Sunday, June 19, 2016

KETAUHIDAN _ MONOTHEISME

Penulis sedang membaca Kitab Suci AL Quran Surat Ali Imran dimana pada ayat 95 Allah berfirman (terjemahan bahasa Indonesia) : Katakanlah : Benarlah (apa yang difirmankan oleh) ALLAH, maka ikutilah agama Ibrahim  yang  lurus, dan dia bukanlah termasuk orang - orang yang musyrik. Selanjutnya dalam ayat ke 96 ALLAH berfirman terjemahan bahasa Indonesianya
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat Ibadat) manusia, ialah Baitullah yang ada di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi (manusia) semesta alam..
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (diantaranya) maqam Ibrahim dan barangsiapa memasuki (Baitullah) merasa amanlah dia, mengerjakan Haji adalah kewajiban manusia terhadap ALLAH (yaitu bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (terhadap kewajiban haji), maka sesuangguhnya ALLAH Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu dari semesta alam (Ayat 97  Surat Ali Imran Kitab Suci Al Quran).

 Kita sebagai umat Islam harus menyadari bahwa seluruh Rasul dan Nabi yang telah diutus oleh ALLAH ditugaskan untuk melakukan dakwah kepada masing-masing umatnya untuk "Hanya Menyembah Kepada ALLAH Yang Maha Esa  dan Maha Tunggal". 
Maka merupakan kewajiban dari pada kita semua untuk meneruskan dakwah KETAHUIDAN  kepada semua umat manusia didunia ini, sesuai perintah ALLAH S.W.T. melalui Rasul dan Nabi termasuk Nabi Nuh, Nabi Ibrahim A.S,  Nabi Ismail A.S, Nabi Ishak A.S., Nabi Yacob A.S, Nabi Yusuf A.S, Nabi Musa A.S, Nabi Isa A.S dan penutupnya Nabi Muhammad S.A.W. Salah satu yang harus kita imani   adalah percaya kepada yang Gaib yaitu  ALLAH yang kita tidak bisa melihat, maupun para Malaikat dan Syaitan serta Jin,  Hari Kiamat, Surga,  Neraka.
Adapun data mengenai hal keyakinan dan Agama Ibrahim dapatlah kita baca dari  Kitab Suci yang telah diturunkan ALLAH melalui para utusan Rasul dan Nabi. Maka kita ketahui bahwa faktor  penting terkait dengan keyakinan ini  adalah Faktor Iman dimana pemahaman atas  Iman ini haruslah melalui keterbukaan Qalbu kita untuk mendapatkan kebenaran mengenai Siapa Pencipta dari seluruh semesta Alam ini dengan segala isinya baik dilangit maupun dibumi.
Dengan kita mau memaksakan diri  membuka Qalbu kita untuk membaca Kitab Suci dari ALLAH tersebut, serta mendengarkan ceramah dan dakwah dari Para Dai yang dapat kita temukan di media sosial termasuk You Tube dan media sosial lainnya di Internet, maka Insya ALLAH kita bisa memperoleh banyak data untuk mendapatkan informasi kebenaran Petunjuk Cahaya Nur dari ALLAH. Tentunya kita harus berpegang kepada Al Quran dan Hadist sesuai dengan dakwah yang diberikan oleh Nabi Muhammad S.A.W.
ALLAH juga berfirman didalam Surat Al Baqarah ayat 256 setelah ayat Kursi yang terjemahan bahasa Indonesianya  berbunyi :
Tidak ada paksaan untuk (memeluk) agama (Islam). Sesungguhnya  telah  jelas  jalan      yang benar daripada jalan yang sesat karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut (berhala) dan beriman kepada ALLAH, maka sesungguhnya "ia telah berpegang kepada tali yang teguh yang tidak akan putus". Dan ALLAH Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
 Selanjutnya  ayat 257 dari Surat Al Baqarah  terjemahannya bahasa Indonesia :
ALLAH Pelindung orang-orang yang beriman.  Dia mengeluarkan   mereka   dari  Kegelapan    (Kekafiran) kepada Cahaya (Iman). Dan orang - orang kafir, pelindung mereka adalah syaitan, syaitan (Thogut)  mengeluarkan  mereka  dari pada    Cahaya     menuju kepada Kegelapan         ( Kekafiran) mereka itu adalah penghiuni Neraka.   

Berdasarkan Dasar Fundamental Pokok Ketauhidan diatas,  maka kita sebagai kaum muslim haruslah pandai bersyukur, dan seringkali berinteraksi dan membaca Kitab Suci Al Quran,  serta memahaminya  dan juga menyampaikan pesan dakwah "Konsep Ketauhidan - Monotheisme" diatas, walaupun hanya satu ayat untuk dapat memberikan pencerahan kepada seluruh umat manusia. Nanti urusan pemberian Petunjuk dan Hidayah adalah dari ALLAH. 

Sekian dahulu tulisan Penulis sore hari ini
Agung Supomo Suleiman
19 Juni 2016
Bulan Suci Ramadhan  

Tuesday, June 7, 2016

DOA NABI IBRAHIM di Baitullah Kabah Mekah

Saat permulaan Bulan Suci Ramadahan, Penulis sedang membaca Surat Al Baqarah dari Kitab Suci AL Quran, dimana Penulis ingin kemukakan sesuatu hal menarik terkait doa Nabi Ibrahim yang terdapat dalam Surat Al Baqarah ayat 129 yang terjemahannya berbunyi :  

Ya Tuhanku, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al Kitab (Al Quran) dan hikmah serta mensucikan mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
 Ayat 129 ini merupakan rangkaian dari ayat-ayat sebelumnya di Surat Al Baqarah dari Al Quran, yang ditujukan kepada Bani Israil, untuk mengingkatkan  (i) bahwa kaum Bani Israil sebenarnya telah mengharapkan kedatangan Nabi untuk mendapatkan kemenangan atas orang-orang kafir, namun setelah datang Nabi kepada mereka yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya (Surat 89 Al Baqarah), maupun (ii)  perjuangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah Ketahuidan kepada penduduk di Mekah termasuk ayah dari Nabi Ibrahim yang menyembah berhala, dimasa periode Kenabian Ibrahim A.S. 
Kita diingatkan oleh ALLAH bahwa ALLAH  telah menjadikan rumah Baitulah tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman serta jadikanlah sebahagian makam Ibrahim sebagai tempat Sholat (ayat 125 Al Baqarah). Dan ALLAH telah memerintahkan kepada Ibrahim dan Ismail agar membersihkan (mensucikan) Rumah - ALLAH untuk orang yang tawaf, iftikaf, ruku dan sujud.(ayat 125 Al Baqarah). Nabi Ibrahim telah  meninggikan - membina dasar-dasar Baitullah beserta Ismail (ayat 127 Al Baqarah); Setelah Nabi Ibrahim diberikan  ujian beberapa kalimat ALLAH (perintah dan larangannya), dan Nabi Ibrahim menunaikannya, maka ALLAH berfiman :
Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu Imam bagi seluruh manusia, dimana Ibrahim berkata : (dan juga keturunanku) ALLAH berfirman JanjiKU tidak mengenai orang-orang yang zalim (Ayat 124 Surat Al Baqarah).

Sangat menarik untuk kita cermati bahwa Nabi Ibrahim A.S. menurut https://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Ibrahim_a.s. adalah putera Azar (atau Terah bin Nahor Bin Serug bin Falikh Bin Aaabir Syalih bin Arfatksyad bin Saam bin Nuh A.S.         ( Catatan dari Wikipedia : Perlu Rujukan). Dari sumber wikipedia diatas, disebutkan bahwa  Nabi Ibrahim A.S. dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram dalam Empire(Kerajaan) Neo - Babylon yang saat itu diperintah oleh seorang Raja yang Zalim bernama "Namrud bin Kan'aan."
Terindikasi sebelum itu keadaan tempat lahir Nabi Ibrahim A.S. berada dalam keadaan kucar - kacir. Hal ini disebabkan  Raja Namrud memperoleh pertanda dari penasehatnya bahwa seorang bayi akan lahir yang akan membahayakan Takhta Raja Namrud. Maka Raja Namrud mengarahkan agar semua bayi dibunuh. Meskipun demikian kehendak ALLAH tetap terjadi, dimana Isteri Aazar telah mengandung tanpa menunjukan kehamilannya. Pada saat tiba melahirkan Ibrahim, Ibu dari Ibrahim melahirkan anaknya di sebuah gua. Menurut Pengarang Buku Sejarah Hidup Muhammad yaitu Muhammad Husain Haekal cetakan ke Delapan Belas Juni 1995 diterjemahkan oleh Ali Audah diterangkan bahwa Ibrahim dilahirkan di Irak (Chaldea) dari seorang tukang kayu pembuat patung. Patung-patung itu dijual kepada masyarakatnya sendiri, lalu disembah.  
Dari pencarian data dari Website terindikasi bahwa Babylon adalah  negara -kota  bagian dari Mesopotamia kuno  dan peninggalannya  kini ditemui di Al-Hillah, Wilayah Babil, Iraq lebih   kurang  85 km Selatan Bagdad (https://ms.wikipedia.org/wiki/Babylon#/media/File:Hammurabi%27s_Babylonia_1.svg).
Selanjutnya kita peroleh data di Website, terkait sejarah permulaan Bangsa Israel dimulai dari Hijrahnya Nabi Ibrahim beserta pengikutnya dari Babylon pada tahun 1900 SM https://www.facebook.com/SaveGazaFreedomForPalestine/posts/452595104787300,  guna  menghindari tekanan dari Penguasa Zalim Namruz (Namrud?). Orang-orang ini disebut dengan nama sebutan "Ibrani" yang berarti menyeberang. Penamaan  ini muncul disebabkan saat Nabi Ibrahim hijrah dari Babylon ke Kan'an (Palestina) harus  melintasi Sungai Eufrat. Sejak saat itu kelompok Muhajirin dan keturunannya menjadi bangsa yang disebut Bangsa Ibrani. Setelah Nabi Ibrahim meninggal, kepemimpinan Ibrani  digantikan oleh Ishak, dimana Ishak diganti oleh putranya bernama Yaqub.  
Menurut data Website diatas, nama Yaqub mempunyai gelar kehormatan yang disebut Israel, artinya Hamba ALLAH yang amat Taat. Yaqub mempunyai 12 Putra termasuk Yusuf, dimana pada saat Yusuf menjadi pejabat di Mesir, maka semua anak - cucu Yaqub dibawa ke Mesir.  Keluarga Yaqub diperlakukan secara baik oleh Pharaoh zaman itu. Namun dalam perkembangannya berabad-berabad setelah itu muncul Firaun yang tidak suka kepada mereka namanya Thomotsis karena khawatir dengan bangsa Israel serta tidak senang dengan ajaran Ketahuidannya, sehingga bangsa Israel dijadikan budak, yang kemudian dibebaskan oleh Musa.  
Kembali kepada Nabi Ibrahim, menurut Buku Sejarah Nabi Muhammad karangan  M.H.Haekal pada  halaman 23 disebutkan bahwa Ibrahim tidak berhasil mengajak masyarakatnya untuk ber Tauhid menyembah hanya kepada ALLAH, malah sebagai balasannya Ibrahim dicampakan ke dalam Api. Namun ALLAH menyelamatkan Nabi Ibrahim.  Nabi Ibrahim hijrah - lari ke Palestina beserta isterinya Sarah. Namun tidak berapa lama di Palestina berjangkit penyakit menular dan kelaparan sehingga mereka pindah dari Palestina ke Mesir. 
Mesir saat itu dibawah kekuasaan raja-raja "Amelekit (Hykos)". Di Mesir Nabi Ibrahim  hidup makmur namun membuat orang Mesir ngiri sehingga Nabi Ibrahim pindah kembali ke Palestina (Sumber data http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/03/kisah-asal-usul-nabi-ibrahim-as.html). 
Di Negeri Palestina Hajar melahirkan Ismail.  Tidak lama kemudian Sarah melahirkan Ishak. 
Dari data diatas, terindikasi bahwa Nabi Ibrahim berada dan lahir di Babylon sebelum Hijrah atau menyeberang ke Kan'an ( Palestina) yang mesti  melintasi Sungai Eufrat, sehingga sejak saat itu kelompok Muhajirin dan keturunannya menjadi bangsa yang disebut Bangsa Ibrani. 
Nabi Ibrahim nikah  dengan Siti Sarah hingga berumur usia lanjut belum mempunyai anak, sehingga menurut data dari internet Sarah menasehatkan Nabi Ibrahim untuk nikah dengan Hajar.  Sarah adalah wanita cantik. Pada saat itu raja-raka Amelekit (Hykos) di Mesir biasa mengambil wanita-wanita bersuami yang cantik-cantik. Ibrahim memperlihatkan seolah-olah Sarah adalah saudaranya. Ia takut dibunuh dan Sarah diperisterikan oleh Raja. Dan raja memang bermaksud memperisterikan Sarah. Namun dalam tidurnya Raja bermimpi bahwa Sarah sudah bersuami. Kemudian dikembalikan Sarah kepada Ibrahim sambil dimarahi (disadur dari buku Sejarah Nabi Muhammad buku  Karangan M.H.Haekal). Raja Mesir memberikan hadiah diantaranya gadis belia bernama Hajar kepada Ibrahim. Dari sumber lain disebutkan bahwa Raja Mesir memberikan hadiah berupa Hajar kepada Siti Sarah, karena Siti Sarah dapat menyembuhkan penyakit dari Raja Mesir. Memang sumber data di website nampaknya bisa kita temukan adanya perbedaan. 
Terindikasi dari data diatas, Siti Hajar bukan berasal dari bangsa Ibrani yang menetap dan dilahirkan di Babylon  melainkan dari Mesir, karena Siti Hajar adalah gadis belia yang dihadiahkan oleh Raja Mesir kepada Nabi Ibrahim. Dari pernikahan Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar, lahirlah Nabi Ismail. Sesudah Ismail tumbuh dewasa Sarah kemudian memperoleh anak yaitu Ishak. 
Nabi Ismail terindikasi etnisnya adalah  berasal dari hasil campuran Bangsa Ibrani yang berpindah dari Babylonia - Mesopotamia - Iraq ke Mesir dan Ibu Hajar yang berada di  Mesir. Ismail di Amaliq dan berdakwah untuk penduduk Al Amaliq bani Jurhum dan Qabilah Yaman. Nabi Ismail adalah orang pertama yang menjadikan Mekah sebagai tempat tinggal, dimana sejarah tempat ini sebelumnya gelap sekali (disadur dari buku Sejarah Nabi Muhammad buku  Karangan M.H.Haekal). Nama dari Nabi Ismail disebutkan 12 Kali dalam Al Quran dimana Nabi Ismail meninggal di Mekah tahun 1779 SM sesuai data yang  Penulis peroleh dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/isma%27il.
*IBRAHIM berangkat dengan Ismail dan Ibunya ke lembah Mekah. 

http://muslimcanada.org/ch15hamid.html#map
Ishak telah menjadi besar disamping Ismail. Kasih sayang Nabi Ibrahim A.S.kepada kedua anaknya sama. Terindikasi dari data yang Penulis peroleh di Website bahwa Siti Sarah gusar melihat anaknya dipersamakan dengan anak Hajar.  Nabi Ibrahim A.S. merasa bahwa hidupnya tidak akan bahagia kalau kedua wanita  tinggal dalam satu tempat. Oleh karenanya pergilah Nabi Ibrahim bersama Hajar dan Ismail kearah Selatan dan sampailah mereka di suatu lembah, letak Mekah sekarang ini (Sumber disadur dari Buku Sejarah Nabi Muhammad Karangan M.H.Haekal-halaman 25). Lembah ini tempat para Kalifah membentangkan kemahnya saat berpapasan dengan kalifah dari Syam ke Yaman atau dari Yaman ke Syam. Namun saat itu adalah saat yang sangat sepi sepanjang tahun, Ismail yang masih anak kecil dan Ibunya ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim S.A. di Lembah yang berada antara Bukit Sofah dan Marwah, dengan keperluannya termasuk air. Hajar membuat gubuk dan Ibrahim kembali ketempatnya.
Sesudah kehabisan air dan perbekalan, Siti Hajar terus berlari kelembah mencari air, guna mendapatkan minuman, Siti Hajar harus berlari beberapa kali dari Bukit Shofa  ke Bukit Marwah. Setelah berusaha berkali-kali barulah sebanyak 7 kali bolak balik Bukit Shofah dan Bukit Marwah, ada suara yang terdengar oleh Siti Hajar,  dimana suara tersebut adalah suara Malaikat yang memberitahukan kepada Siti Hajar bahwa  ada air dilokasi  Nabi Ismail  yang menghentakan kakinya ketanah dan keluar air segar,  dimana Siti Hajar berusaha mengumpulkan air tersebut dengan meneriakan Zam-zam  (yang konon  artinya berhentilah air supaya bisa terkumpul);
Demikianlah  ALLAH Maha Melihat Maha Penyayang sehingga tidak akan membiarkan Siti Hajar dengan bayinya Ismail terlantar kehausan, setelah air dan kurma yang diberikan oleh Nabi Ibrahim, sewaktu Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Jajar dan bayi Ismail  telah habis.
 Setelah Nabi Ismail menginjak menjadi anak dewasa, ada perintah dari ALLAH kepada Nabi Ibrahim melalui mimpi untuk memotong Nabi Ismail satu-satunya anak yang diberikan ALLAH kepada Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, dimana Nabi Ibrahim menuruti perintah dari ALLAH tersebut setelah mimpinya diberitakan kepada Nabi Ismail. Nabi Ibrahim bertanya kepada Ismail apakah mimpi dari para Nabi benar, Ismail mejawab benar. Maka berangkatlah Nabi Ibrahim dan Ismail ke Bukit Mina dimana dieritahukan mimpi Nabi Ibrahim kepada Ismail, dan Ismail menyatakan sabar dan ikuti perintah ALLAH. Dalam perjalanan tersebut Nabi Ibrahim 3 kali di goda syaitan untuk jangan mengorbankan anaknya, namun syaitan yang menggoda dilempari batu oleh Nabi Ibrahim.

Sesudah beberapa kali ujian Kalimat ALLAH terhadap Nabi Ibrahim dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim dengan baik termasuk sewaktu Nabi Ibrahim rela dibakar dan sekarang mengikuti perintah ALLAH untuk menyembelih Ismail yang diganti oleh ALLAH dengan seekor kambing (domba), maka ALLAH menunjuk dan mengangkat Nabi Ibrahim menjadi Pimpinan Umat untuk menyebarkan dakwah Ketauhidan.
Didalam ayat 128 dari Surat Al Baqarah ini terdapat Doa dari Ibrahim yang terjemahannya berbunyi : Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau, dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau, dan tunjukanlah kepada kami cara-cara dan tempat - tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami,sesungguhnya Engkalulah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.


*ANAK-anak Nabi Ismail .
Dari perkawinan Nabi Ismail dengan isterinya pertama diceraikan oleh Nabi Ismail atas  nasehat dari ayahnya Nabi Ibrahim, melalui isteri pertama, sampaikan ke suami kalau datang : "Ganti ambang pintumu", karena isterinya menyatakan tidak mempunyai makanan atau mimuan untuk dihidangkan ke Nabi Ibrahim.
Isteri yang baru Ismail  yaitu putri Mudzadz bin Amr dari Kabilah Jurhum, menyambut Ibrahim dengan baik jika berkunjung, sehingga Ibrahim menyatakan : "Sekarang ambang pintu rumahmu sudah kuat". Dari perkawinan ini Ismail mempunyai 12 orang anak, dan mereka inilah yang menjadi cikal bakal Arab al-Musta-riba, yakni orang Arab yang bertemu dari pihak Ibu pada Jurhum dengan Arab al-Ariba keturunan Ya'rub ibn Qahtan. Sedangkan ayah mereka, Ismail anak Ibrahim dari pihak Ibunya erat sekali bertalian dengan Mesir, dan dari Bapak dengan Irak (Mesopotamia) -  dan Palestina atau kemana saja Ibrahim menginjak kaki.  Dari percampuran perkawinan Ismail dengan unsur-unsur Ibrani-Mesir disatu pihak dan Unsur Arab dilain pihak, menyebabkan keturunan membawa sifat Arab, Ibrani dan Mesir.  (Sumber disadur dari Buku Sejarah Nabi Muhammad Karangan M.H.Haekal-halaman 27).

*Diutusnya Rasul Muhammad S.A.W. ke masyarakat Mekah untuk seluruh manusia tidak lepas dari DOA Nabi Ibrahim 
Kita lihat bahwa jarak masa  antara Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad S.A.W.  adalah berselang lama sekali beratus tahun bahkan lebih dari seribu tahun, dimana terbukti bahwa Doa Nabi Ibrahim kepada ALLAH sewaktu Nabi Ibrahim berada di Mekah untuk membangun Baitulkah bersama dengan Nabi Ismail,  dikabulkan oleh ALLAH,  termasuk doa dalam ayat 129 dimana Nabi Ibrahim memohon kepada ALLAH untuk diutusnya seorang Rasul dari kalangan mereka (yang berada di Mekah ) yaitu kaum etnis Arab, seorang Rasul yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat ALLAH dan mengajarkan mereka al kitab (Al Quran) dan Hikmah serta mensucikan mereka, dimana sesungguhnya ALLAH Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.
 Kita sebagai manusia harus membuka Qalbu kita untuk mau membaca Kitab Suci yang diturunkan ALLAH kepada kita melalui Para Rasul dan Nabi, untuk mendapatkan Ilmu Pengetahuan mengenai pengenalan Para Nabi pendahulu sebelum  Nabi -Rasul Muhammad S.A.W. untuk berdakwah Menyembah Hanya kepada ALLAH, dimana  terlihat bahwa adanya Rasul Muhammad S.A.W. di Mekah tidak lepas dari Doa dari Nabi Ibrahim kepada ALLAH; 
Nabi Ibrahim  telah mendapatkan Ilmu Wahyu dari ALLAH mengenai ALLAH sebagai Pencipta sebenarnya dari Bumi, Matahari, Bulan  yang harus berhadapan dengan Ayahnya sendiri yang beserta kaumnya menyembah Berhala dan Patung pada masa periode Nabi Ibrahim.
 Dengan demikian terlihat hal penting dari hubungan sebagai sesama manusia, dimana meskipun Nabi Ibrahim dan ayahnya mempunyai hubungan darah namun, terkait kesadaran untuk menyembah kepada Tuhan yang benar yaitu ALLAH Yang Maha Esa, adalah merupakan proses pencarian kebenaran oleh Nabi Ibrahim dalam perjalanan hidupnya, dimana karena Beliau dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran mengenai siapa Pencipta dari ALAM semesta ini, maka ALLAH memberikan Wahyu Ilmu Ketauhidan kepada Nabi Ibrahim;
Selanjutnya Nabi Ibrahim dijadikan oleh ALLAH menjadi Pimpinan Umat untuk seluruh manusia, dimana Nabi Ibrahim telah berdoa kepada ALLAH di Baitullah Kabah Mekah, dan dikabulkan ALLAH doa dari Nabi Ibrahim, melalui turunan Nabi Ibrahim baik dari (i)  jalur Ishak atas hasil Perkawinan Nabi Ibrahim dengan Siti Sarah yang  berlanjut ke Nabi Isa maupun dari (ii) jalur Bani Ismail yang berlanjut ke Nabi Muhammad S.A.W. mendapatkan wahyu dari ALLAH, untuk mendakwahkan Konsep Ketahudian kepada manusia untuk beriman menyembah kepada ALLAH yang Maha Tunggal sebagai implementasi dari pelaksanaan Penyerahan Diri kepada ALLAH yaitu menjadi seorang Muslim yang berarti Menyerahkan Diri dan Tunduk Patuh kepada ALLAH Yang Maha Tunggal.

CATATAN :
Sesungguhnya ALLAH Yang Maha Mengetahui sisilah dan turunan maupun asal usul ethnis yang tepat, sedangkan kita hanya mengandalkan kepada data yang diperoleh dari beberapa sumber baik Buku maupun di Website, dimana kebenaran data diatas perlu diteliti lebih jauh. Kita mengetahui bahwa luas serta nama daerah, mengalami perubahan dari masa ke masa, dimana dalam Kitab Suci Al Quran, ALLAH memang berfirman bahwa suatu umat atau bangsa ada masa berakhirnya dalam perjalanan kehidupan Dunia.
HAL Pokok Penting bagi kita untuk mendapat Jawaban atas Pertanyaan setiap masa  : 
  • Siapa Pencipta bumi dan alam semesta ini ?
  • kenapa ada kehidupan dan kematian ?
  • Siapa ALLAH dan apa ajaran, petunjuk serta pedoman yang harus kita pegang didalam kehidupan dunia yang fana dan sementara ini, serta
  •  Kemanakah kita setelah kita mati dan dikubur kembali ketanah ?
tidak bisa kita karang-karang dan duga-duga, sehingga kita harus mau membaca isi Kandungan  Kitab Suci Al Quran yang bersumber dari ALLAH,  dimana tidak semua tempat dan kaum umat dapat diperoleh  data arkheologi maupun sejarah yang ditulis oleh manusia,  karena sudah ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu Para Nabi Pendahulu dari Nabi Muhammad S.A.W diutus oleh ALLAH kepada masing-masing umatnya. 
Dalam Kitab Suci Al Quran menurut para ahli hanya tersebut berjumlah 25 Rasul dari sekian banyak ratus Rasul yang pernah  diutus kepada setiap umat yang ada didunia oleh ALLAH, dimana data yang diperoleh berdasarkan kemampuan manusia untuk menemukannya terbatas mengingat belum ada film, rekaman USB, kaset pada zaman ribuan tahun yang lalu.   

Jakarta, 7 Mei 2016
Agung Supomo Suleiman
Hari Kedua Bulan Suci Ramadhan 

Thursday, May 26, 2016

Malaikat Wafatkan Orang Dalam Keadaan Berbuat Zalim atau Baik

Bagi kita manusia yang telah diberikan ALLAH umur 64 tahun lebih, secara alamiah dan sunatullah,  badan phisik kita staminanya mulai menurun. Kadangkala kita merasa gelisah karena  secara produktivitas kerja terpengaruh dengan keadaan phisik kita yang turun staminanya. Jika kita bangun tengah malam, adakalnya kita merasa gelisah,  karena kita biasa aktif melakukan pekerjaan, namun dengan harga minyak  Global turun  proyek Migas yang butuh bantuan jasa hukum, juga terhimbas. 
  • Penulis jika bangun malam dalam keadaan gelisah, biasanya sebagai penganut muslim, langsung membaca Kitab Suci Al Quran, dengan pelan-pelan "Tartil" guna memahami isinya, yang per kata terjemahan bahasa Indonesia, sehingga bisa mengerti isi Firman - Pesan ALLAH.
Tadi malam Surat yang Penulis baca, Surat An Nahl Surat 16 Lebah dari Alquran, dimana di  permulaan ayat (Terjemahan Bahasa Indonesianya),  ALLAH menerangkan sudah ada ketetapan ALLAH bahwa Hari Kiamat pasti akan datang, sehingga kita diminta untuk jangan minta disegerakan datangnya, Maha Suci ALLAH dari apa yang mereka persekutukan (terjemahan ayat 1 nya).
Kemudian ayat 2 menerangkan DIA menurunkan para Malaikat membawa wahyu dengan perintah ALLAH kepada siapa yang DIA kehendaki daripada hamba-hambanya yaitu hendaklah kamu sekalian memberi peringatan, bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan AKU,  maka bertakwalah kamu kepada KU.
 Dipermulaan Surat An Nahl,  ALLAH S.W.T. menerangkan bahwa ALLAH S.W.T. menciptakan manusia dari air mani  (nuftah), namun manusia ini, tiba-tiba menjadi pembantah yang nyata (ayat 4 Surat An Nahl).  Selanjutnya ALLAH berfirman bahwa ALLAH menurunkan air hujan dari langit adalah untuk kamu, untuk bisa diminum,  maupun menyuburkan tanaman atau tumbuhan sehingga kamu bisa mengembalakan ternak, (yang  memakan) rumput dan tumbuhan (ayat 10), DIA menumbuhkan bagi kamu dengannya (maksudnya dengan air itu) tanam-tanaman, zaitun, korma dan segala macam buah-buahan (ayat 11). Demikan itu adalah tanda-tanda (kekuasaan ALLAH ) bagi kaum yang memikirkan (li qaumin tafakkaruuna).
    Dia menundukan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu,  dan bintang-bintang ditundukan dengan perintah-NYA. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah tanda-tanda (kekuasaan ALLAH) bagi kaum yang memahami (ayat 12).  Dan apa2 yang Dia ciptakan dimuka bumi dengan bermacam-macam warnanya adalah untuk kamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah tanda-tanda (kekuasaan ALLAH) bagi kaum yang mengambil pelajaran. (ayat 13)  (Li qaumin yadzakkaruuna).
Selanjutnya pada ayat 14 ALLAH menerangkan Dan DIA-lah yang menundukan lautan agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan darinya perhiasan yang kamu memakainya, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan agar kamu dapat mencari karunia NYA, dan agar kamu bersyukur (wala allakum tasykuruuna)

Dan DIA manancapkan gunung-gunung dibumi ini, agar tidak goncang bersama kamu, dan (DIA mengadakan) sungai2 dan jalan agar kamu mendapat petunjuk.  
Maka kita bisa melihat bahwa ternyata semua yang ada di Alam ini  diciptakan oleh ALLAH untuk kita sebagai manusia, dimana karenanya dengan banyaknya Tanda-tanda kebesaran ALLAH tersebut,  kita diminta untuk (i)berfikir, (ii) menggunakan akal dan hendaknya kita (iii) menjadikan Pelajaran, bahwa ALLAH adalah   sangat baik, kasih sayang  kepada kita karena telah diberikan banyak Kenikmatan  kecukupan kepada kita manusia.
 Namun sayangnya, terindikasi dari dalam Kitab Suci dari ALLAH bahwa banyak dari kita yang tidak mau bersyukur, serta tidak mau menggunakan akal kita untuk berfikir, akan  kebesaran kekuasaan dan Kasih Sayang ALLAH kepada kita. Tentu ALLAH yang telah menciptakan semua itu meminta kepada kita untuk bertaqwa kepada ALLAH dan hanya mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali ALLAH Yang Maha Pencipta. Hal ini semua sebenarnya adalah untuk keuntungan dan manfaat diri kita sendiri bukan siapa-siapa kecuali kita sendiri. 

Dalam Ayat 18 dari Surat Lebah atau An Nahl (Surat 16 dari Al Quran ini),  ALLAH berfirman bahwa jika kamu menghitung-hitung nikmat ALLAH, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. Sesungguhnya ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang - (Innal lahha laghafuurun rahimun).
Nah bagi Para Rekan yang sudah berumur 60 Tahun lebih, ada hal penting yang perlu kita renungkan di ayat 28 dan ayat 32 dari Surat An An Nahl yang berkait dengan Malaikat yang ditugaskan ALLAH untuk mewafatkan Orang Dalam Keadaan Berbuat Zalim atau  Baik.
Dimana ayat 28 ALLAH berfirman :  Orang-orang yang Malaikat mewafatkan mereka dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerahkan diri (sambil berkata) : Kami tidak mengerjakan kejahatan Malaikat Menjawab: Ya sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. ayat 29 Maka masukilah pintu -pintu neraka jahanam, keadaan kekal didalamnya, maka amat buruklah tempat orang-orang yang sombong itu. 

Sedangkan ayat 32 ALLAH berfirman : orang-orang yang diwafatkan oleh Malaikat dalam keadaan baik, mereka (Malaikat) menyatakan : Sejahtera atasmu, masuklah kamu kedalam Surga, disebabkan apa yang telah kamu kerjakan     


Karena kita sudah berumur lebih dari 60 Tahun, tentunya risiko diwafatkan oleh Malaikat sebagai pasukan ALLAH akan tinggi, sehingga terserah kepada pilihan kita mau diwafatkan Malaikat dalam keadaan kita sedang Menzalimi diri kita sendiri, ataukah mau diwafatkan Malaikat sebagai pasukan ALLAH dalam keadaan baik.Yang jelas setiap manusia akan merasakan mati, namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita dijemput Malaikat yang ditugaskan ALLAH untuk Mewafatkan kita.

Tentuya, kita sebagai manusia yang sudah diberikan oleh ALLAH umur panjang, mulailah merenung bahwa dengan Badan Phisik kita yang mulai melemah, ALLAH dengan Sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta Maha Pemgampun, sebenarnya  hendak menyampaikan pesan kepada kita; 

Pesan ALLAH tersebut adalah bahwa sebelum kita di wafatkan oleh Malaikat sebagai perintah ALLAH, sebagai tertera dalam ayat 29 dan 32 Surat 16 An Nahl dari Al Quran, kita diberi  tanda-tanda mulai melemahnya phisik organ  tubuh kita, maka  sebaiknya kita  menyiapkan diri untuk berada dalam keadaan baik dan  bukan keadaan kita sedang mendzalimi diri kita sendiri.
Maka kita masih diberikan kesempatan waktu untuk memperbaiki diri dengan bertobat,  mengevaluasi diri kita masing-masing, mau berujung apa kehidupan kita didunia ini.     
  • Memang,  ternyata dengan kita mau memaksakan diri kita untuk Membaca Kitab Suci Al Quran sebagai Firman ALLAH, bagi orang muslim, adalah  sangat penting bagi kita, dimana rasa Gelisah di diri kita yang berumur 60-an keatas, bisa menjadi tenang kembali, saat terbangun ditengah malam, untuk kemudian tidur kembali istirahat, atau sembahyang Tahajud dahulu, tergantung kapan kita mau Sholat malam dengan melihat jam tentunya. 
Adalah hal  penting bagi kita, untuk senantiasa bersyukur atas telah "Banyaknya Nikmat ALLAH" yang telah diberikan kepada kita manusia selama kita berada didunia ini, namun rasanya seperti "Taken For Granted", sehingga kita seolah-olah melupakan segala kenikmatan yang telah diberikan ALLAH selama ini kepada kita.        
Jakarta, 26 Mei 2016
Agung Supomo Suleiman
<

Saturday, May 7, 2016

PENGERTIAN RAMADHAN SATU RANGKAIAN PARALEL - TEREDUKSI

Lumayan pagi ini mendapatkan Kuliah subuh Minggu Pagi tanggal 8 Mei 2016 - Bulan Shaban- dari Ustad Ir.Furqon, dimana temanya adalah Meningkatkan Kwalitas diri dalam Bulan Ramadhan, dimana saatnya bagi kita untuk Mengevaluasi diri. Ternyatanya Bulan Ramadhan bukan hanya penekanan Puasa melainkan juga harus secara utuh dibaca isi kandungan  Surat 183 hingga 189 dari Kitab Suci Al Quran, yang menyeluruh - atau Rangkaian Paralel,  dimana terdiri dari 4 Elemen yaitu :
Berpuasa supaya Bertaqwa terus  ayat 183
Bersyukur ayat 185, 
Rusydi ayat 186 yaitu Bijaksana dan 
Falah yaitu sukses Dunia dan Akhirat ayat 189. 
Dengan demikian Ustad Furqon menekankan Pengertian Bulan Ramadhan - Satu Rangkaian yang Paralel yang hendak dicapai. Selama ini secara tidak terasa pengertian datangnya Bulan Ramadhan pemahaman dan pengertiannya yang disampaikan "TEREDUKSI". Selanjutnya menurut Ustad, ternyata Rasul hanya melakukan 7 sampai 9 Kali melakukan Puasa Bulan Ramadhan. Bahkan tanggal 18 Ramadahan Rasul,  memerintahkan untuk membatalkan puasa karena Umat Islam merebut kembali kemenangan ke Kota Mekah pada tangal 18 Ramadhan tersebut.
  • Selama ini terkesan bahwa yang diutamakan hanyalah peningkatan Phisik, padahal Puasa adalah menahan diri dari kebutuhan makanan Phisik dan Meningkatan secara Utama - Peningkatan Rohani. Sebagai akibatnya pada bulan Puasa malah terindikasi kuat  terjadinya  Inflasi karena para Ibu sibuk mempersiapkan hidangan untuk buka puasa yang terkesan berlebihan, padahal  buka bisa seperti yang dicontohkan Nabi misalnya hanya makan 3 Korma saja dahulu, supaya bisa sholat dan tidak ngantuk, dimana kalau, kebanyakan makan bisa jadi ngantuk, sehingga sholatnya menjadi bisa terganggu. Harusnya dalam bulan Puasa yang terjadi adalah Deflasi.    
Pak Ustad juga menekankan amal jariah jangka panjang yaitu pengumpulan dana Infak untuk jangka panjang yang produktif.
Apa saja amal-amal Ramadhan.
1) Shaum dengan segala tata caranya
Kita harusnya mendahulukan kepentingan publik dan bukan ijtihad Ego masing-masing.
2) Qiyamul Lail  - dimana boleh sendiri boleh ber - Jamaah. Utamakan Shalat berjamaah di Mesjid.
3) Berinteraksi dengan Kitab Suci Al Quran. - 
 pada bulan Ramadhan ini malaikat mendatangani Rasul saat Iftikah dan menurunkan Al Quran - sesuai keterangan Al Quran maupun  Hadist.
Maka marilah kita perbanyak membaca Al Quran dalam Bulan Suci Ramadhan ini.
4) Zakat, Infak dan Shadaqah.
Kita harus sadar bahwa hal ini kita lakukan sebelum Hari dimana tidak ada lagi Transaksi lagi.
Maka kita sebaiknya melakukan amal Jariah  - sebagai Investasi Jangka Panjang yang mengalir terus. Kita bisa menemukan di Website pengertian dari Amal  Jariah ini di https://masshar2000.com/2013/07/18/pengertian-amal-jariah-dan-dosa-jariah/
Pengertiannya adalah perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi yang melakukannya, meskipun ia telah berada di akhirat.  Dengan demikian pahala dari Amalan Jariah tersebut akan terus mengalir kepada yang melakukannya selama ia masih hidup mengikuti atau memanfaatkan hasil amal perbuatannya ketika didunia.
Makanya Pak Ustad Furqon menekankan sebaiknya ada Manager Investasi  untuk memilih Portofolio yang Strategis ber- Jangka Panjang. Semua yang kita pegang hanyalah sementara sedangkan yang jangka Panjang sampai Akhirat kita dapat menjadi Pengguna, jika kita rajin melakukan Amal Jariah. Misalnya membangun sekolah yang ada Penekanan  baik Dunia dan Akhirat yang dilandasi dengan Pegangan Keimanan yang benar dari Kitab Suci yang diturunkan kepada Para Rasul dan Nabi sesuai  pedoman Kitab Suci Al Quran.
5) Banyak Dzikir dan Doa
ALLAH  adalah dekat sehingga kita harus mem inta kepada ALLAH dengan berdoa, sehingga banyaklah berdzikir dan berdoa dan meminta kepada ALLAH.
6) Iftikah di Me sjid
Kita mengetahui dari Al Quran dimana ALLAH berfirman terdapat adanya satu Malam Lailatul Qadar - yang Nilainya lebih dari 1000 Bulan - 83 Tahun 4 Bulan
Selanjutnya Ustad Furqon juga menekankan bahwa manusia terdiri dari :
  1. RUH dimana ALLAH hanya memberitahu kepada kita sedikit mengenai Ruh ini. 
  2. Mental dan 
  3. Materi (Jazad).
Phisik kita memang harus Sehat didalam mempersiapkan Bulan Ramadhan ini. Namun Aspek Rohani - Adalah target Utama - sehingga Insya ALLAH dapat tercapai Sehat Rohani. 
Dengan Sehat Rohani akan berefek Positif kepada Mental dan Jazad manusia.
  • Dalam Kuliah Subuh ini juga di tekankan Pokok Utama SDM- yang Unggul baru Teknologi. Hal ini muncul atas response dari Penanya di Floor Kuliah Subuh di Mesjid AL Mukhlisin -Cilandak Kompleks Deplu, Gandaria Selatan,  yang merasakan perlunya adanya Penekanan Peningkatan Kwalitas dari Ustad yang menjelaskan secara Komunikatif kepada para Umat yang hendak mendengarkan Tausyiah - Ceramah di Mesjid,  dengan penekanan pada  "Kwalitas dan Mutu" dari Ibadah ini, yang harus lebih Komprehensif - Menyeluruh - Satu Ranggakian Paralel Yang Utuh. Sehingga kita bisa juga "Jejak Dibumi" sebagai Ladang Di Akhirat. 
Dengan demikian Pembangunan Kwalitas ini harusnya secara Melembaga yang dimulai dari di Mesjid.
Infak Pengertiannya Bentuk nya Harta sesuai dengan Surat Al Baqarah-  terkait Infak  ---
Wamima (dan sebahagian dari apa )....Razaknahum (telah Kami beri Rezeki mereka) - Yunfiquna (mereka menafkahkan) -
Surat Al Baqarah ayat 3 dari Al Quran

Adapun Sadaqah bisa amal baik seperti memberikan nasehat, sehingga bukan bentuk Harta saja.  
Penekanan Infak   

Demikianlah rangkuman dari Kuliah Subuh yang disampaikan Ustad Ir. Furqon di Mesjid Al Mukhlisin yang tercatat dalam buku catatan kami...semoga bermanfaat...
Jakarta 8 Juni 2016
Bulan Shaban- 
Agung Supomo Suleiman  
AGUNGSS SPIRITUAL BLOG
<

Saturday, March 26, 2016

Pengenalan atas Sang Pencipta

Ternyata kita harus menuntut ilmu untuk bisa meningkatkan keimanan kita. Kita harus bersyukur bahwa kita masih diberikan kehidupan oleh ALLAH Yang Maha Kuasa sehingga kita bisa berusaha untuk memohon ampun kepada ALLAH atas segala dosa yang telah kita lakukan didunia ini, dan berusaha untuk memperbaiki kwalitas keimanan kita dengan berusaha memaksakan diri kita untuk membaca Kitab Suci Al Quran agar supaya kita bisa mendapatkan Petunjuk dari ALLAH yang disampaikan ALLAH  kepada kita melalui utusan dan Rasul ALLAH yaitu  Nabi dan Rasul Muhammad S.A.W. 
  • Tanpa kita mau membaca Al Quran terutama kandungan isinya dan mencoba menghayati pesan apa yang hendak disampaikan oleh ALLAH kepada kita, bagaimana bisa kita meningkatkan iman kita. Bagi kita yang dilahirkan sebagai orang muslim karena orang tua kita muslim, tidaklah cukup untuk bisa mengenal ALLAH, tanpa mendapatkan ilmu yang tertuang dalam Kitab Suci ALLAH,   karena untuk bisa mengenal ALLAH dan mengetahui apa yang diinginkan oleh ALLAH terhadap  kita,  hanyalah dengan  Ilmu dari ALLAH yang hanya bisa kita dapatkan jika kita  memaksakan diri kita untuk mau membaca Kitab Suci AL Quran. Memang segala sesuatu itu adalah melalui proses perjalanan kehidupan kita, tapi sampai berapa lama umur kita yang diberikan ALLAH kepada kita,  tidaklah bisa kita pastikan,  karena kitapun lahir di dunia ini, baik kapan maupun  dimana serta melalui orang tua yang berbangsa apa dan beragama apa,  bukan atas kehendak dari kita,  melainkan adalah semata-mata karena kehendak dan izin dari ALLAH Yang Maha Kuasa. 
Dunia itu memanglah penuh dengan kemisterian, namun begitu sekali kita dilahirkan diatas dunia ini, orang tua kitalah yang pertama kali menanamkan pendidikan baik ilmu kesopanan, etika, budi pekerti maupun pegangan yang dipegang oleh orang tua kita. Menurut pengalaman Penulis yang telah diberikan umur lebih dari 64 tahun hidup didunia oleh ALLAH, maka pendidikan dini atas pengenalan siapa Sang Pencipta kita oleh orang  tua kita adalah sangat membekas dan mewarnai kehidupan kita selanjutnya. 
  • Bekal dari orang tua kita khususnya apakah kita diperkenalkan dengan pengetahuan adanya Sang Maha Pencipta adalah sangat penting. Kalau dilingkungan keluarga kita tidak pernah diperkenalkan  mengenai adanya Sang Maha Pencipta dan hanya diperkenalkan masalah keduniawian tanpa dikaitkan dengan Zat yang menciptakan dunia ini, tentunya sang anak akan dibesarkan dengan keluarga yang model sekuler atau keduniawian saja. Maka kita harus bersyukur jika kita diberikan oleh ALLAH,  orang tua  yang memberikan bekal pengenalan akan Sang Pencipta dari kehidupan ini,  karena hal ini  bisa menanamkan keinginan lebih pada diri kita untuk mencari kebenaran akan adanya Sang Maha Pencipta dari kehidupan kita ini. 
Selanjutnya sekolah dimana kita disekolahkan oleh orang tua kita masing-masing,  secara dini jugalah banyak memainkan peranan didalam mewarnai kehidupan kita dalam masa perjalanan kehidupan kita.  Jika di sekolah kita diajarkan pengenalan akan adanya Sang Maha Pencipta,  tentunya juga berbekas dan berkesan bagi kita untuk lebih lanjutnya mengkaitkan kehidupan ini,  apakah hanya semata-mata keduniaan saja ataukah dikaitkan dengan adanya Sang Maha Pencipta yang menciptakan kita didunia ini. 
  • Lebih lanjut lingkungan rumah kita ikut berperanan mewarnai tingkah pola kelakuan kita didalam berperilaku, maupun mewarnai pembentukan  serta kebiasaan yang pada akhirnya membentuk karakter kita. Nah,  untuk mengenal adanya Sang Maha Pencipta yang menciptakan dunia semesta alam dan diri kita  ini,  tidaklah bisa kita hanya menduga-duga memakai angan-angan atau perkiraan kita khususnya mengenai siapa yang menciptakan kita, dimana kita sebelum kita dilahirkan maupun setelah nanti kita meninggalkan dunia ini, siapa yang menciptakan dunia semesta alam ini beserta seluruh isinya, matahari, bulan, bintang maupun tanaman dan binatang yang ada didunia ini. Banyak persoalan didunia ini yang nampaknya dalam perjalanan tidak kelihatan tuntas dengan pengertian apakah orang yang tidak jujur akan disamakan dengan orang yang tidak jujur setelah ia meninggalkan dunia ini. Bagaimana pertanggung jawaban dari setiap orang didunia yang sementara ini. Apakah kita hanya akan hilang begitu saja seperti debu tanpa adanya pertanggung jawaban apapun  ?
Untuk itulah kita rasakan perlu adanya tuntunan dari Sang Maha Pencipta, melalui informasi yang disampaikan kepada kita sebagai manusia, dimana pada  umumnya kita mengenal adanya  agama,  atau keyakinan kepercayaan yang bisa kita jadikan dasar informasi mengenai Sang Maha Pencipta tersebut.
  • Setelah kita berusaha mencari data atau informasi yang pada era jaman sekarang ini bisa kita peroleh dari berbagai sumber termasuk  melalui Media Internet maupun Google serta You Tube, maka kita bisa mendapatkan berbagai informasi dan sumber yang hendak kita cari khususnya terkait dengan agama serta aliran kepercayaan ini, disamping buku cetakan yang bisa peroleh dari Toko Buku yang tersedia.  Nah apapun sumber dan datanya untuk mendapatkan ilmu tersebut memang haruslah ada kemauan dari diri kita masing-masing untuk mencari kebenaran informasi mengenai siapa Sang Pencipta dari semua semesta alam ini termasuk dunia, diri kita, matahari, bulan, malam dan siang yang bergantian terjadinya silih berganti. Mengingat Penulis dilahirkan dari orang tua yang muslim, maka Penulis tentunya berangkat dari membaca dan mendalami isi Kitab Suci Al Quran, yang kadangkala dengan berlalunya umur kita kita senantiasa merasakan bahwa kita baru saja merasa beriman dan berkeinginan untuk mengenal lebih jauh mengenai ALLAH dimana banyak sekali ayat Al Quran yang menjelaskan sifat dari ALLAH  Sang Maha Pencipta ini. 
Dalam Kitab Suci Al Quran ini selain zamannya Nabi Muhammad S.A.W. juga banyak diceritakan pengenalan dan perintah untuk menyembah hanya kepada ALLAH Yang Maha Esa pada masa dari Para Rasul dan Nabi sebelum Nabi Muhammad S.A.W. yaitu masanya Nabi Musa, Nabi Saleh, Nabi Isa, Nabi Ismail, Nabi Luth dan nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad S.A.W berikut pengikut umatnya maupun kaum yang tidak mempercayai maupun mengingkari Para Rasul dan Nabi utusan ALLAH tersebut.    
  • Hal yang menarik adalah pada saat Nabi Muhammad berdakwah di Mekah maupun Medinah, dilokasi kota tersebut bukannya hampa atas suatu keyakinan, namun pada penduduknya sudah ada keyakinan keimanan baik dari keyakinan yang menyembah Berhala yaitu Para Musyrikin yang tentunya keyakinan itu adalah "sama sekali salah" karena Berhala saja dibuat oleh manusia bagaimana si berhala benda mati tadi bisa memberikan manfaat maupun mudharat  kepada kita; Selanjutnya  dilokasi Mekah dan Medinah ada  pengikut dari Ahli Kitab baik Taurat maupun Injil,  namun kita diinformasikan oleh ALLAH dalam Al Quran telah terjadinya penyimpangan maupun pengingkaran oleh para pengikut Nabi Musa maupun para pengikut Nabi Isa,  setelah Nabi Musa dan Nabi Isa meninggal atas ajaran yang diwahyukan oleh ALLAH kepada Nabi Musa maupun Nabi Isa untuk disampaikan kepada umat Nabi Musa dan Nabi Isa untuk hanya menyembah kepada ALLAH Yang Maha Tunggal. 
Dengan demikian diberitakan oleh ALLAH dalam AL Quran telah  terjadinya penyimpang atas Ajaran Pokok DASAR KETAUHIDAN  maupun Konsep Tidak adanya kebutuhan ALLAH untuk mempunyai anak atau keturunan, karena Zat ALLAH adalah Maha Tunggal Esa dan ALLAH tidak menggantungkan diri pada hal lain serta Zat ALLAH melainkan segala sesuatu adalah tergantung hanya kepada ALLAH yang Maha Kekal Abadi dan ALLAH sama sekali tidak membutuhkan adanya keturunan,   sesuai dengan isi dari Firman ALLAH didalam berbagai surat didalam Kitab Suci Al Quran  khususnya Surat Al Ikhlas. 
  • Penulis Copy dan Cut Paste dari  http://gagaje.blogspot.co.id/2013/05/surah-al-ikhlas.html
    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
    قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
    Qul huwa allaahu ahad(un), allaahu alshshamad(u), lam yalid walam yuulad(u), walam yakullahu kufuwan ahad(un).


    Translate:
    1). Say : He is Allah , the One!
    2). Allah , the eternally Besought of all!
    3). He begetteth not nor was begotten
    4). And there is none comparable unto Him


    Artinya:
    1). Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
    2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
    3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
    4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia

Jadi Konsep Ketauhidan yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim yang telah menentang Bapaknya menyembah berhala adalah berdasarkan Wahyu dan Ilmu Pengetahuan Petunjuk Cahaya ALLAH yang diperoleh Nabi Ibrahim dan dilanjutkan dengan keturunan dari Nabi Ibrahim tersebut hingga kejalur Nabi Isa dan Muhammad S.A.W. sesuai dengan Firman ALLAH didalam Kitab Suci terakhir Al Quran dan Nabi terakhir Nabi Rasul Muhammad S.A.W.     
  • Satu2nya jawaban yang bisa menjawab mengenai siapa Pencipta ALLAH hanyalah dapat diperoleh dari ALLAH sendiri, dan tidak bisa kita karang-karang semau kita. Maka kita harus bersyukur kepada ALLAH jika kita dilahirkan melalui orang tua yang beriman yang memberikan kita pengenalan dini atas   adanya Zat yang menciptakan alam dunia ini termasuk diri kita. 
Kita tidak boleh sedikitpun sombong melainkan harus senantiasa bersyukur sehingga kita punya keinginan untuk terus menerus mencari kebenaran hakiki untuk mau mengenal Zat yang Menciptakan kita, dengan membaca Kitab Suci yang telah diturunkan oleh ALLAH kepada kita, karena banyak orang mualaf yang lebih beriman daripada kita yang lahirnya ber KTP sebagai muslim namun tidak dibekali untuk mau mengenal kenapa kita beragama Islam, dan memikirkan bahwa seolah-olah kita bisa otomatis mendapatkan ilmu Islam dan mengenal Zat Pencipta yang Maha Tunggal dengan benar,  tanpa diberikan Hidayah oleh ALLAH untuk mau membaca Kitab Suci Al Quran yang membenarkan Kitab Suci Taurat dan Injil sepanjang Konsep Ketauhidan sesuai dengan Patokan dalam Kitab Suci Al Quran, karena hanyalah ALLAH yang berkewenang untuk memberikan hidayah kepada kita sesuai dengan kehendak ALLAHl 
Jika kita telah mendapatkan Hidayah serta Taufik dari ALLAH  untuk mau memahami dan melaksanakan perintah ALLAH dan menjauhi larangan ALLAH, maka kita diwajibkan untuk berdakwah oleh Rasul kita Nabi Muhammad S.A.W. walaupun "hanya satu Ayat" untuk menyampaikan pesan ALLAH dan Para Rasul untuk hanya menyembah kepada ALLAH dan sama sekali  tidak boleh syirik menyembah selain ALLAH yang Maha Esa sebagai Konsep Ketauhidan yang sudah diwahyukan kepada Para Rasul dan Nabi sebelum Nabi Muhammad S.A.W. dimana Nabi Muhammad S.A.W adalah merupakan salah satu dari Para Rasul dan Nabi yang membenarkan Rasul dan Nabi terdahulu yaitu Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa yang pernah diutus oleh ALLAH kedunia,  dimana Kitab Suci Al Quran adalah sebagai Benchmark terakhir untuk dijadikan acuan kebenaran Ketauhidan - La Ilaha Ilallah  yaitu tidak ada Ilah yang kita sembah (worship)  melainkan hanya ALLAH, sesuai dengan isi Kitab Suci Al Quran dalam Surat permulaan Al Fatihah maupun Surat Al Baqarah.... semoga kita mendapatkan Hidayah dan Taufik untuk mau memahami ALLAH sesuai dengan ajaran Islam yang berarti Berserah diri hanya kepada ALLAH.....      
Jakarta 26 Maret 2016 Agung Supomo Suleiman Malam Minggu direvisi dini hari 27 Maret 2016.....

Saturday, March 12, 2016

Membaca Kitab Suci AL QURAN Untuk Mendapatkan ILMU DARI ALLAH

Jika kita membaca dan mendengarkan Ceramah maupun Tausyiah melalui You Tube di Era Komunikasi Global ini, maka terekam adanya beberapa cara dan persyaratan untuk dapat menunaikan dan mempertahankan  kwalitas keimanan kita yang memang berpotensi untuk naik dan turun. 
  • Yang ditekankan oleh para ahli pemberi Tausyiah adalah kita harus berpatokan kepada Kitab Suci Al Quran,  yang membenarkan Kitab2 Suci terdahulu yang diturunkan kepada para Rasul dan Nabi terdahulu, dimana kita harus mempunyai Ilmu yang datangnya dari ALLAH untuk dapat melaksanakan pemahaman kita tentang ketaqwaan, ketauhidan terhadap ALLAH Yang Maha Tunggal. 
Permulaan untuk mendapatkan Ilmu dari ALLAH ini  haruslah berpatokan kepada Firman ALLAH didalam Kitab Suci Al Quran yaitu dengan mau "MEMBACA"  Petunjuk dari ALLAH yang telah diturunkan oleh ALLAH melalui Wahyu yang disampaikan oleh ALLAH kepada Nabi Muhammad S.A.W. melalui Malaikat Jibril sebagaimana kita baca dalam Surat  Al Alaq ayat 1 hingga 5.

https://rumaysho.com/3505-tafsir-surat-iqro-1-bacalah-dan-bacalah.html
Surat Al Alaq ayat 1 hingga ayat 5

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

 Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5  

  • Surat Al Alaq ini diturunkan di Gua Hira dan merupakan surat yang pertama kali diturunkan oleh ALLAH melalui Malaikat Jibril kepada Muhammad dimana diperintahkan kepada Beliau  untuk membaca : Bacalah !  dengan (menyebut) Nama Rabbmu Yang Menciptakan, DIA telah menciptakan manusia dari segumpal darah . Bacalah ! dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam ( Pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 
 Jadi pada pokoknya Muhammad ( guna disampaikan kepada Manusia)  diperintahkan oleh ALLAH untuk :
  1. membaca dengan menyebut Nama Rabbmu Yang Menciptakan, dimana dengan membaca dengan ( menyebut ) ALLAH Yang Menciptakan, selanjutnya 
  2. ALLAH memberitahukan bahwa ALLAH menciptakan manusia dari Segumpal Darah
  3. Selanjutnya kita diminta sekali lagi untuk membaca Bacalah !  dengan nama Rabbmu  Yang Maha Pemurah, dan
  4. diberitahu kita oleh ALLAH dalam Surat Al Alaq ini bahwa ALLAH yang mengajarkan kita manusia dengan perantaraan (Pena), dan 
  5. kemudian dengan membaca Surat Al Alaq ini kita diberitahukan bahwa ALLAH yang mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya
Dengan diturunkan Surat AL Alaq ayat 1 - 5 kepada Muhammad yang memang sedang dalam proses mencari kebenaran,  dimana Beliau pergi ke Gua Hira untuk merenung dan memisahkan diri dari keramaian yang diketahui oleh isteri Beliau yaitu Khadijah, maka dengan diturunkan Surat Al Alaq kepada Muhammad,  dimulailah "Zaman Pencerahan"  kepada penduduk Bangsa Arab - Umat manusia -  untuk meluruskan kembali "Mindset" dari manusia atas masalah  Siapa Yang Menciptakan manusia,  dengan membaca Surat Al Alaq ini;   
Muhammad diminta untuk "MEMBACA" dimana bahasa Arab sebagai Bahasa Nabi Muhammad S.A.W. berada di daerah Mekkah adalah "IQRA" dengan Menyebut ALLAH - Rabbmu  Yang Maha Pemurah.  Ke- Maha Pemurahan ALLAH adalah dengan mengajarkan manusia melalui Qolam (Pena) untuk mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya....
Dengan membaca ini kita bisa memperoleh Ilmu...dari ALLAH yang semula manusia tidak mengetahui ...apa yang akan diajarkan ALLAH melalui Qalam (Pena) ini.
Pada kenyataan fakta yang kita alami, jika kita terapkan pada masa kekinian dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk untuk diri kita sendiri, dan lingkungan kita berada, ternyata untuk mau memulai Membaca Kitab Suci yang bernama Al Quran yang telah membenarkan Kitab Suci sebelumnya, adalah "seringkali sulit" untuk memulainya dan harus "kita paksakan pada diri kita" masing-masing, untuk mau mulai membacanya.
  • Hal ini mungkin karena menyangkut faktor Keimanan, khususnya Keimanan kepada ALLAH Yang Maha Tunggal -  dimana nampaknya dibutuhkan adanya kehadiran dan keterbukaan "Qolbu" kita untuk mau "Membaca" - IQRA -  Firman - Kalimat atau KalumuLLAH, yang diturunkan kurang lebih 1500 tahun yang lalu melalui Wahyu kepada  Muhammad melalui Malaikat Djibril, yang pada saat itu Muhammad belum diutus sebagai Rasul atau Nabi, namun Muhammad barulah seorang  manusia yang berusaha untuk mencari lebih dalam pengertian akan hakekat kebenaran yang hakiki dalam kehidupan didunia ini, dengan mengasingkan diri dari keramaian pergi ke GUA HIRA, dan pada akhirnya mendapatkan wahyu pertama kali dari ALLAH melalui Malaikat Djibril yang memerintahkan Muhammad untuk Membaca Surat Al Al Alaq ini. 
Bagi kita dalam masa kekinian,  kita tidak perlu lagi mengasingkan diri ke Gua karena, Petunjuk ALLAH sudah ada di Kitab Suci AL Quran, yang telah diturunkan oleh ALLAH kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Djibril, untuk kita baca. Nah, dalam proses kita untuk mencari tahu Siapa Pencipta kita sebagai manusia, keinginan tahuan ini  adalah masuk  dalam kategori  "Keimanan", sehingga  merupakan masalah "Hidayah" dari ALLAH,  yang diberikan kepada manusia, sesuai kehendaki ALLAH, untuk mau tergerak membaca Kitab Suci Al Quran, yang pada asal muasalnya, kita sebagai manusia memang berniat dan berkeinginan untuk benar-benar mencari "Kebenaran Hakiki"  mengenai Hakekat Kehidupan yang Mendasar  antara lain :
    http://nikmatnyaiman.blogspot.co.id/
  • Mengapa kita sebagai manusia berada dan hidup di Dunia ini ?  
  • Siapa yang Menciptakan kita sebagai manusia ini  ?
  • Siapa yang menciptakan dan Mengatur semua Kehidupan di Alam Semesta ini ?  
  • Kenapa setelah kita terlahir kedunia kita banyak mengalami Cobaan dan Tantangan serta Kegagalan dan Kekecewaan dalam Hidup ini ? 
  • Kenapa ada manusia yang miskin dan ada manusia yang berkelimpahan harta ?
  • kenapa kita sebagai manusia  harus mengalami masa Penuaan setelah dengan susah payah kita bekerja keras didalam profesi, kerjaan dan usaha kita masing-masing, yang dimulai dari perjalanan hidup kita lahir, aqil balik,  tumbuh menjadi dewasa, sekolah, kuliah, bekerja, pensiun, menua dan  pada akhirnya mengalami kematian yang dimulai dengan melemahnya setiap bagian dari anggota tubuh kita ini ?
  • dari mana asal kita dan kemana pula jika kita sudah meninggalkan  dunia ini  ?
Jawaban atas berbagai pertanyaan mendasar diatas, nampaknya tidak dapat  kita "karang-karang" dan duga-duga sendiri, melainkan harus mendapatkan Informasi dari "Yang Menciptakan Kehidupan dan Kematian ini".
  • Guna bisa mendapatkan jawaban diatas, mulai berproseslah kita untuk mencari Jawabannya, baik dengan merenungi fenonema alam, tumbuhan, batu-batuan, binatang, pergantian malam dan siang, adanya matahari, bumi dan bulan serta bintang, yang pada akhirnya kita membutuhkan data yang bisa kita baca, pelajari, hayati dan renungkan; 
Dalam fakta cerita manusia banyak sekali pencarian akan hakekat kebenaran dan misteri kehidupan ini yang dipelajari oleh manusia, yang pada ujungnya jika menyangkut Penciptaan dari Alam Semesta ini manusia akan  mencari data bacaan, dimana banyak manusia yang telah berganti-ganti  buku bacaan untuk mencari jawaban yang dapat memuaskan bathin, hati nurani serta akal pikirannya.
  • Kalau bagi Penulis sendiri karena Orang Tua Penulis adalah Muslim maka Penulis berusaha  membaca dari Kitab Suci AL Quran maupun Hadist serta buku bacaan karangan yang ahli  terkait hal kepercayaan dan keimanan ini.  Namun ada kalanya Penulis sibuk dengan hal yang lain sehingga kadangkala lupa untuk membaca Kitab Suci tersebut,  karena Iman bisa naik dan turun menurut keterangan Para Ahli Tausyiah dan ahli agama. 
Pada kenyataannya bagi manusia  umumnya,  semua  tergantung kepada banyak faktor yang mengelilinginya dan membentuk cara dia berpikir dan berkepercayaan, yaitu antara lain  dimana manusia tersebut  dilahirkan, siapa orang tua manusia  tersebut,  kepercayaan apa yang dipegang oleh Orang Tua yang melahirkan dan membesarkan diri serta mendidik kita,  termasuk siapa yang menanamkan rasa kepercayaan dan keyakinan untuk dapat menjawab pertanyaan- pertanyaan diatas tersebut;
  • Berdasarkan uraian diatas maka,  guna memperoleh  jawaban atas pertanyaan tersebut, kita harus mencari dengan "Ilmu keyakinan"  yang membicarakan Kebenaran Siapa Pencipta dari Alam Semesta ini ? Hal mana sepenuhnya tergantung pada situasi dikalangan mana kita dibesarkan serta lingkungan apa yang mengitari perjalanan kehidupan kita ini dari kecil, akil  baliq, remaja, dewasa, hingga kita menjadi tua. Memang setiap manusia mempunyai pandangan berbeda-beda tergantung dari lingkungan adat, sosial, taraf pendidikan, budaya, adat, lingkungan sosial disekeliling kita. 
Yang seringkali muncul kepermukaan adalah Apakah semua Agama dan Kepercayaan sama ? Dari manakah sumber cikal bakal dari Agama maupun kepercayaan yang dianut oleh manusia tersebut ? Apakah penting dan perlu untuk mengetahui kemana setelah kita meninggalkan Dunia ini ? Kemanakah Orang Tua kita yang telah meninggal Dunia ? Kemana Kakek- dan Nenek kita terdahulu ? Apakah ada Kehidupan lain setelah Kehidupan yang kita alami didunia ini ? Kenapa harus ada proses kematian ? Makin banyak pertanyaan yang bersifat diluar jangkauan kita ini untuk dapat menjawabnya, maka  pada ujungnya kita berkesimpulan bahwa Jawaban atas Pertanyaan Kemanakah setelah kita mati atau Orang Tua serta Kakek Nenek kita meninggal,  perlulah kita mendapatkan jawaban yang tepat dan benar serta tidak membingungkan bahkan menyesatkan. 
  • Untuk hal inilah diperlukan adanya Informasi yang datangnya dari Pencipta dari Kehidupan dan kematian ini. Maka diperlukan adanya "Keimanan" dan "Keyakinan" yang bisa kita pegang agar hidup kita bisa terarah dan tidak terombang-ambing tidak menentu. Disinilah perlunya "Bantuan dari ALLAH" untuk dapat menuntun kita untuk mau mendapatkan jawaban yang tepat dan benar, dimana jika kita mau membaca Kitab Suci yang ada tentunya kita dapat memperoleh jawabannya.  
Mengingat Penulis dilahirkan dari Orang Tua yang menganut Agama Islam, maka Penulis dari semenjak kecil memang sering membaca Kitab Suci  Al Quran, Hadist maupun bacaan Buku yang menceritakan  mengenai masalah Keimanan Islam ini, Dalam perjalanan menjelang Senja ini, Penulis berkeinginan untuk benar-benar secara sungguh-sunggh membaca berulang-ulang Isi Kandungan Kitab Suci Al Quran guna dapat memperoleh  Jawaban atas pertanyaan yang terurai  diatas, untuk hal mana memang ajaib sekali yang dapat dirasakan oleh Qalbu kita yang membaca Kandungan dari Al Quran, dimana kita bisa mendapatkan informasi bahwa ada hati yang tertutup dan ditutup oleh ALLAH karena mengingkari ALLAH serta ayat-ayat ALLAH, meskipun diberi peringatan atau tidak sama saja,   ada Hati (Qolbu)  yang berpenyakit (Fi Qulubihi Maradun) terus ditambah penyakitnya oleh ALLAH, karena memang manusia tersebut berdusta terus menerus;
  • Kita juga memperoleh informasi bahwa dalam memulai membaca Kitab Suci Al Quran kita diminta untuk mohon Perlindungan kepada ALLAH dari Godaan Syaitan agar pemahaman kita tidak dibelokin oleh pemikiran dan pemahaman  yang salah dari Syaitan ini. 
Dalam Kitab Suci Al Quran kita juga temukan bahwa kita haruslah banyak Bertobat atas kesalahan yang telah kita perbuat, karena ALLAH adalah Maha Pengampun, untuk hal mana kita haruslah mengakui kesalahan kita dan Mohon Taubat kepada ALLAH, dan mohon kepada ALLAH agar kita senantiasa mau membaca Kitab Suci Al Quran untuk Insya ALLAH,  mendapatkan Hikmah dan Pemahaman atas pesan ALLAH yang hendak disampaikan kepada kita manusia yang bersifat banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan ini, melalui AL Quran ini. 
  • Jangan sampai kita menyesal di Hari Kiamat, jika kesempatan untuk berobat telah diberikan ALLAH didunia ini, namun kita menyia-nyiakan waktu yang masih diberikan kepada kita, sebelum nyawa berada di Kerongkongan karena hendak dicabut oleh Malaikat Maut sebagai utusan dan petugas dari ALLAH untuk mencabut  Nyawa kita dari Tubuh kita. 
Pengalaman Penulis untuk mendapatkan Pemahaman, atas Kitab Suci Al Quran,  kita haruslah bertaqwa dengan pengertian kita menjauhkan larangan ALLAH dan kita menjalankan perintah ALLAH. Dengan kita berusaha untuk menjauhi larangan ALLAH dengan terlebih dahulu memohon Taubat kepada ALLAH atas dosa-dosa yang kita lakukan, dan mengadakan perbaikan untuk tidak mengulangi tindakan dosa-dosa tersebut; 
  • Selanjutnya kita juga harus sholat Tobat dan Sholat Malam dengan sungguh - sungguh mau mengerjakan Sholat malam dan mohon untuk senantiasa di jaga ALLAH untuk mau mentaati ALLAH dan kita harus paksakan diri kita untuk membaca dan mendengarkan ayat Suci ALLAH dari Kitab Suci Al Quran atau dari Gigital Al Quran,  serta mendengarkan Tausyiah baik di Mesjid dekat rumah kita maupun melalui You Tube yang sekarang banyak sekali Tausyiah di You Tube untuk bisa mendapatkan pencerahan dari Para Ahli Agama   dengan berbagai Tema.   
  • Nanti tidak terasa kita akan merasakan perbedaan dalam perasaan termasuk Qolbu kita akan adanya ketenangan, kenikmatan serta pemahaman dan keinginan lebih jauh untuk memperdalam pembacaan Kitab Suci - Al Quran dengan pemahaman dan penghayatan Insya ALLAH diberkahi ALLAH.    
Mungkin sekian dahulu tulisan Penulis malam Sabtu ini, tanggal  12 Maret 2016 direvisi 13 Maret 2015 Minggu jelang siang hari.
Jakarta, 12 Maret 2016
Agung Supomo Suleiman                                    &

Friday, March 11, 2016

KEIMANAN PROSES PERJALANAN NAIK TURUN

Dengan adanya kawanku Ichwan membuat WA Kafah-Komunitas Al-Fatihah, Penulis  sangat merasakan bersyukur dan beruntung karena Insya ALLAH, Penulis bisa lebih terarah didalam melakukan Penulisan di Blog Nikmatnya Iman ini. Memang Penulis dari dahulu senang  menulis dengan macam-macam  Tema, agar bisa tercatat apa yang ada di pikiran Penulis pada satu saat dari Fragmentasi Perjalanan kehidupan kita.
Dengan bertambahnya umur yang diberikan dan diizinkan ALLAH kepada kita,  maka terasa bahwa kita harus ada Pegangan yang kuat untuk bisa kita pegang agar kehidupan kita tidak menjadi terombang-ambing dan tidak terarah engga karu-karuan bahkan bisa tersesat kejalan yang tidak benar didalam perjalanan dunia yang makin canggih dan kompleks ini.

Kita bisa melihat bahwa hubungan antara benua semakin terasa dekat untuk bisa berkomunikasi   melalui Teknologi Internet maupun WA, Facebook, Twiter, Skype yang  sudah tidak mengenal lagi sekat dan batas Geographis. Proses pengenalan Keimanan yang naik turun memang merupakan suatu proses jatuh bangun dengan pengalaman perjalanan hidup kita masing-masing, dimana dengan perjalanan hidup yang sudah kita lalui kita merasakan membutuhkan suatu Pegangan yang teguh dan kuat yang tidak lentur dengan zaman. Nah Penulis yang dilahirkan oleh orang tua yang muslim tentunya diajarkan untuk membaca Kitab Suci Al Quran. Dengan Penulis memaksakan diri untuk mau membaca kandungan isi Al Quran, kita temukan ayat yang menyatakan bahwa keimanan kepada ALLAH mempunyai Pegangan yang kuat dan tidak akan putus, yaitu terdapat dalam  

Surat Al Baqarah ayat 256 : 
Allah Ta’ala berfirman,

لآَإِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 256).

Disini kita lihat bahwa ALLAH berfirman :......tidak ada paksaan dalam beragama, karena sesungguhnya sudah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat, dimana disebutkan bahwa barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada ALLAH, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada "Buhul Tali yang amat Kuat yang tidak akan Putus. 

  • Bayangkan saja ALLAH yang menciptakan ALAM Semesta alam ini, telah  membuat perumpamaan bahwa barang siapa yang beriman kepada ALLAH, diumpamakan dia telah berpegang kepada Buhul Tali Yang Amat Kuat yang tidak akan Putus; 
Karena yang berfirman adalah ALLAH maka kita sebagai manusia yang beriman, harus membangun perasaan "Keyakinan" dalam Qalbu kita yang "tidak boleh ragu-ragu", bahwa barangsiapa yang ingkar kepada Taghhut, dan beriman kepada ALLAH maka kita diibaratkan oleh ALLAH ...telah memegang Buhul Tali yang Kuat dan tidak akan Putus.
  • Dari pengalaman Penulis, untuk membangun keyakinan ini memang adalah melalui proses jatuh bangun didalam perjalanan hidup kita, dimana misalnya Penulis yang berprofesi sebagai Freelance Independent Business Lawyer, sangat kental dengan masalah adanya istilah Iktikad baik versus iktikad buruk, Wanprestasi atas Janji yang sudah disepakati bersama antara Para Pihak dalam suatu Perjanjian Bisnis, seringkali pihak yang mempunyai Modal yang lebih kuat, dalam rangka melaksanakan negosiasi Perjanjian Bisnis,  akan terasa  hendak  bertindak sewenang-wenang terhadap Partner Bisnis atau Mitra Bisnis yang membutuhkan adanya bantuan Modal Investasi awal, sehingga terasa adanya perlakukan yang tidak wajar atau kurang adil dan bijaksana dari salah pihak yang biasanya dilandaskan kepada keserakahan dan hawa nafsu yang ingin cepat mengakumulasikan kekayaan dengan cara yang tidak adil maupun transparan. 
http://nikmatnyaiman.blogspot.co.id/
  • Belum lagi Pihak Birokrat baik di Level Esekutif dan Legislative yang kadangkala didalam membuat Regulasi atau mengeluarkan izin untuk usaha berlaku, seringkali menyalahkan gunakan kekuasaan dan wewenangnya sehingga kalau hanya berdasarkan pada Hukum Dunia semata, yang seringkali kita lihat para anggota DPR maupun Eksekutif, akan berusaha untuk membuat Peraturan hingga Undang-undang yang tidak adil dan seimbang, apalagi jika prosesnya dilalui dengan Lobbying yang tidak fair yang mewakili kepentingan Pemodal, dimana terjadi kepentingan memperkaya diri sendiri dan pribadi dengan menyalahkan gunakan jabatan dan wewenang yang seharusnya dibebankan Amanah dari Rakyat agar bisa mensejahterakan taraf kwalitas dan kwantitas hidup dari Rakyat Umum. 
Nah, jika manusia yang terlibat tidak mempunyai landasan agama yang benar dari Kitab Suci yang diturunkan dari Pencipta Alam Semesta Alam ini, melalui Para Nabi dan Utusan Rasul ALLAH,  maka akan terjadilah kesemerawutan Peraturan yang merupakan "Produk Politik" yang tidak bermoral dan jauh dari Etika dan Rasa Keadilan kepada masyarakat umum yang membutuhkan perlindungan dan Jaminan adanya Pendidikan, Kesehatan, Rumah tempat tinggal, Pangan yang bergizi, termasuk masalah transportasi Umum yang Aman dan Nyaman.  
  • Maka dengan pengalaman panjang tersebut, Penulis merasakan bahwa semua pejabat baik di Eksekutif, Legislatif, Yudikatif maupun para Pemodal, termasuk Para Lawyer, Penasehat Keuangan, Management, dan semua stack holder haruslah dibekali "Keimanan" kepada ALLAH, Para Rasul, Kitab Suci  dan Hari Akhir, agar dapat membatasi Keserakahan dan tindakan yang melampaui batas yang lebih dikendalikan oleh hawa nafsu untuk memperkaya diri sendiri didunia yang serba sementara dan tidak kekal ini. 
Memang semua manusia mempunyai latar belakang pendidikan serta lingkungan dan dibesarkan ditempat dan suasana yang berbeda-beda dan bermacam ragam, sehingga kita harus juga melakukan pendekatan yang komprehensif dan meluas dari segala macam aspek termasuk aspek Keimanan dan kepercayaan mereka masing-masing. Nah bagi penganut Muslim jika dapat berusaha melakukan penyadaran dengan mau membaca Kitab Suci Al Quran dan mempelajari, memahami,  menghayati dan mengamalkan didunia yang nyata karena dunia ini adalah ladang kita yang hasilnya adalah di Akhirat, maka kita harus berusaha menjadi orang yang meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kita kepada ALLAH, Para Rasul, Kitab Suci, Hari AKhirat atau Hari Kebangkatan dan Haru Pembalasan. 
Semoga....

Jakarta, 12 Maret 2016
Agung Supomo Suleiman <

NIKMATNYA IMAN Headline Animator