini :( Penulis Cut Paste dari http://jummyacmmi.blogspot.co.id/2010/08/menghadapi-godaan-syetan-hawa-nafsu-dan.html
- (Mulai Salinan Cut Pastenya:
Nafsul Lawwamah Allah SWT berfirman, "Aku bersumpah demi hari kiamat, Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri),"(Al-Qiyamah: 1-2).Mujahid menafsirkan ayat di atas, "Ia adalah jiwa yang menyesali dirinya sendiri atas kejahatan, mengapa ia lakukan dan menyesali kebaikan, mengapa ia tidak banyak mengerjakannya. Dan ia senantiasa menyesali meski telah bersungguh-sungguh dalam melakukan keta'atan."Al-Farra' berkata, "Tiada jiwa yang baik ataupun yang fajir itu melainkan ia menyesali dirinya, jika ia mengerjakan kebaikan, ia mengatakan, 'Mengapa engkau tidak menambahnya lebih banyak?' Dan jika ia melakukan perbuatan buruk, ia mengatakan, 'Duhai kiranya aku tidak mengerjakannya!' Jadi bisa dikata bahwa ia merupakan sanjungan bagi jiwa." ( Selesai Cut Paste nya) - Kita sebagai manusia seringkali mengulang lagi kesalahan didalam melakukan perbuatan dosa yang sama lagi. Untuk hal mana kita harus senantisa berusaha memaksa diri kita untuk mau ingat bahwa "Kematian adalah pasti", namun kapan waktunya dan dimana, adalah "Rahasia dari ALLAH", sehingga janganlah kita lupa untuk senantiasa ingat akan kematian yang bisa datang kapan saja, dan ingat kepada Firman ALLAH dalam Surat 3 ALI Imran ayat 102 : (terjemahannya) :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
- pemahamannya menurut pandangan Penulis adalah antara lain mudah2 kita wafat dalam keadaan sedang tobat, mohon ampun kepada ALLAH, memperbaiki diri untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan kita, dimana kita sedang berada di jalan ALLAH yang lurus dan bertaqwa kepada ALLAH Yang telah Memberikan kita Kehidupan baik didunia maupun di Akhirat.
Jadi kita haruslah "memaksa diri kita sendiri" untuk mau :
- membaca Kitab Suci ALLAH yang bagi umat muslim adalah Al Quran dan
- bergaulah dengan orang yang berusaha dekat dengan ALLAH antara lain para Ustadz, hadirilah Tausyiah,
- hindari zona maksiat atau pikiran2 maksiat, berfoya2 berlebihan, hubud dunia berlebihan, terlalu konsumeris, materialis, dan kita harus berusaha gaya hidup yang sedang2 atau berada ditengah2, senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan ALLAH kepada kita, dan kita harus seringkali bertobat dan mohon ampun kepada ALLAH Yang Maha Pengampun dan Penerima Taubat, serta kuatkan tekad untuk hidjrah ke jalan yang benar dan lurus yang di Ridhoi ALLAH sesuai tuntunan ALLAH dalam Kitab Suci ALLAH dan Sunnah Nabi, agar kita terhindar dari pengaruh godaan Syaitan yang mempunyai obsesi untuk membuktikan bahwa Syaitan lebih tinggi derajatnya dari manusia, karena syaitan sifatnya Sombong - merasa dirinya lebih senior dan merasa lebih tinggi derajatnya karena merasa diciptakan ALLAH dari bahan dasar "api" yang lebih mulia dari tanah, sedangkan disisi lain manusia turunan Adam yang diciptakan ALLAH dari Tanah seringkali "lemah didalam kemauan" untuk menangkal godaan bisikan dari syaitan, karena manusia memang juga dibekali dengan Hawa Nafsu, dimana "hawa nafsu" ini "senantiasa cenderung" membawa kita kepada :
kepada Ketamakan, Rakus, Serakah, terlalu Egois, Ngiri, Dengki, Hasad, sombong, merasa lebih hebat dari orang lain, kecuali hawa nafsu yang dirahmati oleh ALLAH sesuai dengan Firman ALLAH dalam Surat Yusuf ayat 53 dari Al Quran yang terjemahannya berbunyi :"Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,"(Yusuf: 53). Catatan : Nafsu ini disebut Ulama sebagai Nafsul Ammaarah bis Suu' sesuai sumber
dari http://jummyacmmi.blogspot.co.id/2010/08/menghadapi-godaan-syetan-hawa-nafsu-dan.html )
Maka kita sebagai manusia yang penuh dengan kelemahan haruslah senantiasa meminta perlindungan kepada ALLAH untuk menguatkan keimanan dan kekuatan kita untuk mau bertaqwa kepada ALLAH, dengan mengikuti perintah ALLAH dan menjauhkan dari larangan ALLAH yang tercantum dalam Kitab Suci dari ALLAH yang telah diturunkan ALLAH kepada manusia melalui Rasul dan para Nabi yang dipilih oleh ALLAH agar kita mendapatkan Petunjuk kenapa kita berada didunia dan kenapa ada kehidupan, kematian dan kebangkitan, pembalasan di hari Akhirat.
- Untuk pengetahuan mana kita tidak bisa mengarang-ngarang dengan versi kita sendiri, melainkan harus berdasarkan Informasi dari ALLAH sebagai Dzat yang menciptakan Kehidupan, kematian, kebangkitan serta Hari Pembalasan, dimana ALLAH itu MAHA ADIL dan sangat teliti didalam memutuskan siapa yang Masuk Syurga dan Siapa yang masuk ke Neraka. Jadi selain kita meminta perlindungan kepada ALLAH kita juga juga harus berusaha untuk memperkuat diri kita untuk berusaha "sadar Diri" dengan senatiasa Ingat kepada ALLAH dengan bersyukur, sabar dan bertobat serta mau memperbaiki diri kita dengan meminta pertolongan kepada ALLAH Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Penolong.
Mungkin cukup sekian dahulu tulisan dari Penulis ini
Agung S.Suleiman
Jakarta 2 /Sept/2015 - dan direvisi Hari Jumat 11 September 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)