Kita bisa mendapatkan ilmu yang menarik dari membaca Tulisan diatas yaitu dari :
Metode Paling Rileks Menghafal Quran :http://sepertigarindu.wordpress.com/2012/05/01/metode-position-metode-paling-rileks-dalam-menghapal-quran/
Yang Penulis
akan Cut Paste dan Share disini supaya kita bisa menambah
Pengetahuan Pengertian Otak Bawah Sadar tersebut :
Quote ( SALINAN):
Apakah Metode Position© itu?
Metode
Position© adalah metode menghapal Qur’an yang dilakukan pada saat
menjelang tidur (Posisi tetha) dan pada saat tidur (posisi delta).
Benarkah metode ini paling rileks?
Adakah aktivitas lain yang lebih relaks daripada Position© alias tidur?

Dalam
keadaan tidur, Gelombang otak yang terpancar lebih sedikit (0-4 Hz)
dibanding dalam keadaan sadar (4-25 Hz). Makin sedikit gelombang yang
dipancarkan, kinerja otak akan makin santai.
Bagaimana Metode Position© bekerja?
Proses
belajar (termasuk menghapal) sesungguhnya hanya melibatkan 10 % otak
sadar. Sisanya, 90 %, melibatkan otak tak sadar. Dari fakta ini, sudah
sangat jelas, bahwa proses pembelajaran sebenarnya lebih banyak
berlangsung melalui proses ketidaksadaran daripada kesadaran. Proses belajar secara tak sadar inilah yang akan lebih banyak dipakai dalam Metode Position©.
Lantas, mengapa kebanyakan orang masih memilih belajar dengan otak sadarnya, bila efektivitasnya hanya 10% ?
Ada dua hal yang menjadi penyebab.
Pertama,
tak banyak yang tahu fakta tersebut di atas, sehingga
eksperimen-eksperimen yang pada akhirnya melahirkan metode baru,
kesemuanya selalu melibatkan otak sadar.
Kedua,
efektivitas belajar dengan cara melibatkan otak tak sadar masih
diragukan hasilnya. Pemikiran seperti ini bisa dimengerti, karena otak
tak sadar adalah ”otak liar” yang bekerja otonom dan tak bisa
diperintah, sehingga hasilnya juga tak terukur. Kita, yang berada dalam
kondisi sadar, juga tak tahu apa yang sedang dikerjakan oleh otak tak sadar. Apakah ia sedang belajar, bekerja, atau malah main umpet, huehuehue…
Kalau otak tak sadar tak bisa diperintah, bagaimana mungkin belajar (menghapal) dengan memakai cara itu?
Otak
tak sadar/bawah sadar sebenarnya bukannya tak bisa diperintah. Otak tak
sadar memang tak bisa diperintah secara langsung. Namun ia bisa
diperintah secara tak langsung, dengan cara melatihnya berulang-ulang.
Ia harus diprogram secara sadar dahulu, agar bisa berfungsi tak sadar.
Lalu, bagaimana memogramnya?
Ada 4 level kompetensi yang dimiliki setiap manusia, yakni:
Level 1. Tak Sadar, kalau Tak Mampu (Incompetent-Unconscious)
Masa-masa
balita adalah masa-masa yang ‘pantas’ untuk menghuni level 1. Pada masa
itu, kita tak sadar bahwa kita tak memiliki kemampuan terhadap sesuatu.
Kita tak sadar kalau tak bisa naik sepeda/mobil, tak bisa berenang,
dll. Ketika menginjak remaja/dewasa, sudah selayaknya kita beranjak
dari level 1. Karena hanya orang2 jahiliah, orang yang bebal dan tak mau
belajar yang masih pantas menghuni level ini…huehue…
Level 2. Sadar, kalau Tak Mampu (Incompetent-Conscious)
Orang
yang berada pada level 2, adalah orang yang tercerahkan. Ketika sadar
tak memiliki kemampuan (kompetensi) di suatu bidang, ia punya tekad kuat untuk belajar. Ia
akan menempuh cara apapun, untuk mengasah kemampuannya. Di masa kecil,
ketika kita sadar bahwa jarak rumah dan sekolah cukup jauh bila ditempuh
dengan berjalan kaki, pada saat itulah mungkin kita mulai tergerak
untuk belajar bersepeda.
Demikian
pula dengan mengendarai mobil . Jika sadar tak mampu berkendara, kita
bisa mulai ikut kursus mengemudi atau belajar gratis dari teman. Jika
sadar tak mampu beli mobil, kita bisa pinjem mobil teman, tetangga atau
mobil kantor sebagai bahan uji coba…huehuehue…
Level 3: Sadar kalau Mampu (Competent-Conscious)
Orang
yang berada pada level 3 adalah orang yang terdeterminasi. Ia teruji
oleh waktu, yang bisa membuatnya menjadi piawai/ahli dalam suatu hal.
Belajar sepeda misalnya. Perlu waktu untuk terjatuh berkali-kali dulu,
sebelum akhirnya benar-benar mahir bersepeda. Demikian juga dengan
belajar dalam hal yang lain.
Ada
baiknya lebih berhati-hati jika sudah mencapai level 3 ini! Karena
kadangkala, kemampuan /kepiawaian akan memicu keangkuhan/kesombongan.
Mungkin akan muncul perasaan bahwa orang lain tak lagi se-‘level’ dengan
kita, sehingga kemampuan mereka hanya dipandang sebelah mata. Maka
alangkah baiknya, jika sudah berada di level 3, kita mulai tergerak
untuk berbagi ilmu/kemampuan kepada orang lain.
Level 4: Tidak Sadar kalau Mampu (Competent-Unconscious)
Otak
memiliki kemampuan untuk ‘memindai’ kebiasaan. Dan kebiasaan yang
dilakukan secara berulang kali akan ditandai (high-light marking) &
dibuatkan ‘jalan pintas’(shortcut). Jalur pintas itulah yang memangkas
proses berpikir, dari proses yang bersifat sadar menjadi tak sadar.
Karena
itulah, kalau kita sudah berulang kali pergi ke kantor melalui rute
jalan yang sama, maka dengan melamun pun, kita bisa sampai di tempat
yang sama dengan rute yang sama juga. Di perempatan jalan, otak tak
perlu lagi diperintah: harus belok kanan/kiri ataukah lurus. Ia sudah
otomatis sudah bisa mengambil keputusan sendiri secara otonom.
Itu
juga menjelaskan mengapa setelah mahir bersepeda atau bermobil, kita
tak perlu berpikir lagi mana yang akan ditarik/diinjak, ketika mendapati
halangan di depan kita. Bahkan, jika tiba-tiba ada kendaraan lain yang
nyelonong memotong jalan, kaki kita secara reflek (bawah sadar) akan menginjak rem, bukannya gas.
Kemampuan
sadar (level 3) yang dilakukan berulang-ulang inilah yang akan
melahirkan kemampuan bawah sadar (reflex yang bersifat otomatis). Dengan
cara inilah sesungguhnya ‘otak liar’ bisa diprogram. Dengan cara ini
jugalah metode Position© bekerja efektif dalam menghapal Qur’an.
Nah, teknisnya gimana?
Ah, itu mudah…
Pertanyaannya…WANI PIRO…huehueheu
Unquote( SELESAI SALINAN)
Berdasarkan Ilmu pengetahuan yang Penulis peroleh dari membaca Tulisan diatas yang bisa kita peroleh dario Website
Metode Paling Rileks Menghafal Quran :http://sepertigarindu.wordpress.com/2012/05/01/metode-position-metode-paling-rileks-dalam-menghapal-quran/,
maka, Penulis Insya ALLAH bisa mendapatkan jawaban mengapa Penulis seringkali dapat merasakan adanya
Gelombang Otak yang sama sekali bukan Penulis perintahkan atau atur, melainkan
bergelombang sendiri dengan Suatu Rythme dan Irama tertentu yang teratur dan berbeda satu dengan lainnya, yang terjadi di Otak Bawah Sadar, yang kemungkinan besar adalah hasil dari Penulis seringkali mendengarkan Al Quran sambil tiduran, melalui Digital AL Quran berulang-ulang kali ayat demi ayat satu kalimat demi satu kalimat sampai 9 kali dan dapat diulang kembali, dimana Instrumen Digital Al Quran ini Penulis peroleh dari Isteri dan anak2 Penulis sebagai Hadiah Ulang Tahun;

- Penulis sangat bersyukur pada Era Global Komunikasi Lewat Media Internet, karena Penulis dapat memperoleh banyak jawaban atas kejadian yang dialami oleh Penulis lewat "Tanya Google" di Internet ini, karena banyak sekali para penulis yang membagi ilmu mereka dengan kita sehingga kita bisa saling melengkapi ilmu dan pengalaman yang positif tentunya, sehingga bisa memperluas jaringan Network Silaturahmi Yang Positif secara Horizontal - Hablu Mina Nas (hubungan dengan sesama manusia) dan makhluk Binatang, Batu2an, dimana ujung dari Jaringan tersebut secara "Vertikal Keatas" yaitu Hablu Mina LLAH adalah Kepada ALLAH melalui Kitab2 Suci yang telah diturunkan oleh ALLAH Sang Maha Pencipta melalui Rasul dan para Nabi yang mendapatkan wahyu melalui Malaikat yang merupakan Makluk Gaib yang di Ciptakan oleh ALLAH dari Materi Cahaya "Nur".
Setelah Penulis menjalani jatuh bangunnya kehidupan baik emosional, karier, spiritual yang diizinkan oleh ALLAH untuk berada didunia ini
lebih dari 61 Tahun, maka Penulis sangat bersyukur karena pada saat ini merasakan seperti terasa seolah-olah "
Lahir Kembali" karena merasakan mendapatkan Kemudahan Insya ALLAH didalam memahami Firman ALLAH, yang Penulis mencoba secara rutin mendengarkan l
ewat Digital AL Quran di Era Modern ini;