Thursday, May 26, 2016

Malaikat Wafatkan Orang Dalam Keadaan Berbuat Zalim atau Baik

Bagi kita manusia yang telah diberikan ALLAH umur 64 tahun lebih, secara alamiah dan sunatullah,  badan phisik kita staminanya mulai menurun. Kadangkala kita merasa gelisah karena  secara produktivitas kerja terpengaruh dengan keadaan phisik kita yang turun staminanya. Jika kita bangun tengah malam, adakalnya kita merasa gelisah,  karena kita biasa aktif melakukan pekerjaan, namun dengan harga minyak  Global turun  proyek Migas yang butuh bantuan jasa hukum, juga terhimbas. 
  • Penulis jika bangun malam dalam keadaan gelisah, biasanya sebagai penganut muslim, langsung membaca Kitab Suci Al Quran, dengan pelan-pelan "Tartil" guna memahami isinya, yang per kata terjemahan bahasa Indonesia, sehingga bisa mengerti isi Firman - Pesan ALLAH.
Tadi malam Surat yang Penulis baca, Surat An Nahl Surat 16 Lebah dari Alquran, dimana di  permulaan ayat (Terjemahan Bahasa Indonesianya),  ALLAH menerangkan sudah ada ketetapan ALLAH bahwa Hari Kiamat pasti akan datang, sehingga kita diminta untuk jangan minta disegerakan datangnya, Maha Suci ALLAH dari apa yang mereka persekutukan (terjemahan ayat 1 nya).
Kemudian ayat 2 menerangkan DIA menurunkan para Malaikat membawa wahyu dengan perintah ALLAH kepada siapa yang DIA kehendaki daripada hamba-hambanya yaitu hendaklah kamu sekalian memberi peringatan, bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan AKU,  maka bertakwalah kamu kepada KU.
 Dipermulaan Surat An Nahl,  ALLAH S.W.T. menerangkan bahwa ALLAH S.W.T. menciptakan manusia dari air mani  (nuftah), namun manusia ini, tiba-tiba menjadi pembantah yang nyata (ayat 4 Surat An Nahl).  Selanjutnya ALLAH berfirman bahwa ALLAH menurunkan air hujan dari langit adalah untuk kamu, untuk bisa diminum,  maupun menyuburkan tanaman atau tumbuhan sehingga kamu bisa mengembalakan ternak, (yang  memakan) rumput dan tumbuhan (ayat 10), DIA menumbuhkan bagi kamu dengannya (maksudnya dengan air itu) tanam-tanaman, zaitun, korma dan segala macam buah-buahan (ayat 11). Demikan itu adalah tanda-tanda (kekuasaan ALLAH ) bagi kaum yang memikirkan (li qaumin tafakkaruuna).
    Dia menundukan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu,  dan bintang-bintang ditundukan dengan perintah-NYA. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah tanda-tanda (kekuasaan ALLAH) bagi kaum yang memahami (ayat 12).  Dan apa2 yang Dia ciptakan dimuka bumi dengan bermacam-macam warnanya adalah untuk kamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah tanda-tanda (kekuasaan ALLAH) bagi kaum yang mengambil pelajaran. (ayat 13)  (Li qaumin yadzakkaruuna).
Selanjutnya pada ayat 14 ALLAH menerangkan Dan DIA-lah yang menundukan lautan agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan darinya perhiasan yang kamu memakainya, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan agar kamu dapat mencari karunia NYA, dan agar kamu bersyukur (wala allakum tasykuruuna)

Dan DIA manancapkan gunung-gunung dibumi ini, agar tidak goncang bersama kamu, dan (DIA mengadakan) sungai2 dan jalan agar kamu mendapat petunjuk.  
Maka kita bisa melihat bahwa ternyata semua yang ada di Alam ini  diciptakan oleh ALLAH untuk kita sebagai manusia, dimana karenanya dengan banyaknya Tanda-tanda kebesaran ALLAH tersebut,  kita diminta untuk (i)berfikir, (ii) menggunakan akal dan hendaknya kita (iii) menjadikan Pelajaran, bahwa ALLAH adalah   sangat baik, kasih sayang  kepada kita karena telah diberikan banyak Kenikmatan  kecukupan kepada kita manusia.
 Namun sayangnya, terindikasi dari dalam Kitab Suci dari ALLAH bahwa banyak dari kita yang tidak mau bersyukur, serta tidak mau menggunakan akal kita untuk berfikir, akan  kebesaran kekuasaan dan Kasih Sayang ALLAH kepada kita. Tentu ALLAH yang telah menciptakan semua itu meminta kepada kita untuk bertaqwa kepada ALLAH dan hanya mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali ALLAH Yang Maha Pencipta. Hal ini semua sebenarnya adalah untuk keuntungan dan manfaat diri kita sendiri bukan siapa-siapa kecuali kita sendiri. 

Dalam Ayat 18 dari Surat Lebah atau An Nahl (Surat 16 dari Al Quran ini),  ALLAH berfirman bahwa jika kamu menghitung-hitung nikmat ALLAH, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. Sesungguhnya ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang - (Innal lahha laghafuurun rahimun).
Nah bagi Para Rekan yang sudah berumur 60 Tahun lebih, ada hal penting yang perlu kita renungkan di ayat 28 dan ayat 32 dari Surat An An Nahl yang berkait dengan Malaikat yang ditugaskan ALLAH untuk mewafatkan Orang Dalam Keadaan Berbuat Zalim atau  Baik.
Dimana ayat 28 ALLAH berfirman :  Orang-orang yang Malaikat mewafatkan mereka dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerahkan diri (sambil berkata) : Kami tidak mengerjakan kejahatan Malaikat Menjawab: Ya sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. ayat 29 Maka masukilah pintu -pintu neraka jahanam, keadaan kekal didalamnya, maka amat buruklah tempat orang-orang yang sombong itu. 

Sedangkan ayat 32 ALLAH berfirman : orang-orang yang diwafatkan oleh Malaikat dalam keadaan baik, mereka (Malaikat) menyatakan : Sejahtera atasmu, masuklah kamu kedalam Surga, disebabkan apa yang telah kamu kerjakan     


Karena kita sudah berumur lebih dari 60 Tahun, tentunya risiko diwafatkan oleh Malaikat sebagai pasukan ALLAH akan tinggi, sehingga terserah kepada pilihan kita mau diwafatkan Malaikat dalam keadaan kita sedang Menzalimi diri kita sendiri, ataukah mau diwafatkan Malaikat sebagai pasukan ALLAH dalam keadaan baik.Yang jelas setiap manusia akan merasakan mati, namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita dijemput Malaikat yang ditugaskan ALLAH untuk Mewafatkan kita.

Tentuya, kita sebagai manusia yang sudah diberikan oleh ALLAH umur panjang, mulailah merenung bahwa dengan Badan Phisik kita yang mulai melemah, ALLAH dengan Sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta Maha Pemgampun, sebenarnya  hendak menyampaikan pesan kepada kita; 

Pesan ALLAH tersebut adalah bahwa sebelum kita di wafatkan oleh Malaikat sebagai perintah ALLAH, sebagai tertera dalam ayat 29 dan 32 Surat 16 An Nahl dari Al Quran, kita diberi  tanda-tanda mulai melemahnya phisik organ  tubuh kita, maka  sebaiknya kita  menyiapkan diri untuk berada dalam keadaan baik dan  bukan keadaan kita sedang mendzalimi diri kita sendiri.
Maka kita masih diberikan kesempatan waktu untuk memperbaiki diri dengan bertobat,  mengevaluasi diri kita masing-masing, mau berujung apa kehidupan kita didunia ini.     
  • Memang,  ternyata dengan kita mau memaksakan diri kita untuk Membaca Kitab Suci Al Quran sebagai Firman ALLAH, bagi orang muslim, adalah  sangat penting bagi kita, dimana rasa Gelisah di diri kita yang berumur 60-an keatas, bisa menjadi tenang kembali, saat terbangun ditengah malam, untuk kemudian tidur kembali istirahat, atau sembahyang Tahajud dahulu, tergantung kapan kita mau Sholat malam dengan melihat jam tentunya. 
Adalah hal  penting bagi kita, untuk senantiasa bersyukur atas telah "Banyaknya Nikmat ALLAH" yang telah diberikan kepada kita manusia selama kita berada didunia ini, namun rasanya seperti "Taken For Granted", sehingga kita seolah-olah melupakan segala kenikmatan yang telah diberikan ALLAH selama ini kepada kita.        
Jakarta, 26 Mei 2016
Agung Supomo Suleiman
<

Saturday, May 7, 2016

PENGERTIAN RAMADHAN SATU RANGKAIAN PARALEL - TEREDUKSI

Lumayan pagi ini mendapatkan Kuliah subuh Minggu Pagi tanggal 8 Mei 2016 - Bulan Shaban- dari Ustad Ir.Furqon, dimana temanya adalah Meningkatkan Kwalitas diri dalam Bulan Ramadhan, dimana saatnya bagi kita untuk Mengevaluasi diri. Ternyatanya Bulan Ramadhan bukan hanya penekanan Puasa melainkan juga harus secara utuh dibaca isi kandungan  Surat 183 hingga 189 dari Kitab Suci Al Quran, yang menyeluruh - atau Rangkaian Paralel,  dimana terdiri dari 4 Elemen yaitu :
Berpuasa supaya Bertaqwa terus  ayat 183
Bersyukur ayat 185, 
Rusydi ayat 186 yaitu Bijaksana dan 
Falah yaitu sukses Dunia dan Akhirat ayat 189. 
Dengan demikian Ustad Furqon menekankan Pengertian Bulan Ramadhan - Satu Rangkaian yang Paralel yang hendak dicapai. Selama ini secara tidak terasa pengertian datangnya Bulan Ramadhan pemahaman dan pengertiannya yang disampaikan "TEREDUKSI". Selanjutnya menurut Ustad, ternyata Rasul hanya melakukan 7 sampai 9 Kali melakukan Puasa Bulan Ramadhan. Bahkan tanggal 18 Ramadahan Rasul,  memerintahkan untuk membatalkan puasa karena Umat Islam merebut kembali kemenangan ke Kota Mekah pada tangal 18 Ramadhan tersebut.
  • Selama ini terkesan bahwa yang diutamakan hanyalah peningkatan Phisik, padahal Puasa adalah menahan diri dari kebutuhan makanan Phisik dan Meningkatan secara Utama - Peningkatan Rohani. Sebagai akibatnya pada bulan Puasa malah terindikasi kuat  terjadinya  Inflasi karena para Ibu sibuk mempersiapkan hidangan untuk buka puasa yang terkesan berlebihan, padahal  buka bisa seperti yang dicontohkan Nabi misalnya hanya makan 3 Korma saja dahulu, supaya bisa sholat dan tidak ngantuk, dimana kalau, kebanyakan makan bisa jadi ngantuk, sehingga sholatnya menjadi bisa terganggu. Harusnya dalam bulan Puasa yang terjadi adalah Deflasi.    
Pak Ustad juga menekankan amal jariah jangka panjang yaitu pengumpulan dana Infak untuk jangka panjang yang produktif.
Apa saja amal-amal Ramadhan.
1) Shaum dengan segala tata caranya
Kita harusnya mendahulukan kepentingan publik dan bukan ijtihad Ego masing-masing.
2) Qiyamul Lail  - dimana boleh sendiri boleh ber - Jamaah. Utamakan Shalat berjamaah di Mesjid.
3) Berinteraksi dengan Kitab Suci Al Quran. - 
 pada bulan Ramadhan ini malaikat mendatangani Rasul saat Iftikah dan menurunkan Al Quran - sesuai keterangan Al Quran maupun  Hadist.
Maka marilah kita perbanyak membaca Al Quran dalam Bulan Suci Ramadhan ini.
4) Zakat, Infak dan Shadaqah.
Kita harus sadar bahwa hal ini kita lakukan sebelum Hari dimana tidak ada lagi Transaksi lagi.
Maka kita sebaiknya melakukan amal Jariah  - sebagai Investasi Jangka Panjang yang mengalir terus. Kita bisa menemukan di Website pengertian dari Amal  Jariah ini di https://masshar2000.com/2013/07/18/pengertian-amal-jariah-dan-dosa-jariah/
Pengertiannya adalah perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi yang melakukannya, meskipun ia telah berada di akhirat.  Dengan demikian pahala dari Amalan Jariah tersebut akan terus mengalir kepada yang melakukannya selama ia masih hidup mengikuti atau memanfaatkan hasil amal perbuatannya ketika didunia.
Makanya Pak Ustad Furqon menekankan sebaiknya ada Manager Investasi  untuk memilih Portofolio yang Strategis ber- Jangka Panjang. Semua yang kita pegang hanyalah sementara sedangkan yang jangka Panjang sampai Akhirat kita dapat menjadi Pengguna, jika kita rajin melakukan Amal Jariah. Misalnya membangun sekolah yang ada Penekanan  baik Dunia dan Akhirat yang dilandasi dengan Pegangan Keimanan yang benar dari Kitab Suci yang diturunkan kepada Para Rasul dan Nabi sesuai  pedoman Kitab Suci Al Quran.
5) Banyak Dzikir dan Doa
ALLAH  adalah dekat sehingga kita harus mem inta kepada ALLAH dengan berdoa, sehingga banyaklah berdzikir dan berdoa dan meminta kepada ALLAH.
6) Iftikah di Me sjid
Kita mengetahui dari Al Quran dimana ALLAH berfirman terdapat adanya satu Malam Lailatul Qadar - yang Nilainya lebih dari 1000 Bulan - 83 Tahun 4 Bulan
Selanjutnya Ustad Furqon juga menekankan bahwa manusia terdiri dari :
  1. RUH dimana ALLAH hanya memberitahu kepada kita sedikit mengenai Ruh ini. 
  2. Mental dan 
  3. Materi (Jazad).
Phisik kita memang harus Sehat didalam mempersiapkan Bulan Ramadhan ini. Namun Aspek Rohani - Adalah target Utama - sehingga Insya ALLAH dapat tercapai Sehat Rohani. 
Dengan Sehat Rohani akan berefek Positif kepada Mental dan Jazad manusia.
  • Dalam Kuliah Subuh ini juga di tekankan Pokok Utama SDM- yang Unggul baru Teknologi. Hal ini muncul atas response dari Penanya di Floor Kuliah Subuh di Mesjid AL Mukhlisin -Cilandak Kompleks Deplu, Gandaria Selatan,  yang merasakan perlunya adanya Penekanan Peningkatan Kwalitas dari Ustad yang menjelaskan secara Komunikatif kepada para Umat yang hendak mendengarkan Tausyiah - Ceramah di Mesjid,  dengan penekanan pada  "Kwalitas dan Mutu" dari Ibadah ini, yang harus lebih Komprehensif - Menyeluruh - Satu Ranggakian Paralel Yang Utuh. Sehingga kita bisa juga "Jejak Dibumi" sebagai Ladang Di Akhirat. 
Dengan demikian Pembangunan Kwalitas ini harusnya secara Melembaga yang dimulai dari di Mesjid.
Infak Pengertiannya Bentuk nya Harta sesuai dengan Surat Al Baqarah-  terkait Infak  ---
Wamima (dan sebahagian dari apa )....Razaknahum (telah Kami beri Rezeki mereka) - Yunfiquna (mereka menafkahkan) -
Surat Al Baqarah ayat 3 dari Al Quran

Adapun Sadaqah bisa amal baik seperti memberikan nasehat, sehingga bukan bentuk Harta saja.  
Penekanan Infak   

Demikianlah rangkuman dari Kuliah Subuh yang disampaikan Ustad Ir. Furqon di Mesjid Al Mukhlisin yang tercatat dalam buku catatan kami...semoga bermanfaat...
Jakarta 8 Juni 2016
Bulan Shaban- 
Agung Supomo Suleiman  
AGUNGSS SPIRITUAL BLOG
<

Saturday, March 26, 2016

Pengenalan atas Sang Pencipta

Ternyata kita harus menuntut ilmu untuk bisa meningkatkan keimanan kita. Kita harus bersyukur bahwa kita masih diberikan kehidupan oleh ALLAH Yang Maha Kuasa sehingga kita bisa berusaha untuk memohon ampun kepada ALLAH atas segala dosa yang telah kita lakukan didunia ini, dan berusaha untuk memperbaiki kwalitas keimanan kita dengan berusaha memaksakan diri kita untuk membaca Kitab Suci Al Quran agar supaya kita bisa mendapatkan Petunjuk dari ALLAH yang disampaikan ALLAH  kepada kita melalui utusan dan Rasul ALLAH yaitu  Nabi dan Rasul Muhammad S.A.W. 
  • Tanpa kita mau membaca Al Quran terutama kandungan isinya dan mencoba menghayati pesan apa yang hendak disampaikan oleh ALLAH kepada kita, bagaimana bisa kita meningkatkan iman kita. Bagi kita yang dilahirkan sebagai orang muslim karena orang tua kita muslim, tidaklah cukup untuk bisa mengenal ALLAH, tanpa mendapatkan ilmu yang tertuang dalam Kitab Suci ALLAH,   karena untuk bisa mengenal ALLAH dan mengetahui apa yang diinginkan oleh ALLAH terhadap  kita,  hanyalah dengan  Ilmu dari ALLAH yang hanya bisa kita dapatkan jika kita  memaksakan diri kita untuk mau membaca Kitab Suci AL Quran. Memang segala sesuatu itu adalah melalui proses perjalanan kehidupan kita, tapi sampai berapa lama umur kita yang diberikan ALLAH kepada kita,  tidaklah bisa kita pastikan,  karena kitapun lahir di dunia ini, baik kapan maupun  dimana serta melalui orang tua yang berbangsa apa dan beragama apa,  bukan atas kehendak dari kita,  melainkan adalah semata-mata karena kehendak dan izin dari ALLAH Yang Maha Kuasa. 
Dunia itu memanglah penuh dengan kemisterian, namun begitu sekali kita dilahirkan diatas dunia ini, orang tua kitalah yang pertama kali menanamkan pendidikan baik ilmu kesopanan, etika, budi pekerti maupun pegangan yang dipegang oleh orang tua kita. Menurut pengalaman Penulis yang telah diberikan umur lebih dari 64 tahun hidup didunia oleh ALLAH, maka pendidikan dini atas pengenalan siapa Sang Pencipta kita oleh orang  tua kita adalah sangat membekas dan mewarnai kehidupan kita selanjutnya. 
  • Bekal dari orang tua kita khususnya apakah kita diperkenalkan dengan pengetahuan adanya Sang Maha Pencipta adalah sangat penting. Kalau dilingkungan keluarga kita tidak pernah diperkenalkan  mengenai adanya Sang Maha Pencipta dan hanya diperkenalkan masalah keduniawian tanpa dikaitkan dengan Zat yang menciptakan dunia ini, tentunya sang anak akan dibesarkan dengan keluarga yang model sekuler atau keduniawian saja. Maka kita harus bersyukur jika kita diberikan oleh ALLAH,  orang tua  yang memberikan bekal pengenalan akan Sang Pencipta dari kehidupan ini,  karena hal ini  bisa menanamkan keinginan lebih pada diri kita untuk mencari kebenaran akan adanya Sang Maha Pencipta dari kehidupan kita ini. 
Selanjutnya sekolah dimana kita disekolahkan oleh orang tua kita masing-masing,  secara dini jugalah banyak memainkan peranan didalam mewarnai kehidupan kita dalam masa perjalanan kehidupan kita.  Jika di sekolah kita diajarkan pengenalan akan adanya Sang Maha Pencipta,  tentunya juga berbekas dan berkesan bagi kita untuk lebih lanjutnya mengkaitkan kehidupan ini,  apakah hanya semata-mata keduniaan saja ataukah dikaitkan dengan adanya Sang Maha Pencipta yang menciptakan kita didunia ini. 
  • Lebih lanjut lingkungan rumah kita ikut berperanan mewarnai tingkah pola kelakuan kita didalam berperilaku, maupun mewarnai pembentukan  serta kebiasaan yang pada akhirnya membentuk karakter kita. Nah,  untuk mengenal adanya Sang Maha Pencipta yang menciptakan dunia semesta alam dan diri kita  ini,  tidaklah bisa kita hanya menduga-duga memakai angan-angan atau perkiraan kita khususnya mengenai siapa yang menciptakan kita, dimana kita sebelum kita dilahirkan maupun setelah nanti kita meninggalkan dunia ini, siapa yang menciptakan dunia semesta alam ini beserta seluruh isinya, matahari, bulan, bintang maupun tanaman dan binatang yang ada didunia ini. Banyak persoalan didunia ini yang nampaknya dalam perjalanan tidak kelihatan tuntas dengan pengertian apakah orang yang tidak jujur akan disamakan dengan orang yang tidak jujur setelah ia meninggalkan dunia ini. Bagaimana pertanggung jawaban dari setiap orang didunia yang sementara ini. Apakah kita hanya akan hilang begitu saja seperti debu tanpa adanya pertanggung jawaban apapun  ?
Untuk itulah kita rasakan perlu adanya tuntunan dari Sang Maha Pencipta, melalui informasi yang disampaikan kepada kita sebagai manusia, dimana pada  umumnya kita mengenal adanya  agama,  atau keyakinan kepercayaan yang bisa kita jadikan dasar informasi mengenai Sang Maha Pencipta tersebut.
  • Setelah kita berusaha mencari data atau informasi yang pada era jaman sekarang ini bisa kita peroleh dari berbagai sumber termasuk  melalui Media Internet maupun Google serta You Tube, maka kita bisa mendapatkan berbagai informasi dan sumber yang hendak kita cari khususnya terkait dengan agama serta aliran kepercayaan ini, disamping buku cetakan yang bisa peroleh dari Toko Buku yang tersedia.  Nah apapun sumber dan datanya untuk mendapatkan ilmu tersebut memang haruslah ada kemauan dari diri kita masing-masing untuk mencari kebenaran informasi mengenai siapa Sang Pencipta dari semua semesta alam ini termasuk dunia, diri kita, matahari, bulan, malam dan siang yang bergantian terjadinya silih berganti. Mengingat Penulis dilahirkan dari orang tua yang muslim, maka Penulis tentunya berangkat dari membaca dan mendalami isi Kitab Suci Al Quran, yang kadangkala dengan berlalunya umur kita kita senantiasa merasakan bahwa kita baru saja merasa beriman dan berkeinginan untuk mengenal lebih jauh mengenai ALLAH dimana banyak sekali ayat Al Quran yang menjelaskan sifat dari ALLAH  Sang Maha Pencipta ini. 
Dalam Kitab Suci Al Quran ini selain zamannya Nabi Muhammad S.A.W. juga banyak diceritakan pengenalan dan perintah untuk menyembah hanya kepada ALLAH Yang Maha Esa pada masa dari Para Rasul dan Nabi sebelum Nabi Muhammad S.A.W. yaitu masanya Nabi Musa, Nabi Saleh, Nabi Isa, Nabi Ismail, Nabi Luth dan nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad S.A.W berikut pengikut umatnya maupun kaum yang tidak mempercayai maupun mengingkari Para Rasul dan Nabi utusan ALLAH tersebut.    
  • Hal yang menarik adalah pada saat Nabi Muhammad berdakwah di Mekah maupun Medinah, dilokasi kota tersebut bukannya hampa atas suatu keyakinan, namun pada penduduknya sudah ada keyakinan keimanan baik dari keyakinan yang menyembah Berhala yaitu Para Musyrikin yang tentunya keyakinan itu adalah "sama sekali salah" karena Berhala saja dibuat oleh manusia bagaimana si berhala benda mati tadi bisa memberikan manfaat maupun mudharat  kepada kita; Selanjutnya  dilokasi Mekah dan Medinah ada  pengikut dari Ahli Kitab baik Taurat maupun Injil,  namun kita diinformasikan oleh ALLAH dalam Al Quran telah terjadinya penyimpangan maupun pengingkaran oleh para pengikut Nabi Musa maupun para pengikut Nabi Isa,  setelah Nabi Musa dan Nabi Isa meninggal atas ajaran yang diwahyukan oleh ALLAH kepada Nabi Musa maupun Nabi Isa untuk disampaikan kepada umat Nabi Musa dan Nabi Isa untuk hanya menyembah kepada ALLAH Yang Maha Tunggal. 
Dengan demikian diberitakan oleh ALLAH dalam AL Quran telah  terjadinya penyimpang atas Ajaran Pokok DASAR KETAUHIDAN  maupun Konsep Tidak adanya kebutuhan ALLAH untuk mempunyai anak atau keturunan, karena Zat ALLAH adalah Maha Tunggal Esa dan ALLAH tidak menggantungkan diri pada hal lain serta Zat ALLAH melainkan segala sesuatu adalah tergantung hanya kepada ALLAH yang Maha Kekal Abadi dan ALLAH sama sekali tidak membutuhkan adanya keturunan,   sesuai dengan isi dari Firman ALLAH didalam berbagai surat didalam Kitab Suci Al Quran  khususnya Surat Al Ikhlas. 
  • Penulis Copy dan Cut Paste dari  http://gagaje.blogspot.co.id/2013/05/surah-al-ikhlas.html
    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
    قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
    Qul huwa allaahu ahad(un), allaahu alshshamad(u), lam yalid walam yuulad(u), walam yakullahu kufuwan ahad(un).


    Translate:
    1). Say : He is Allah , the One!
    2). Allah , the eternally Besought of all!
    3). He begetteth not nor was begotten
    4). And there is none comparable unto Him


    Artinya:
    1). Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
    2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
    3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
    4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia

Jadi Konsep Ketauhidan yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim yang telah menentang Bapaknya menyembah berhala adalah berdasarkan Wahyu dan Ilmu Pengetahuan Petunjuk Cahaya ALLAH yang diperoleh Nabi Ibrahim dan dilanjutkan dengan keturunan dari Nabi Ibrahim tersebut hingga kejalur Nabi Isa dan Muhammad S.A.W. sesuai dengan Firman ALLAH didalam Kitab Suci terakhir Al Quran dan Nabi terakhir Nabi Rasul Muhammad S.A.W.     
  • Satu2nya jawaban yang bisa menjawab mengenai siapa Pencipta ALLAH hanyalah dapat diperoleh dari ALLAH sendiri, dan tidak bisa kita karang-karang semau kita. Maka kita harus bersyukur kepada ALLAH jika kita dilahirkan melalui orang tua yang beriman yang memberikan kita pengenalan dini atas   adanya Zat yang menciptakan alam dunia ini termasuk diri kita. 
Kita tidak boleh sedikitpun sombong melainkan harus senantiasa bersyukur sehingga kita punya keinginan untuk terus menerus mencari kebenaran hakiki untuk mau mengenal Zat yang Menciptakan kita, dengan membaca Kitab Suci yang telah diturunkan oleh ALLAH kepada kita, karena banyak orang mualaf yang lebih beriman daripada kita yang lahirnya ber KTP sebagai muslim namun tidak dibekali untuk mau mengenal kenapa kita beragama Islam, dan memikirkan bahwa seolah-olah kita bisa otomatis mendapatkan ilmu Islam dan mengenal Zat Pencipta yang Maha Tunggal dengan benar,  tanpa diberikan Hidayah oleh ALLAH untuk mau membaca Kitab Suci Al Quran yang membenarkan Kitab Suci Taurat dan Injil sepanjang Konsep Ketauhidan sesuai dengan Patokan dalam Kitab Suci Al Quran, karena hanyalah ALLAH yang berkewenang untuk memberikan hidayah kepada kita sesuai dengan kehendak ALLAHl 
Jika kita telah mendapatkan Hidayah serta Taufik dari ALLAH  untuk mau memahami dan melaksanakan perintah ALLAH dan menjauhi larangan ALLAH, maka kita diwajibkan untuk berdakwah oleh Rasul kita Nabi Muhammad S.A.W. walaupun "hanya satu Ayat" untuk menyampaikan pesan ALLAH dan Para Rasul untuk hanya menyembah kepada ALLAH dan sama sekali  tidak boleh syirik menyembah selain ALLAH yang Maha Esa sebagai Konsep Ketauhidan yang sudah diwahyukan kepada Para Rasul dan Nabi sebelum Nabi Muhammad S.A.W. dimana Nabi Muhammad S.A.W adalah merupakan salah satu dari Para Rasul dan Nabi yang membenarkan Rasul dan Nabi terdahulu yaitu Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa yang pernah diutus oleh ALLAH kedunia,  dimana Kitab Suci Al Quran adalah sebagai Benchmark terakhir untuk dijadikan acuan kebenaran Ketauhidan - La Ilaha Ilallah  yaitu tidak ada Ilah yang kita sembah (worship)  melainkan hanya ALLAH, sesuai dengan isi Kitab Suci Al Quran dalam Surat permulaan Al Fatihah maupun Surat Al Baqarah.... semoga kita mendapatkan Hidayah dan Taufik untuk mau memahami ALLAH sesuai dengan ajaran Islam yang berarti Berserah diri hanya kepada ALLAH.....      
Jakarta 26 Maret 2016 Agung Supomo Suleiman Malam Minggu direvisi dini hari 27 Maret 2016.....

Saturday, March 12, 2016

Membaca Kitab Suci AL QURAN Untuk Mendapatkan ILMU DARI ALLAH

Jika kita membaca dan mendengarkan Ceramah maupun Tausyiah melalui You Tube di Era Komunikasi Global ini, maka terekam adanya beberapa cara dan persyaratan untuk dapat menunaikan dan mempertahankan  kwalitas keimanan kita yang memang berpotensi untuk naik dan turun. 
  • Yang ditekankan oleh para ahli pemberi Tausyiah adalah kita harus berpatokan kepada Kitab Suci Al Quran,  yang membenarkan Kitab2 Suci terdahulu yang diturunkan kepada para Rasul dan Nabi terdahulu, dimana kita harus mempunyai Ilmu yang datangnya dari ALLAH untuk dapat melaksanakan pemahaman kita tentang ketaqwaan, ketauhidan terhadap ALLAH Yang Maha Tunggal. 
Permulaan untuk mendapatkan Ilmu dari ALLAH ini  haruslah berpatokan kepada Firman ALLAH didalam Kitab Suci Al Quran yaitu dengan mau "MEMBACA"  Petunjuk dari ALLAH yang telah diturunkan oleh ALLAH melalui Wahyu yang disampaikan oleh ALLAH kepada Nabi Muhammad S.A.W. melalui Malaikat Jibril sebagaimana kita baca dalam Surat  Al Alaq ayat 1 hingga 5.

https://rumaysho.com/3505-tafsir-surat-iqro-1-bacalah-dan-bacalah.html
Surat Al Alaq ayat 1 hingga ayat 5

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

 Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5  

  • Surat Al Alaq ini diturunkan di Gua Hira dan merupakan surat yang pertama kali diturunkan oleh ALLAH melalui Malaikat Jibril kepada Muhammad dimana diperintahkan kepada Beliau  untuk membaca : Bacalah !  dengan (menyebut) Nama Rabbmu Yang Menciptakan, DIA telah menciptakan manusia dari segumpal darah . Bacalah ! dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam ( Pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 
 Jadi pada pokoknya Muhammad ( guna disampaikan kepada Manusia)  diperintahkan oleh ALLAH untuk :
  1. membaca dengan menyebut Nama Rabbmu Yang Menciptakan, dimana dengan membaca dengan ( menyebut ) ALLAH Yang Menciptakan, selanjutnya 
  2. ALLAH memberitahukan bahwa ALLAH menciptakan manusia dari Segumpal Darah
  3. Selanjutnya kita diminta sekali lagi untuk membaca Bacalah !  dengan nama Rabbmu  Yang Maha Pemurah, dan
  4. diberitahu kita oleh ALLAH dalam Surat Al Alaq ini bahwa ALLAH yang mengajarkan kita manusia dengan perantaraan (Pena), dan 
  5. kemudian dengan membaca Surat Al Alaq ini kita diberitahukan bahwa ALLAH yang mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya
Dengan diturunkan Surat AL Alaq ayat 1 - 5 kepada Muhammad yang memang sedang dalam proses mencari kebenaran,  dimana Beliau pergi ke Gua Hira untuk merenung dan memisahkan diri dari keramaian yang diketahui oleh isteri Beliau yaitu Khadijah, maka dengan diturunkan Surat Al Alaq kepada Muhammad,  dimulailah "Zaman Pencerahan"  kepada penduduk Bangsa Arab - Umat manusia -  untuk meluruskan kembali "Mindset" dari manusia atas masalah  Siapa Yang Menciptakan manusia,  dengan membaca Surat Al Alaq ini;   
Muhammad diminta untuk "MEMBACA" dimana bahasa Arab sebagai Bahasa Nabi Muhammad S.A.W. berada di daerah Mekkah adalah "IQRA" dengan Menyebut ALLAH - Rabbmu  Yang Maha Pemurah.  Ke- Maha Pemurahan ALLAH adalah dengan mengajarkan manusia melalui Qolam (Pena) untuk mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya....
Dengan membaca ini kita bisa memperoleh Ilmu...dari ALLAH yang semula manusia tidak mengetahui ...apa yang akan diajarkan ALLAH melalui Qalam (Pena) ini.
Pada kenyataan fakta yang kita alami, jika kita terapkan pada masa kekinian dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk untuk diri kita sendiri, dan lingkungan kita berada, ternyata untuk mau memulai Membaca Kitab Suci yang bernama Al Quran yang telah membenarkan Kitab Suci sebelumnya, adalah "seringkali sulit" untuk memulainya dan harus "kita paksakan pada diri kita" masing-masing, untuk mau mulai membacanya.
  • Hal ini mungkin karena menyangkut faktor Keimanan, khususnya Keimanan kepada ALLAH Yang Maha Tunggal -  dimana nampaknya dibutuhkan adanya kehadiran dan keterbukaan "Qolbu" kita untuk mau "Membaca" - IQRA -  Firman - Kalimat atau KalumuLLAH, yang diturunkan kurang lebih 1500 tahun yang lalu melalui Wahyu kepada  Muhammad melalui Malaikat Djibril, yang pada saat itu Muhammad belum diutus sebagai Rasul atau Nabi, namun Muhammad barulah seorang  manusia yang berusaha untuk mencari lebih dalam pengertian akan hakekat kebenaran yang hakiki dalam kehidupan didunia ini, dengan mengasingkan diri dari keramaian pergi ke GUA HIRA, dan pada akhirnya mendapatkan wahyu pertama kali dari ALLAH melalui Malaikat Djibril yang memerintahkan Muhammad untuk Membaca Surat Al Al Alaq ini. 
Bagi kita dalam masa kekinian,  kita tidak perlu lagi mengasingkan diri ke Gua karena, Petunjuk ALLAH sudah ada di Kitab Suci AL Quran, yang telah diturunkan oleh ALLAH kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Djibril, untuk kita baca. Nah, dalam proses kita untuk mencari tahu Siapa Pencipta kita sebagai manusia, keinginan tahuan ini  adalah masuk  dalam kategori  "Keimanan", sehingga  merupakan masalah "Hidayah" dari ALLAH,  yang diberikan kepada manusia, sesuai kehendaki ALLAH, untuk mau tergerak membaca Kitab Suci Al Quran, yang pada asal muasalnya, kita sebagai manusia memang berniat dan berkeinginan untuk benar-benar mencari "Kebenaran Hakiki"  mengenai Hakekat Kehidupan yang Mendasar  antara lain :
    http://nikmatnyaiman.blogspot.co.id/
  • Mengapa kita sebagai manusia berada dan hidup di Dunia ini ?  
  • Siapa yang Menciptakan kita sebagai manusia ini  ?
  • Siapa yang menciptakan dan Mengatur semua Kehidupan di Alam Semesta ini ?  
  • Kenapa setelah kita terlahir kedunia kita banyak mengalami Cobaan dan Tantangan serta Kegagalan dan Kekecewaan dalam Hidup ini ? 
  • Kenapa ada manusia yang miskin dan ada manusia yang berkelimpahan harta ?
  • kenapa kita sebagai manusia  harus mengalami masa Penuaan setelah dengan susah payah kita bekerja keras didalam profesi, kerjaan dan usaha kita masing-masing, yang dimulai dari perjalanan hidup kita lahir, aqil balik,  tumbuh menjadi dewasa, sekolah, kuliah, bekerja, pensiun, menua dan  pada akhirnya mengalami kematian yang dimulai dengan melemahnya setiap bagian dari anggota tubuh kita ini ?
  • dari mana asal kita dan kemana pula jika kita sudah meninggalkan  dunia ini  ?
Jawaban atas berbagai pertanyaan mendasar diatas, nampaknya tidak dapat  kita "karang-karang" dan duga-duga sendiri, melainkan harus mendapatkan Informasi dari "Yang Menciptakan Kehidupan dan Kematian ini".
  • Guna bisa mendapatkan jawaban diatas, mulai berproseslah kita untuk mencari Jawabannya, baik dengan merenungi fenonema alam, tumbuhan, batu-batuan, binatang, pergantian malam dan siang, adanya matahari, bumi dan bulan serta bintang, yang pada akhirnya kita membutuhkan data yang bisa kita baca, pelajari, hayati dan renungkan; 
Dalam fakta cerita manusia banyak sekali pencarian akan hakekat kebenaran dan misteri kehidupan ini yang dipelajari oleh manusia, yang pada ujungnya jika menyangkut Penciptaan dari Alam Semesta ini manusia akan  mencari data bacaan, dimana banyak manusia yang telah berganti-ganti  buku bacaan untuk mencari jawaban yang dapat memuaskan bathin, hati nurani serta akal pikirannya.
  • Kalau bagi Penulis sendiri karena Orang Tua Penulis adalah Muslim maka Penulis berusaha  membaca dari Kitab Suci AL Quran maupun Hadist serta buku bacaan karangan yang ahli  terkait hal kepercayaan dan keimanan ini.  Namun ada kalanya Penulis sibuk dengan hal yang lain sehingga kadangkala lupa untuk membaca Kitab Suci tersebut,  karena Iman bisa naik dan turun menurut keterangan Para Ahli Tausyiah dan ahli agama. 
Pada kenyataannya bagi manusia  umumnya,  semua  tergantung kepada banyak faktor yang mengelilinginya dan membentuk cara dia berpikir dan berkepercayaan, yaitu antara lain  dimana manusia tersebut  dilahirkan, siapa orang tua manusia  tersebut,  kepercayaan apa yang dipegang oleh Orang Tua yang melahirkan dan membesarkan diri serta mendidik kita,  termasuk siapa yang menanamkan rasa kepercayaan dan keyakinan untuk dapat menjawab pertanyaan- pertanyaan diatas tersebut;
  • Berdasarkan uraian diatas maka,  guna memperoleh  jawaban atas pertanyaan tersebut, kita harus mencari dengan "Ilmu keyakinan"  yang membicarakan Kebenaran Siapa Pencipta dari Alam Semesta ini ? Hal mana sepenuhnya tergantung pada situasi dikalangan mana kita dibesarkan serta lingkungan apa yang mengitari perjalanan kehidupan kita ini dari kecil, akil  baliq, remaja, dewasa, hingga kita menjadi tua. Memang setiap manusia mempunyai pandangan berbeda-beda tergantung dari lingkungan adat, sosial, taraf pendidikan, budaya, adat, lingkungan sosial disekeliling kita. 
Yang seringkali muncul kepermukaan adalah Apakah semua Agama dan Kepercayaan sama ? Dari manakah sumber cikal bakal dari Agama maupun kepercayaan yang dianut oleh manusia tersebut ? Apakah penting dan perlu untuk mengetahui kemana setelah kita meninggalkan Dunia ini ? Kemanakah Orang Tua kita yang telah meninggal Dunia ? Kemana Kakek- dan Nenek kita terdahulu ? Apakah ada Kehidupan lain setelah Kehidupan yang kita alami didunia ini ? Kenapa harus ada proses kematian ? Makin banyak pertanyaan yang bersifat diluar jangkauan kita ini untuk dapat menjawabnya, maka  pada ujungnya kita berkesimpulan bahwa Jawaban atas Pertanyaan Kemanakah setelah kita mati atau Orang Tua serta Kakek Nenek kita meninggal,  perlulah kita mendapatkan jawaban yang tepat dan benar serta tidak membingungkan bahkan menyesatkan. 
  • Untuk hal inilah diperlukan adanya Informasi yang datangnya dari Pencipta dari Kehidupan dan kematian ini. Maka diperlukan adanya "Keimanan" dan "Keyakinan" yang bisa kita pegang agar hidup kita bisa terarah dan tidak terombang-ambing tidak menentu. Disinilah perlunya "Bantuan dari ALLAH" untuk dapat menuntun kita untuk mau mendapatkan jawaban yang tepat dan benar, dimana jika kita mau membaca Kitab Suci yang ada tentunya kita dapat memperoleh jawabannya.  
Mengingat Penulis dilahirkan dari Orang Tua yang menganut Agama Islam, maka Penulis dari semenjak kecil memang sering membaca Kitab Suci  Al Quran, Hadist maupun bacaan Buku yang menceritakan  mengenai masalah Keimanan Islam ini, Dalam perjalanan menjelang Senja ini, Penulis berkeinginan untuk benar-benar secara sungguh-sunggh membaca berulang-ulang Isi Kandungan Kitab Suci Al Quran guna dapat memperoleh  Jawaban atas pertanyaan yang terurai  diatas, untuk hal mana memang ajaib sekali yang dapat dirasakan oleh Qalbu kita yang membaca Kandungan dari Al Quran, dimana kita bisa mendapatkan informasi bahwa ada hati yang tertutup dan ditutup oleh ALLAH karena mengingkari ALLAH serta ayat-ayat ALLAH, meskipun diberi peringatan atau tidak sama saja,   ada Hati (Qolbu)  yang berpenyakit (Fi Qulubihi Maradun) terus ditambah penyakitnya oleh ALLAH, karena memang manusia tersebut berdusta terus menerus;
  • Kita juga memperoleh informasi bahwa dalam memulai membaca Kitab Suci Al Quran kita diminta untuk mohon Perlindungan kepada ALLAH dari Godaan Syaitan agar pemahaman kita tidak dibelokin oleh pemikiran dan pemahaman  yang salah dari Syaitan ini. 
Dalam Kitab Suci Al Quran kita juga temukan bahwa kita haruslah banyak Bertobat atas kesalahan yang telah kita perbuat, karena ALLAH adalah Maha Pengampun, untuk hal mana kita haruslah mengakui kesalahan kita dan Mohon Taubat kepada ALLAH, dan mohon kepada ALLAH agar kita senantiasa mau membaca Kitab Suci Al Quran untuk Insya ALLAH,  mendapatkan Hikmah dan Pemahaman atas pesan ALLAH yang hendak disampaikan kepada kita manusia yang bersifat banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan ini, melalui AL Quran ini. 
  • Jangan sampai kita menyesal di Hari Kiamat, jika kesempatan untuk berobat telah diberikan ALLAH didunia ini, namun kita menyia-nyiakan waktu yang masih diberikan kepada kita, sebelum nyawa berada di Kerongkongan karena hendak dicabut oleh Malaikat Maut sebagai utusan dan petugas dari ALLAH untuk mencabut  Nyawa kita dari Tubuh kita. 
Pengalaman Penulis untuk mendapatkan Pemahaman, atas Kitab Suci Al Quran,  kita haruslah bertaqwa dengan pengertian kita menjauhkan larangan ALLAH dan kita menjalankan perintah ALLAH. Dengan kita berusaha untuk menjauhi larangan ALLAH dengan terlebih dahulu memohon Taubat kepada ALLAH atas dosa-dosa yang kita lakukan, dan mengadakan perbaikan untuk tidak mengulangi tindakan dosa-dosa tersebut; 
  • Selanjutnya kita juga harus sholat Tobat dan Sholat Malam dengan sungguh - sungguh mau mengerjakan Sholat malam dan mohon untuk senantiasa di jaga ALLAH untuk mau mentaati ALLAH dan kita harus paksakan diri kita untuk membaca dan mendengarkan ayat Suci ALLAH dari Kitab Suci Al Quran atau dari Gigital Al Quran,  serta mendengarkan Tausyiah baik di Mesjid dekat rumah kita maupun melalui You Tube yang sekarang banyak sekali Tausyiah di You Tube untuk bisa mendapatkan pencerahan dari Para Ahli Agama   dengan berbagai Tema.   
  • Nanti tidak terasa kita akan merasakan perbedaan dalam perasaan termasuk Qolbu kita akan adanya ketenangan, kenikmatan serta pemahaman dan keinginan lebih jauh untuk memperdalam pembacaan Kitab Suci - Al Quran dengan pemahaman dan penghayatan Insya ALLAH diberkahi ALLAH.    
Mungkin sekian dahulu tulisan Penulis malam Sabtu ini, tanggal  12 Maret 2016 direvisi 13 Maret 2015 Minggu jelang siang hari.
Jakarta, 12 Maret 2016
Agung Supomo Suleiman                                    &

Friday, March 11, 2016

KEIMANAN PROSES PERJALANAN NAIK TURUN

Dengan adanya kawanku Ichwan membuat WA Kafah-Komunitas Al-Fatihah, Penulis  sangat merasakan bersyukur dan beruntung karena Insya ALLAH, Penulis bisa lebih terarah didalam melakukan Penulisan di Blog Nikmatnya Iman ini. Memang Penulis dari dahulu senang  menulis dengan macam-macam  Tema, agar bisa tercatat apa yang ada di pikiran Penulis pada satu saat dari Fragmentasi Perjalanan kehidupan kita.
Dengan bertambahnya umur yang diberikan dan diizinkan ALLAH kepada kita,  maka terasa bahwa kita harus ada Pegangan yang kuat untuk bisa kita pegang agar kehidupan kita tidak menjadi terombang-ambing dan tidak terarah engga karu-karuan bahkan bisa tersesat kejalan yang tidak benar didalam perjalanan dunia yang makin canggih dan kompleks ini.

Kita bisa melihat bahwa hubungan antara benua semakin terasa dekat untuk bisa berkomunikasi   melalui Teknologi Internet maupun WA, Facebook, Twiter, Skype yang  sudah tidak mengenal lagi sekat dan batas Geographis. Proses pengenalan Keimanan yang naik turun memang merupakan suatu proses jatuh bangun dengan pengalaman perjalanan hidup kita masing-masing, dimana dengan perjalanan hidup yang sudah kita lalui kita merasakan membutuhkan suatu Pegangan yang teguh dan kuat yang tidak lentur dengan zaman. Nah Penulis yang dilahirkan oleh orang tua yang muslim tentunya diajarkan untuk membaca Kitab Suci Al Quran. Dengan Penulis memaksakan diri untuk mau membaca kandungan isi Al Quran, kita temukan ayat yang menyatakan bahwa keimanan kepada ALLAH mempunyai Pegangan yang kuat dan tidak akan putus, yaitu terdapat dalam  

Surat Al Baqarah ayat 256 : 
Allah Ta’ala berfirman,

لآَإِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 256).

Disini kita lihat bahwa ALLAH berfirman :......tidak ada paksaan dalam beragama, karena sesungguhnya sudah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat, dimana disebutkan bahwa barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada ALLAH, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada "Buhul Tali yang amat Kuat yang tidak akan Putus. 

  • Bayangkan saja ALLAH yang menciptakan ALAM Semesta alam ini, telah  membuat perumpamaan bahwa barang siapa yang beriman kepada ALLAH, diumpamakan dia telah berpegang kepada Buhul Tali Yang Amat Kuat yang tidak akan Putus; 
Karena yang berfirman adalah ALLAH maka kita sebagai manusia yang beriman, harus membangun perasaan "Keyakinan" dalam Qalbu kita yang "tidak boleh ragu-ragu", bahwa barangsiapa yang ingkar kepada Taghhut, dan beriman kepada ALLAH maka kita diibaratkan oleh ALLAH ...telah memegang Buhul Tali yang Kuat dan tidak akan Putus.
  • Dari pengalaman Penulis, untuk membangun keyakinan ini memang adalah melalui proses jatuh bangun didalam perjalanan hidup kita, dimana misalnya Penulis yang berprofesi sebagai Freelance Independent Business Lawyer, sangat kental dengan masalah adanya istilah Iktikad baik versus iktikad buruk, Wanprestasi atas Janji yang sudah disepakati bersama antara Para Pihak dalam suatu Perjanjian Bisnis, seringkali pihak yang mempunyai Modal yang lebih kuat, dalam rangka melaksanakan negosiasi Perjanjian Bisnis,  akan terasa  hendak  bertindak sewenang-wenang terhadap Partner Bisnis atau Mitra Bisnis yang membutuhkan adanya bantuan Modal Investasi awal, sehingga terasa adanya perlakukan yang tidak wajar atau kurang adil dan bijaksana dari salah pihak yang biasanya dilandaskan kepada keserakahan dan hawa nafsu yang ingin cepat mengakumulasikan kekayaan dengan cara yang tidak adil maupun transparan. 
http://nikmatnyaiman.blogspot.co.id/
  • Belum lagi Pihak Birokrat baik di Level Esekutif dan Legislative yang kadangkala didalam membuat Regulasi atau mengeluarkan izin untuk usaha berlaku, seringkali menyalahkan gunakan kekuasaan dan wewenangnya sehingga kalau hanya berdasarkan pada Hukum Dunia semata, yang seringkali kita lihat para anggota DPR maupun Eksekutif, akan berusaha untuk membuat Peraturan hingga Undang-undang yang tidak adil dan seimbang, apalagi jika prosesnya dilalui dengan Lobbying yang tidak fair yang mewakili kepentingan Pemodal, dimana terjadi kepentingan memperkaya diri sendiri dan pribadi dengan menyalahkan gunakan jabatan dan wewenang yang seharusnya dibebankan Amanah dari Rakyat agar bisa mensejahterakan taraf kwalitas dan kwantitas hidup dari Rakyat Umum. 
Nah, jika manusia yang terlibat tidak mempunyai landasan agama yang benar dari Kitab Suci yang diturunkan dari Pencipta Alam Semesta Alam ini, melalui Para Nabi dan Utusan Rasul ALLAH,  maka akan terjadilah kesemerawutan Peraturan yang merupakan "Produk Politik" yang tidak bermoral dan jauh dari Etika dan Rasa Keadilan kepada masyarakat umum yang membutuhkan perlindungan dan Jaminan adanya Pendidikan, Kesehatan, Rumah tempat tinggal, Pangan yang bergizi, termasuk masalah transportasi Umum yang Aman dan Nyaman.  
  • Maka dengan pengalaman panjang tersebut, Penulis merasakan bahwa semua pejabat baik di Eksekutif, Legislatif, Yudikatif maupun para Pemodal, termasuk Para Lawyer, Penasehat Keuangan, Management, dan semua stack holder haruslah dibekali "Keimanan" kepada ALLAH, Para Rasul, Kitab Suci  dan Hari Akhir, agar dapat membatasi Keserakahan dan tindakan yang melampaui batas yang lebih dikendalikan oleh hawa nafsu untuk memperkaya diri sendiri didunia yang serba sementara dan tidak kekal ini. 
Memang semua manusia mempunyai latar belakang pendidikan serta lingkungan dan dibesarkan ditempat dan suasana yang berbeda-beda dan bermacam ragam, sehingga kita harus juga melakukan pendekatan yang komprehensif dan meluas dari segala macam aspek termasuk aspek Keimanan dan kepercayaan mereka masing-masing. Nah bagi penganut Muslim jika dapat berusaha melakukan penyadaran dengan mau membaca Kitab Suci Al Quran dan mempelajari, memahami,  menghayati dan mengamalkan didunia yang nyata karena dunia ini adalah ladang kita yang hasilnya adalah di Akhirat, maka kita harus berusaha menjadi orang yang meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kita kepada ALLAH, Para Rasul, Kitab Suci, Hari AKhirat atau Hari Kebangkatan dan Haru Pembalasan. 
Semoga....

Jakarta, 12 Maret 2016
Agung Supomo Suleiman <

Tuesday, November 10, 2015

DISAAT UMUR SENJA HARUS LEBIH TAKUT HILANG IMAN DARIPADA HILANG REJEKI

Setelah Penulis diizinkan ALLAH  berumur lebih dari 64 tahun, Penulis merasakan bahwa keadaan tubuh kita seringkali terasa lelah dan ngantuk padahal kita baru bangun tidur. Apapun alasan rasionalisasinya yang jelas kita sebagai manusia merasa "powerless" dan berusaha untuk mengambil hikmahnya bahwa semua yang ada pada diri kita akan kembali kepada ALLAH termasuk diambil- oleh - NYA sedikit2 kekuatan badan phisik kita,
Maka terasa sekali bahwa kita sebagai manusia tidaklah abadi kekuatan tubuh kita,  dimana konsekwensinya kita akan merasakan produktifitas berkarya  juga berkurang atau terganggu, hal mana tentu bisa menimbulkan rasa  khawatiran akan kelanjutan kita untuk dapat bertahan sebagai manusia yang harus melanjutkan hidup bersama isteri dan keluarga.  
  • Bersyukur kedua anak Penulis sudah bekerja dan mencari nafkah karunia ALLAH, sehingga Penulis harus memikirkan kelanjutan hidup Penulis dan isteri Penulis. Dengan perjalanan umur kita yang cukup lama diberikan oleh ALLAH kepada kita, maka timbul kesadaran keyakinan bahwa setiap tahapan kehidupan kita khususnya stamina phisik kita secara alamiah makin lemah, termasuk sendi-sendi lutut kita, nafas kita, sehingga kita haruslah pandai mendeteksi dan mengevaluasi keadaan phisik kita dengan mencek ke Laboratorium guna mengetahui  kadar darah kita yang dapat menunjukan berbagai tanda-tanda atau indikator kadar kolesterol, lemak  kita dll. untuk bisa mengetahui keadaan phisik stamina kita, serta berusaha untuk mengelola dan me-manage agar kita bisa mengurangi rasa cape tersebut dengan berolahraga ringan misalnya jalan kaki selama 40 Menit dipagi hari, banyak makan buah papaya dan pisang, minum air putih yang banyak dan juga istirahat tidur yang cukup serta harus berusaha untuk memelihara ibadah kita.Terkait dengan keadaan tubuh phisik kita,  maka Penulis sebagai penganut muslim haruslah mengacu kepada Kitab Suci ALLAH yang telah menciptakan kita sebagai manusia, dan kita sebaiknya tidak  mengarang-ngarang atau menebak-nebak, kenapa dan mengapa manusia pada akhirnya akan merasa lemah dan mulai hilang daya kekuatan stamina tubuhnya. Untuk hal ini Penulis telah meng- Copy dan Cut Paste dari Website http://www.fadhilza.com/2009/03/renungan/menghadapi-hari-tua.html sebelah, 

"Salin"
  • dimana ALLAH berfirman ( terjemahannya)   :
  • dalam Surat Ar Ruum 54- Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. ( Ar Ruum 54)"Selesai Salin
  • "Selesai salin"
  •  Dengan membaca informasi dari ALLAH tersebut diatas, kita harus sadar bahwa ALLAH adalah sangat baik dan sangat sayang kepada kita sebagai manusia, karena jika kita sudah mulai merasakan adanya rasa lemah dan berkurangnya  kekuatan phisik badan kita, maka kita akan sadar bahwa semua adalah kepunyaan ALLAH dan akan kembali kepada ALLAH melalui proses penuaan atau "aging",  dimana ALLAH sebenarnya "telah memberikan sinyal" kepada kita bahwa waktu serta "Jarak" kita dengan bau tanah sudah mendekat,  sehingga kita harus hati2 jangan sampai kita mati dalam keadaan iman kita menurun atau hilang.       
Maka, sebagai orang  yang diciptakan oleh ALLAH, kita  harus lebih "Takut"  bukan ketakutan kehilangan Rejeki disaat kita sudah mulai berumur,  melainkan yang "Harus Lebih kita takutkan" sebagai Makhluk yang diciptakan oleh ALLAH,  adalah "Jangan Sampai  Iman" kita makin berkurang atau bahkan Hilang disaat kita dipanggil oleh ALLAH dari dunia ini.
  • Dengan demikian kita malah harus bersyukur kepada ALLAH  bahwa selama ini,  kita telah di-Cukupkan dengan segala Nikmat selama kita berada didunia ini sehingga bisa diberi kesempatan oleh ALLAH untuk dapat mencapai umur lebih dari 64 Tahun hidup didunia ini, dan ALLAH telah memberikan pesan kepada kita melalui keadaan stamina phisik tubuh kita, bahwa hidup didunia ini hanya bersifat sementara karena "Wadah Infrastruktur Tubuh" kita sebagai manusia sudah mulai melemah yang semula sewaktu lahir kedunia juga lemah kemudian kuat dan kemudian lemah lagi seusai dengan Firman ALLAH dalam Surat 54 Ar Ruum dari Kitab Suci Al Quran diatas.

  • Nah, untuk bisa mempertahankan adanya Iman dalam diri kita, maka sesuai dengan Firman ALLAH dalam Kitab Suci AL Quran serta Hadist yang disampaikan kepada kita oleh Para Rasul termasuk Rasul Nabi Muhammad S.A.W., kita sebaiknya berusaha dan memaksakan diri kita  untuk mau  : Membaca dan mendengarkan Al Quran guna mendapatkan "Ilmu" mengenai Kehidupan dunia, kematian serta Akhirat, Hakekat Hidup, kenapa kita dihidupkan dan dimatikan oleh ALLAH, dan kemana kita setelah kita meninggalkan dunia ini.....
Memang dengan gemerlapan dunia termasuk Indonesia, dimana di kota Jakarta, pada saat ini  terlihat banyak sekali pembangunan Gedung2 tinggi, sehingga  seringkali menimbulkan angan2 kepada kita bahwa kita akan hidup kekal dan terus menerus langgeng, serta senantiasa tidak merasa puas dengan apa yang telah kita peroleh,  padahal, umur manusia pada kenyataan tidak kekal, dan rata2 manusia Indonesia antara  60 - 70 tahunan dan tidak lebih dari 80 tahun kalaupun panjang umurnya akan menjadi lemah, rentan dan tidak berdaya. 
  • Memang hidup setiap manusia serta umat adalah bergantian seperti siklus kehidupan, dimana generasi muda sedang meniti karier dan generasi tua sudah mencapai masa pensiunnya, serta ada bayi yang baru lahir, maupun banyak pasangan muda yang baru menikah. Begitulah siklus kehidupan yang diciptakan oleh ALLAH yang Maha Pencipta, Maha Pemelihara, Maha Menjaga dan Melihat serta Maha Mengawasi.
Apapun keadaan kita, dikala kita sudah diberikan kesempatan oleh ALLAH untuk hidup lebih dari 64 tahun, maka kita harus campkan dalam hati kita bahwa Kita Harus berusaha Menjaga Iman kita, sebagai suatu elemen yang sangat berharga yang diberikan oleh ALLAH kepada kita untuk kita jaga jangan sampai hilang khususnya jika saatnya malaikat pencabut nyawa akan melaksanakan tugas yang diemban oleh ALLAH untuk mengambil dan mencabut  nyawa kita, karena Nabi dan Para Rasul telah diturunkan kedunia oleh ALLAH untuk memberikan kita peringatan akan datangnya kematian serta akan adanya Hari Kebangkitan dan Pembalasan sesuai dengan Firman ALLAH didalam Kitab2 Suci yang diturunkan oleh ALLAH melalui para Rasul dan Nabi2 Utusan ALLAH Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang.

Nah terkait dengan hal ini, aku barusan mendapatkan masukan dari kawanku Ichwan yang membuat  WA Kafah-Komunitas Al Fatihah,  adanya Surat Al Imran ayat 102 yang berbunyi :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ



Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. 
Firman ALLAH diatas, merupakan peringatan kepada kita yang beriman  untuk kita baca, hayati,   dan ingat dan harus kita hafal supaya Insya ALLAH kita senantiasa ingat dimanapun kita berada, disebabkan  kita tidak tahu kapan dan dimana nyawa kita akan dicabut oleh malaikat pencabut nyawa sebagai petugas dan melaksanakan perintah dari ALLAH Yang Maha Kuasa.  Yang jelas kematian itu adalah sesuatu yang pasti dan akan terjadi dan akan dialami oleh setiap manusia yang diciptakan oleh ALLAH S.W.T. sesuai dengan Surat 3 ayat 185 dari Al Quran

Salin : 
 Surat Ali 'Imran [3] ayat 185

 kullu nafsin dzaa-iqatul maut.....  

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.



 Selesai salin

Namun kita sebagai manusia,  tidak akan mengetahui  dimana dan kapan ALLAH akan mengutus malaikat maut untuk mencabut nyawa kita.

  • Penulis sangat bersyukur mempunyai teman yang perduli untuk mengingatkan kita untuk mau membaca memahami AL Quran khususnya dengan niat ikhlas dari Ichwan untuk membuat WA KAFAH Komunitas Al-Fatihah, untuk dapat menjadi wadah bagi teman-teman saudara muslim,  untuk memberikan pencerahan dan memperkaya pengertian, pemahaman dan kemauan serta pengalaman kita atas Kitab Suci Al Quran yang merupakan Pedoman Peringatan dan Kabar Gembira serta Petunjuk bagi semua manusia yang berada didunia ini supaya Insya ALLAH selamat hidup didunia dan di Akhirat. Aamiin Ya Robil Al Amin.          

Sekian dahulu tulisan Penulis pada kesempatan ini
Jakarta, 11 November 2015
Agung S.Suleiman jam 1. 21 PM Siang Hari Rabu  - DiRevisi Hari Jumat Malam, 11 Maret 2016 untuk dapat memasukan  masukan dari Ichwan kawanku yang sama2 dahulu di SMP Sumbangsih.       

Wednesday, September 2, 2015

JANGAN LUPA BERDOA minta Perlindungan kepada ALLAH dari Syaitan

Ternyata kita harus senantiasa mendengarkan atau membaca Kitab Suci Al Quran, dimana banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil didalamnya termasuk untuk senantiasa minta perlindungan ALLAH dari godaan, gangguan dan bisikan syaitan yang merupakan musuh nyata kita, yang harus kita lawan dan cegah dengan senantiasa minta perlindungan kepada ALLAH Yang Maha Kuasa.
  • Tingkatan Isterinya Imran yang telah melahirkan Mariam memberikan contoh doa minta perlindungan kepada ALLAH dari Syaitan yang terkutuk; Doa ini  bisa kita baca dan temukan  didalam Surat AL Imran (Surat 3 dari Al Quran : ayat 36) yang terjemahan bahasa Indonesianya di Digital AL Quran berbunyi : 
  • Maka takala isterinya Imran melahirkan anaknya diapun berkata : Ya TUHAN - ku  sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan dan ALLAH lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu,
    dan anak laki2 tidak seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak2 keturunanya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan terkutuk.
    Jelas disini kita bisa mengambil contoh yang bisa ikuti terkait dengan godaan serta bisikan syaitan ini yaitu dengan berdoa kepada ALLAH dan minta perlindungan  untuk diri kita isteri kita serta anak dan turunan kita kepada (pemeliharaan) ALLAH daripada syaitan terkutuk.

    Hal ini penting karena jika lupa untuk berdoa kepada ALLAH untuk meminta perlindungan kepada ALLAH, kita seringkali lupa mengingat ALLAH dalam kehidupan kita sehari2 khususnya jika kita sedang sibuk dengan urusan dunia. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKM41ZLcsDSb9JNeBJ9l4erNCDJnBbNajwsI3Un82dqvaBrih8EGYiNu7hu15gIjNhVd5TfcdGPtjoVnYWy7IopskYAhElNk3JCNGSwnSjOFO0PG5YknuSGxfoifH-MvzCQgqMc_i2Dag/s1600/iblis.jpgSehingga tidak sadar elemen hawa nafsu dunia kita ini bisa terbelokan secara tidak sadar karena memang Syaitan, menurut ALLAH didalam Kitab Suci ALLAH  yaitu AL Quran,   akan senantiasa menggoda dari depan, belakang, kanan kiri kita, dimana misi atau obsesi  syaitan adalah membuktikan bahwa level tingkatan Syaitan  lebih senior dan  materinya terbuat dari Api, sedangkan  manusia  terbuat dari elemen materi Tanah, sehingga  oleh Syaitan,  manusia dianggap lebih rendah dari syaitan, sehingga syaitan menolak perintah ALLAH untuk tunduk kepada Manusia yang akan dijadikan Khalifah di dunia ini oleh ALLAH.   

Terkait dengan hal ini ada baiknya kita perhatikan, amati, dan mengingat secara cermat atas  Dialog yang terjadi antara ALLAH dengan Iblis terkait dengan Obsesi Iblis ini didalam dalam Surat AL Araaf  Surat 7 dari Al Quran) yang dimulai dengan ayat 11 dimana disebutkan : terjemahannya :
"Dan sungguh telah KAMI ciptakan kamu ( Adam) kemudian Kami bentuk tubuhmu,  Kemudian (saat itu) Kami berfirman kepada para malaikat "Bersudjudlah kamu kepada  kepada Adam. Maka mereka bersujud kecuali iblis. Dia tidaklah termasuk mereka yang sujud.
Ayat 12  dari Surat 7 Al Araaf ini  ALLAH berfirman: Apakah yang menghalangi kamu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu AKU menyuruhmu.  Menjawab Iblis : "Saya lebih baik daripadanya.Engkau ciptakan saya dari api. Sedangkan dia ENGKAU ciptakan dari tanah.  
Allah berfirman dalam Ayat 13 : turunlah kamu dari Surga karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri didalamnya, maka keluarlah sesungguhnya kamu termasuk mereka yang hina.
  • Ayat 14: Iblis menjawab : Beri tangguhlah saya sampai  waktu mereka dibangkitkan. 
ayat 15 ALLAH berfirman : Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh. 
  • ayat 16: Iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan(menghalan-halangi) mereka dari jalan ENGKAU lurus.
ayat 17 :  Kemudian saya akan menghalangi mereka dari muka dan belakang mereka dari kanan dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapat "kebanyakan" mereka bersyukur (ta'at)
  • ayat 18 : ALLAH berfirman: 
Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa diantara mereka mengikuti kamu benar-benar AKU akan mengisi Neraka Jahanam dengan kamu semuanya.   
Mengingat Penulis berprofesi sebagai Konsultan Hukum / Independent Business Lawyer,  maka Penulis  akan mencoba mengamati  Dialog antara ALLAH dengan Iblis terkait dengan kesombongan Iblis yang tidak mau tunduk kepada manusia yang bernama Adam, karena Iblis  merasa dirinya lebih Senior dan terbuat dari Materi Api,  dari aspek Perjanjian antara Iblis dan ALLAH;
Dalam Dialog yang tersirat adanya sifat perjanjian, Iblis minta ditangguhkan sampai manusia (Adam ) dibangkitkan hari Kebangkitan, dan  karena Iblis sudah dihukum tersesat, terhina dan terusir dari Surga untuk dimasukan kedalam Neraka Jahanam,  maka  Iblis menyatakan kepada ALLAH bahwa Iblis akan menghalangi manusia dari Jalan ALLAH yang lurus baik dari muka dan belakang dari kanan dan kiri manusia sebagaimana terurai diatas. 

  • Dari dialog tersebut diatas, terlihat bahwa  ALLAH mengabulkan permintaan Iblis untuk ditangguhkan, dimana ALLAH juga menyatakan :  Sesungguhnya siapa diantara manusia yang mengikuti Iblis benar-benar ALLAH akan mengisi Neraka Jahanam dengan semua yang mengikuti Iblis.

Berdasarkan hal diatas, maka kita sebagai manusia jangan pernah lengah bahkan mengira bahwa dengan selesai  misalnya melakukan Ibadah Puasa selama 1 Bulan, dibulan Ramadhan, kita secara otomatis kuat untuk bertaqwa, padahal ketakwaan itu, dalam praktek pengalaman kita,   bukanlah bentuk "Barang Jadi",  melainkan suatu proses keimanan, dimana  bisa naik dan turun, dan pada setiap saat Iblis akan senantiasa mencari celah baik dari muka, belakang, kanan dan kiri kita sampai hari Kebangkitan untuk menghalangi kita manusia dari Jalan Lurus yang ditentukan ALLAH didalam Kitab Suci ALLAH.
  •  Setiap manusia mempunyai kelemahan dan kekurangan maupun seringkali tergoda dengan hawa nafsu baik terkait harta bisa berupa kuda (kini kendaraan), tahta, pangkat, kedudukan, kekuasaan, uang, perhiasan, wanita, dan keinginan serta kesenangan dunia lainnya, dimana jika manusia mengikuti hawa nafsu serta terjebak kedalam keserakahan maka tentunya hal ini merupakan entry point bagi syaitan untuk menggoda dengan berbagai cara, yang kita tidak sadari karena manusia memang diilhamkan oleh ALLAH dengan sifat kecenderungan fujuroha atau negatif  maupun kebaikan. ..".wa alhama fujuroha wa taqwaha .....".
 Maka untuk  kita bisa menahan diri serta mengendalikan diri kita yang secara kita tidak sadar seringkali  bisa terjebak kedalam perbuatan dan langkah yang tidak disukai oleh ALLAH, hal mana bisa dimulai dengan   terjadinya  perang bathin antara  mengikuti hawa nafsu serta berusaha untuk mengendalikan diri kita. Disinilah jika kita tidak mengingat ALLAH maka Syaitan akan masuk dengan terindikasi hawa nafsu kita tidak bisa kita kendalikan.           
  •  Oleh karenanya, kita tidak boleh sombong sudah merasa kuat dalam ke taqwaan kita, karena melalui pintu sombong tadi celah syaitan bisa masuk; 
Kejenuhan juga kadangkala menjadi entry point untuk  berkhayal dan berfikir yang tidak2, sehingga, cara yang bagus adalah kita  mencari kesibukan yang tidak rutin, namun bermanfaat, jika kita merasa sumpek dan jenuh, seperti, misalnya  membersihkan halaman dengan sapu lidi, menyiram tanaman, sehingga bisa terisi kehidupan kita dengan hal yang bermanfaat bagi kesehatan pikiran maupun kesehatan phisik kita.
  • Hal yang penting kita tidak boleh lupa membaca serta mendengarkan Kitab Suci Al Quran meskipun hanya satu ayat 1 hari, dan untuk Pria paksaan diri kita untuk sholat berjamah di Mesdjid, Insya ALLAH membawa berkah serta bisa meluruskan niat kita didalam berkarya atau beramal saleh karena mencari Ridho ALLAH.
Kita harus  bergantung  hanya kepada ALLAH dan setelah kita berusaha  tekun untuk menjaga keimanan kita, serta amal saleh kita untuk bisa mencari karunia ALLAH, maka Insya ALLAH, kita  diberikan jalan keluar atas masalah yang kita hadapi oleh ALLAH dari jalan yang kita tidak duga2 sebelumnya. Jangan Lupa bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh ALLAH dan berusahalah untuk menghindarkan  dan menjauhkan diri dari Kufur Nikmat....
  • Namanya manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa, sehingga jika kita terjatuh dalam gelimang dosa, segera mohon ampun kepada ALLAH dan mohon kepada ALLAH perlindungan dari godaan syaitan. Karena pada diri kita ada rasa penyesalan, dimana terdapat Firman ALLAH terkait penyesalan ini :( Penulis Cut Paste dari http://jummyacmmi.blogspot.co.id/2010/08/menghadapi-godaan-syetan-hawa-nafsu-dan.html
  • (Mulai Salinan Cut Pastenya:

    Nafsul Lawwamah Allah SWT berfirman, "Aku bersumpah demi hari kiamat, Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri),"(Al-Qiyamah: 1-2).
     Mujahid menafsirkan ayat di atas, "Ia adalah jiwa yang menyesali dirinya sendiri atas kejahatan, mengapa ia lakukan dan menyesali kebaikan, mengapa ia tidak banyak mengerjakannya. Dan ia senantiasa menyesali meski telah bersungguh-sungguh dalam melakukan keta'atan."

    Al-Farra' berkata, "Tiada jiwa yang baik ataupun yang fajir itu melainkan ia menyesali dirinya, jika ia mengerjakan kebaikan, ia mengatakan, 'Mengapa engkau tidak menambahnya lebih banyak?' Dan jika ia melakukan perbuatan buruk, ia mengatakan, 'Duhai kiranya aku tidak mengerjakannya!' Jadi bisa dikata bahwa ia merupakan sanjungan bagi jiwa." ( Selesai Cut Paste nya)

  • Kita sebagai  manusia seringkali  mengulang lagi kesalahan didalam melakukan perbuatan dosa yang sama lagi. Untuk hal mana kita harus senantisa berusaha memaksa diri kita untuk mau  ingat bahwa "Kematian adalah pasti",  namun kapan waktunya dan dimana, adalah "Rahasia dari ALLAH", sehingga janganlah kita lupa untuk senantiasa ingat akan kematian yang bisa datang kapan saja, dan ingat kepada Firman ALLAH dalam Surat 3 ALI Imran ayat 102  : (terjemahannya) :
SURAT ALI IMRAN ayat 102 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ



Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. 
  • pemahamannya menurut pandangan Penulis adalah antara lain mudah2 kita wafat dalam keadaan sedang tobat, mohon ampun kepada ALLAH, memperbaiki diri untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan kita, dimana kita sedang berada di jalan ALLAH yang lurus dan bertaqwa kepada ALLAH Yang telah Memberikan kita Kehidupan baik didunia maupun di Akhirat. 
Jadi kita haruslah "memaksa diri kita sendiri" untuk mau  :
  • membaca Kitab Suci ALLAH yang bagi umat muslim adalah Al Quran dan 
  • bergaulah dengan orang yang berusaha dekat dengan ALLAH antara lain para Ustadz, hadirilah Tausyiah, 
  • hindari zona maksiat atau pikiran2 maksiat, berfoya2 berlebihan, hubud dunia berlebihan, terlalu konsumeris, materialis, dan kita harus berusaha gaya  hidup yang sedang2 atau berada ditengah2, senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan ALLAH kepada kita, dan kita harus  seringkali bertobat dan mohon ampun kepada ALLAH Yang Maha Pengampun dan Penerima Taubat,  serta kuatkan tekad  untuk hidjrah ke jalan yang benar dan lurus yang di Ridhoi ALLAH sesuai tuntunan ALLAH dalam Kitab Suci ALLAH dan Sunnah Nabi, agar kita terhindar dari pengaruh godaan Syaitan yang mempunyai obsesi untuk membuktikan bahwa Syaitan lebih tinggi derajatnya dari manusia, karena syaitan sifatnya Sombong -  merasa dirinya lebih senior dan  merasa lebih tinggi derajatnya karena merasa  diciptakan ALLAH  dari bahan dasar "api" yang lebih mulia dari tanah, sedangkan disisi lain manusia turunan Adam yang diciptakan ALLAH dari Tanah seringkali "lemah didalam kemauan" untuk menangkal godaan bisikan dari syaitan,  karena manusia memang juga dibekali dengan Hawa Nafsu, dimana "hawa nafsu" ini "senantiasa cenderung" membawa kita kepada :
kepada Ketamakan, Rakus, Serakah, terlalu Egois, Ngiri, Dengki, Hasad, sombong, merasa lebih hebat dari orang lain,  kecuali hawa nafsu yang dirahmati oleh ALLAH sesuai dengan Firman ALLAH dalam Surat Yusuf ayat 53  dari Al Quran yang terjemahannya berbunyi :
"Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,"(Yusuf: 53). Catatan : Nafsu ini disebut  Ulama sebagai Nafsul Ammaarah bis Suu' sesuai sumber
dari http://jummyacmmi.blogspot.co.id/2010/08/menghadapi-godaan-syetan-hawa-nafsu-dan.html )

Maka kita sebagai manusia yang penuh dengan kelemahan haruslah senantiasa meminta perlindungan kepada ALLAH untuk menguatkan keimanan dan kekuatan kita untuk mau bertaqwa kepada ALLAH,  dengan mengikuti perintah ALLAH dan menjauhkan dari larangan ALLAH yang tercantum dalam Kitab Suci dari ALLAH yang telah diturunkan ALLAH kepada manusia melalui Rasul dan para Nabi yang dipilih oleh ALLAH agar kita mendapatkan Petunjuk  kenapa kita berada didunia dan kenapa ada kehidupan, kematian dan kebangkitan, pembalasan di hari Akhirat.
  • Untuk pengetahuan mana kita tidak bisa mengarang-ngarang dengan versi kita sendiri, melainkan harus berdasarkan Informasi dari ALLAH sebagai Dzat yang menciptakan Kehidupan, kematian, kebangkitan serta Hari Pembalasan, dimana ALLAH itu MAHA ADIL dan sangat teliti didalam memutuskan siapa yang Masuk Syurga dan Siapa yang masuk ke Neraka. Jadi selain kita meminta perlindungan kepada ALLAH kita juga juga harus berusaha untuk memperkuat diri kita untuk berusaha "sadar Diri" dengan senatiasa  Ingat kepada ALLAH dengan bersyukur, sabar dan bertobat serta mau memperbaiki diri kita dengan meminta pertolongan kepada ALLAH Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang  dan Maha Penolong.            

Mungkin cukup sekian dahulu tulisan dari Penulis ini
Agung S.Suleiman
Jakarta 2 /Sept/2015 -  dan direvisi Hari Jumat 11 September 2015         

NIKMATNYA IMAN Headline Animator