Monday, September 9, 2019

JIKA MATI KAFIR TAK BISA TEBUS DENGAN EMAS SEPENUH BUMI

Sesuai Surat ayat 91 Surat Ali Imran Surat 3 dari Kitab Suci Al Quran (QS),  ALLAH  mewahyukan bahwa :
Terjemahan Bahasa Indonesia :
Sungguh orang-orang kafir dan mati dalam keadaan kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang diantara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi sekirannya dia hendak menebus dirinya Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.
Sebelumnya pada ayat 90 ALLAH mewahyukan
:Terjemahan Bahasa Indonesia 
Sungguh orang kafir setelah beriman, kemudian bertambah kekafirannya tidak akan diterima tobatnya dan mereka itulah orang yang sesat.  
 Sebelumnya ALLAH mewahyukan  dalam  ayat 85 : 
 Terjemahan Bahasa Indonesia 
85. Dan barangsiapa yang mencari agama selain Islam (penyerahan diri kepada ALLAH), dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi    
86 Bagaimana ALLAH akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kafir setelah mereka beriman, serta mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar-benar (rasul), dan bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada mereka ? ALLAH tidak memberi petunjuk kepada orang yang zalim. 
87 mereka itu balasannya ialah ditimpa laknat ALLAH, para malaikat dan manusia seluruhnya
 88 mereka kekal didalamnya tidak akan diringankan azabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan, 
89 kecuali orang-orang yang bertobat setelah itu, dan melakukan perbaikan maka sungguh ALLAH Maha Pengampun Maha Penyayang.     

ASBABUN NUZUL ( Asal Usul Turunnya ayat diatas)  

Hadist : 

Ibnu Abbas berkata: "Ada seorang laki-laki dari golongan Ansar masuk Islam, kemudian ia murtad dan menggabung ke golongan orang musyrik lalu ia menyesal. Maka dia minta kepada kaumnya agar ditanyakan kepada Rasulullah saw: "Bisakah diterima tobat saya?". Kemudian turunlah (ayat 85) sampai dengan (ayat 89). Maka disampaikanlah oleh kaumnya kepadanya, maka Islamlah dia kembali". (HR Imam Nasa'i, Ibnu Hibban dan Al Hakim)

KOMENTAR atas Wahyu ALLAH tersebut diatas :

Komentar dari Abdullah Yusuf ALI dalam Buku Holy Quran Text, Translation Commentary,  Edisi New Revised Eddition halaman 150 Catatan Kaki Foot Note 418 atas ayat 85 Ali Imran diatas :Komentar dari Abdullah Yusuf Ali dalam Text, Translation dan Komentar atas Holy Book AL Quran, halaman  150  foot Note 418 

Terjemahan Bahasa Indonesia dari Komentar Bahasa Inggris :
"MULAI SALIN"
418. Posisi Muslim adalah jelas. Muslim tidak mengklaim mempunyai agama yang yang hanya khusus (peculiar) untuknya.  Islam bukan sekte atau agama etnis. Dalam pandangannya  semua agama adalah satu, karena Kebenaran hanyalah satu. Ia adalah agama yang didakwahkan oleh semua Rasul /Nabi terdahulu. Ia adalah pengajaran benar oleh semua Buku yang mengispirasi. Pada intisarinya  mengerucut (amounts to) pada suatu kesadaran dari Kehendak dan Rencana dari ALLAH dan penyerahan yang menyenangkan pada Kehendak dan Rencana ALLAH tersebut. Jika ada orang yang hendak mempunyai agama selain itu, dia adalah (false) palsu atas fitrahnya sendiri (false to his own nature), karena dia adalah (false) salah pada Kehendak dan Rencana ALLAH.  Hal tersebut tidak akan  mengharapkan adnya tuntunan karena dia secara sengaja menolak tuntunan dari ALLAH. 
"SELESAI SALIN" 

KOMENTAR PENULIS :

Kita amati bahwa semua Rasul/Nabi telah mendakwahkan untuk "Hanya" Menyembah kepada ALLAH Yang Maha Tunggal.  Dalam perjalanan antara Para Rasul /Nabi, para umatnya banyak yang telah menyimpang dari ajaran murni Ketauhidan, sehingga jika ada penyimpangan,  maka ALLAH akan mengutus Rasul/Nabi  yang meluruskan Aqidah Ketauhidan tersebut.   
Pada faktanya, keimanan yang telah terkontaminasi dengan kemusyirikan sangat merusak fondasi ajaran Ketauhidan Monotheisme, dimana pengikutnya telah disimpangkan oleh Para Ahli Kitab yang secara sengaja menyimpangkan ajaran KeTauhidan, dengan merubah, menambah, atau menyembunyikan wahyu dari ALLAH,   karena sebab dengki/iri, dimana ternyata Rasul Utusan ALLAH, yang diharapkan turun ternyata tidak se - Etnis dengan mereka; 
Maka para perusak dan penyesat keimanan ini telah pula mencampur adukan keimanan Ketauhidan-Monotheisme  dengan kepercayaan Paganisme menyembah Patung /Berhala ataupun  orang yang saleh yang telah meninggal,  kemudian dirubah atau  dinaikan posisinya menjadi posisi yang lebih tinggi dari posisi sebenarnya.
Bahkan para ahli kitab berkolaborasi dengan para penguasa kerajaan Romawi misalnya yang merasa sangat berkuasa dan berwenang telah mencampuri urusan KeTauhidan-Monotheisme  dengan Hawa Nafsu Kekuasaan dan keyakinan mereka yang salah.
Hal ini bisa terjadi dilingkungan manapun didunia ini, dengan alasan "Kebebasan Hak Azasi Manusia", sehingga tertutup Qolbu mereka atau diistilahkan dalam Agama Islam sebagai "Kafir" bahasa Inggris "Cover"  atau tertutup Qolbu hatinya atas Kebenaran Cahaya Nur Ilahi - Ilmu Ketauhidan.
Menuhankan 'Hawa Nafsu" ini juga bisa berdasarkan "Etnis /Ras atau Suku - Warna Kulit", yang merasa  lebih tinggi dari Ras Etnis lain. Hal ini dalam masa kekiniian atau "Zaman Now"  bisa kita lihat yang dirasakan berkembangnya  "White Supremacy " di Negeri USA,  disaat saat Trump berkuasa di Amerika Serikat.  Padahal kita ketahui bahwa Suku Bangsa Warna Kulit dan bahasa adalah diciptakan oleh ALLAH Yang Maha Pencipta untuk saling mengenal dan diuji oleh ALLAH  siapa yang lebih  bertaqwa kepada ALLAH .

Kembali kepada masa turunnya Para Rasul/Nabi utusan ALLAH, maka jika Rasul telah datang, dan Para Ahli Kitab yang telah menyimpangkan KeTauhidan - Monotheisme dengan ajaran kesesatan dengan Menuhankan Nabi atau menyatakan bahwa Nabi tertentu adalah merupakan anak dari ALLAH, maka jelaslah ajaran tersebut sudah menyimpang dari ajaran Ilmu Ketauhidan - Monotheism yang telah didakwahkan dari Para Rasul /Nabi yang diutus oleh ALLAH. 

Maka kita dapat mengamati bahwa yang menyimpang bukanlah Rasul atau Nabinya, melainkan "Pengikutnya" yang telah menyimpang akibat diracuni oleh "Para Tokoh Agama" yang telah menuhankan "Hawa Nafsu", sehingga mereka inilah yang kemudian merubah Posisi seorang Rasul /Nabi menjadi anak Tuhan  atau Tuhan. 

Namun sudah dari semenjak Nabi Nuh maupun Nabi Ibrahim, kaum yang sesat ini pada kenyataan banyak "yang tidak mau sadar", sehingga memang kemampuan Para Rasul /Nabi "hanyalah berdakwah", sedangkan Hidayah untuk membuka Qalbu manusia untuk mendapatkan "Cahaya" Ilmu Ketauhidan hanyalah Wewenang dari ALLAH Yang Maha Mempunyai Kehendak. 

Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa ALLAH telah  mengingatkan kepada kita melalui Ayat 85 hingga ayat 91 dari Surat Ali Imran, bahwa jika kita sudah mendapatkan Ilmu mengenai KeTauhidan,  kemudian kita beriman, namun ternyata kemudian kita kembali Murtad setelah semula mendapatkan dan mengetahui Ilmu Ketauhidan, namun kemudian  menyesal dan sadar dan kita ingin kembali beriman Ke- Tauidan dengan bertobat,  maka ALLAH Maha Pemberi Pengampunan dan Maha Menerima Tobat  sesuai ayat 
89 kecuali orang-orang yang bertobat setelah itu, dan melakukan perbaikan maka sungguh ALLAH Maha Pengampun Maha Penyayang.     
Namun, jika kita sudah dapat ilmu dakwah dari Para Rasul/Nabi namun pada akhirnya hidup kita mati dalam keadaan "kafir", maka di Akhirat kita tidak dapat menebus kekafiran tersebut, dengan tebusan "Emas sepenuh Bumi", sesuai Wahyu ALLAH dalam ayat 91 dari Surat Ali Imran -QS.Surat ayat 91 Surat Ali Imran Surat 3 dari Kitab Sici Al Quran (QS) ALLAH  mewahyukan bahwa "
Sungguh orang-orang kafir dan mati dalam keadaan kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang diantara mereka sekalipun "(berupa) emas sepenuh bumi" sekirannya dia hendak menebus dirinya Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.
KESIMPULAN
Kita harus sadar bahwa Keimanan kepada KeTauhidan -Monotheisme yang benar yaitu Hanya Menyembah ALLAH Yang Maha Tunggal sesuai ajaran Para Rasul/Nabi Muhammad S.A.W. maupun Para Rasul /Nabi yang sebelum Rasul Muhammad S.A.W  adalah sangat bernilai dan harus kita pelihara dan pertahankan, karena jika kita mati dalam keadaan kafir, maka di Akhirat kita tidak bisa tebus kekafiran kita tersebut dengan Emas sepenuh Bumi.  

      .       
Jakarta, 10 September 2019
Agung Supomo Suleiman 

No comments:

Post a Comment

NIKMATNYA IMAN Headline Animator