- MASA PANDEMIC COVID-19
Pada saat ini kita berada dalam periode masa Pandemic Penyebaran Covid-19 yang dimulai asal muasal Penyebaran dari Kota Wuhan Negeri Cina pada bulan Desember 2019,
(belum tahu apakah dari :
(i) Pasar Kelelawar yang berjarak 270 meter dari Laporatorium Penelitian berbagai Virus Binatang termasuk Virus Kelelawar, ataukah(ii) dari Laboratorium Penelitian tersebut,yang menyebar keseluruh dunia secara GLOBAL sehingga di declare PANDEMIC COVID -19 oleh WHO (World Health Organization).
Khusus untuk Indonesia, Presiden RI Pak Jokowi umumkan secara resmi adanya korban Positif pertama Covid-19 di Wilayah Indonesia tanggal 2 Maret 2020
- PAKSA LURUSKAN IMAN PAKAI AKAL AKIBAT PANDEMIC COVID- 19 SELAIN QOLBU.
untuk “Meluruskan Iman kita, untuk mengkombinasi gunakan :
(i) Qolbu dan
(i) OTAK,
sebagai
Perlengkapan Penting dalam Tubuh kita, yang diciptakan oleh ALLAH untuk kita manusia.
Selain "Qolbu" yang telah di “Tempa” selama 1 (satu) Bulan penuh dibulan Suci Ramadhan 1441 Hijriyah, untuk menahan diri, sebagaimana diwajibkan oleh ALLAH kepada umat terdahulu, sesuai Surat Al Baqarah ayat 283 Kitab Suci Al Quran,
pada saat bersamaan, di masa Pandemic - Covid -19, kita dipaksa menggunakan "AKAL" melalui "Otak" kita, untuk mengenali dan benar - benar menyadari berlakunya AYAT Qauniyah termasuk "Hukum Alam: atau "Sunatullah" atas peristiwa penularan penyebaran Wabah Pandemic -19 - positif yang men- DUNIA atas lebih dari 5 (Lima) Juta-an orang, serta menyebabkan kematian lebih dari 300,000 (Tiga ratus ribua-an) orang seperti terbaca di Website : https://www.worldometers info/
COVID -19 MENYERANG SEMUA ORANG TANPA KENAL SUKU - BANGSA- RAS - KEYAKINAN - UMUR - STATUS SOSIAL.
Pada fakta kenyataannya wabah Pandemic-19 yang meng - GLOBAL, telah secara nyata menyerang, semua manusia tanpa mengenal suku bangsa, ras, agama, pangkat, kedudukan sosial / strata sosial baik kaya - menengah - miskin, laki, perempuan, Tua Lansia, Muda, lokasi daerah tempat tinggal melampui batas Geografis Negara.
Karena penularan Covid -19, adalah dari manusia ke manusia, maka "Kerumunan Manusia" dimanapun kerumunan manusia itu berada, dan apapun alasan "Berkerumun" itu, apakah di Pasar, Mall, Lapangan Terbang, stasiun KRL, MRT, atau di Tempat Ibadah baik di
Masjid, Gereja, maupun tempat berkumpul ibadah oleh manusia dalam jumlah signifikan besar, akan
secara Ilmu Pengetahuan Penyebaran Virus Covid -19 menjadi "KLUSTER BERPOTENSI" terjadinya
Penularan Covid 19, yang berasal dari "Droplet - Cipratan Air Liur" dari mulut
manusia.
Secara Keimanan Islam, Ilmu Pengetahuan peristiwa penyebaran Pandemic - Covid - 19, adalah jatuh pada kategori "AYAT Kauniyah" yaitu Firman ALLAH berupa peristiwa musibah penyebaran penularan Pandemic Covid-19 yang diizinkan dan diketahui oleh ALLAH terjadi di alam dunia yang diciptakan oleh - NYA.Merebaknya peristiwa musibah Penularan Pandemic Covid - 19 secara Global, dapat dideteksi melalui "Ilmu Pengetahuan Kesehatan" khususnya" Ilmu Pengetahuan Virus atau Virologi", yang dipelajari oleh Ahli Virus di Fakultas Kedokteran maupun di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang mempelajari Ilmu Virus di semua Negara di dunia termasuk Negara Indonesia.
Peristiwa penularan ini tidak lepas dari "Ilmu pengetahuan" Penyebaran Virus - yang telah di pelajari dan diselidiki oleh Ahli Ilmu Pengetahuan di Fakultas yang mempelajari Karakteristik Virus, perkembangan, maupun mutasinya.
Menurut para Ahli Virus,
penularan Virus ini semula merupakan penularan dari bintang kelelawar ke bintang kelelawar lainya, namun kemudian berubah penularannya
dari manusia ke manusia.
Para ahli termasuk Mantan Menteri Kesehatan Ibu Siti Fadilah, yang sewaktu menjadi Menteri Kesehatan tahun
2003/2005, bertanggung menangani Virus Flu Burung, menyebutkan bahwa Virus Covid 19 ini harus dipelajari perkembangan "Bibit (atau Seednya)", apakah bermutasi dan berkembang karakteristiknya berasal dari Wuhan ataukah dari luar Negeri
Cina, misalnya apakah dari USA, yang dibawa untuk diteliti di Laboratorium
Wuhan.
Menurut Mantan Menteri Siti Fadli dalam wawancara maupun Surat yang dibuat dalam Penjara, diterangkan karakteristik Bibit Virus dari satu Negara berbeda dengan Negara lain, sehingga Vaksin dari Cina atau USA menurut Dr. Sti Fadila “bisa tidak Compatible” atau “Tidak Cocok” dengan Karakteristik Virus atau Bibit Virus di Indonesia.
Maka Dr. Siti Fadila menyarankan Pemerintah untuk membuat Vaksin di Indonesia saja,
karena menurut beliau banyak pihak di Indonesia yang mampu membuat Vaksin ini.
Dari berita di Media kita ketahui bahwa Bio Farma mentargetkan menemukan Bibit Vaksin pada Akhir Tahun.
Dari berita di Media kita ketahui bahwa Bio Farma mentargetkan menemukan Bibit Vaksin pada Akhir Tahun.
ASPEK KEIMANAN TERKAIT PENCIPTAAN KELELAWAR.
Sebelum Penulis melanjutkan masalah Ilmu mengenai keterangan Ahli Pakar terkait karakteristik Virus dan pandangan pencegahan Penyebaran Covid - 19, ada baiknya kita sebagai orang beriman yang kepada ALLAH, mencari cerita dari Al Quran dan Hadist terkait Binatang Burung Mamalia Kelalawar sebagai Ciptaan ALLAH ini.
KELELAWAR DALAM KITAB SUCI DAN HADIST.
Segala binatang termasuk burung kelelawar adalah di Ciptakan oleh ALLAH sesuai Firman Allah di dalam Kitab Suci Al Quran maupun Hadist:.
Penulis menemukan di Website Hadist: bahwa Nabi Muhammad S.A.W. melarang membunuh Kelelawar, karena Kelelawar berdoa supaya Baitul Makdis (Masdjidil Aksa) tidak dibakar.
MULAI SALIN
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/107495/hukum-membunuh-dan-mengonsumsi-daging-kelelawar-
Penulis menemukan di Website Hadist: bahwa Nabi Muhammad S.A.W. melarang membunuh Kelelawar, karena Kelelawar berdoa supaya Baitul Makdis (Masdjidil Aksa) tidak dibakar.
MULAI SALIN
Artinya: “Janganlah kalian membunuh katak. Sesungguhnya kicauannya adalah tasbih. Dan janganlah kalian membunuh kelelawar. Sebab, ketika Baitul Maqdis dibakar, kelelawar itu berdoa kepada Allah ‘Ya Tuhan kami, kuasakan kami atas lautan sehingga aku bisa menenggelamkan mereka’.” (As-Sunan Ash-Shaghir, juz 4, halaman 59)SELESAI SALIN
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/107495/hukum-membunuh-dan-mengonsumsi-daging-kelelawar-
Terdapat juga riwayat bahwa burung yang ditiup oleh Nabi Isa Alaihi salam dari tanah menjadi burung dengan izin ALLAH, sebagai mudjizat yang diberikan ALLAH kepada Nabi Isa adalah burung kelelawar .
NARA SUMBER di WEBSITE :
Didalam Hadist :penciptaan burung dari tanah liat
Surat Ali Imran ayat 49, yang artinya: “
Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sebagai bentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah;
Menurut Hadist : Burung yang dimaksud dalam Surat Ali Imran ayat 49 adalah Burung Kelalawar.
- KELELAWAR DARI SUDUT PANDANG EKOSISTEM.
Seorang Ahli Pakar mengenai Binatang kelalawar yaitu Pak Sigit Wiantoro Peneliti bio sistemitika vertebrata Pusat Peneilitian Biologi Lembaga Ilmu Pngetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Jawa Barat Rabu 18 Maret 2020 memberi keterangan sebagai berikutSUMBER BERITA :
lipi.go.id/berita/-cegah-penyebaran-virus-corona-kelelawar-tidak-harus-dimusnahkan/21973
Kelelawar Tidak Harus Dimusnahkan
Ditetapkannya Wabah Covid -19 sebagai Pandemic Global oleh WHO, menyebabkan pada kebijakan Pemerintah Daerah di Indonesia dalam penanganan Virus yang penyebaran berasal muasal dari Kota Wuhan Tiongkok.
Beberapa daerah terindikasi melakukan pemusnahan ratusan ekor Kelelawar Kalong dan Codot Mamalia Terbang yang menurut mereka dikhawatirkan menjadi Binatang Pembawa (VektoR) Virus Covid -19.
Ditetapkannya Wabah Covid -19 sebagai Pandemic Global oleh WHO, menyebabkan pada kebijakan Pemerintah Daerah di Indonesia dalam penanganan Virus yang penyebaran berasal muasal dari Kota Wuhan Tiongkok.
Beberapa daerah terindikasi melakukan pemusnahan ratusan ekor Kelelawar Kalong dan Codot Mamalia Terbang yang menurut mereka dikhawatirkan menjadi Binatang Pembawa (VektoR) Virus Covid -19.
Pertanyaan Yang Muncul yang diajukan oleh Pak Sigit : Apakah langkah ini Tepat ?
Ahli Pakar Pak Sigit Wiantoro, memberikan penjelasan sebagai berikut:
Penelitian terbaru dan analisis genomik mengenai Virus Covid - 19 menjelaskan bahwa transmisi utama terjadi dari manusia ke manusia disebabkan Perdagangan Satwa Liar di Wuhan Tiongkok yang tidak diregulasi dan seringkali ilegal adalah hal yang menyebabkan kemunculan dan persebaran Virus Covid 19.Pak Sigit menjelaskan, Pasar Satwa Liar merupakan tempat hewan dibawa oleh manusia dalam keadaan stress tinggi dengan fisiologi yang melemah setelah dipinhdahkan dari alam liar.
- PERAN KELELAWAR DALAM EKOSITEM
Kelelawar pemakan buah memiliki peranan penting sebagai penyerbuk bunga. Kelelawar pemakan serangga berperan sebagai pengendaali hama. dilahan pertanian.dan perkebunan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali populias serangga yang berpotensi sebagai vektor penyakit yaitu Nyamuk.
Kelelawar juga merupakan bagian penting dari ekosistim hutan sebagai penyebar biji yang kemudian tumbuh menjadi pohoh-pohon baru penyedia oksigen bagi manusia.
"Menjaga populis Kelelawar yag sehat dengan tidak menganggu dan tidak membasminya. merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit serta menjaga keseimbangan ekosistem kata Sigit (Sumber Biro Kera Sama, Hukum dan Humas Lipi).
BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN YANG DILARANG ADALAH BERKUMPUL ORANG DI KERUMUNAN BUKAN IBADAHNYA.
Berdasarkan mempelajari AYAT Kauniyah, melalui keterangan dan edukasi dari para Ahli Ilmu Virus, maka sebagai orang beriman kita harus sadar bahwa yang dilarang bukan Sholat di Masjid melainkan "Berkumpulnya Kerumunan Manusia" sewaktu Sholat Berjamaah di Masjid, yang sangat "BERPOTENSI " terjadinya Penularan COVID -19 dari orang ke orang, di masa Pandemic - Covid -19, dimana angka Penambahan Penularan Positif Covid -19 di Indonesia masih tinggi.
SALAH SATU ILMU PENGETAHUAN PENTING ADALAH EPIDEMIOLOGI
Salah satu yang muncul kepermukaan dan merupakan bagian penting bagi Pemerintah sebagai Pengambil Putusan maupun masyarakat adalah Grafik Statistik yang menunjukan kecenderungan Peningkatan Penularan Wabah Covid -19 - Staistisk Percentage Pergerakan Manusia di suatu Wilayah tertentu maupun Statistik yang menunjukan ANGKA Reproduction Number dari Covid - 19 seperti terlihat di Grafik yang pernah direpresentasikan kepada Publik :
Menurut Ahli Pakar Epidemiologi Penurunan Jumlah kasus setiap 2 minggu terahir Provinsi dan Kabupaten berbeda.
Targetnya setiap 2 minggu turunya 50% (Lima Puluh Persen)
Menurut Ahli Pakar Epidemiologik, jika trend Penularan belum turun 50% (Lima Puluh persen) dalam 2 Minggu ini, maka, , sebaiknya NEW NORMAL atau Normal Baru "JANGAN DAHULU" diterapkan di wilayah yang menunjukkan kecenderungan ini .
Begitu juga Angka Nomer Reproduksi harus dibawah 1 atau R1, sehingga harus dilihat apakah Kurvanya naik diatas R1 artinya 1 orang berpotensi menular 1 orang, ataukah trendnya sudah landai dan menurun atau bagaimana ?
Hal ini perlu diperhatikan khususnya Trend Angka Reproduction Number (Angka Reproduksi) dari Wabah Covid - 19 ini setelah Lebaran, dimana banyak orang mudik yang kembali ke Jakarta dari berbagai daerah diluar Jakarta, meskipun ada larangan Keluar atau Masuk ke Jakarta, kecuali mereka yang membawa Surat Izin Keluar Masuk Jakarta. .
- PENGUMUMAN OLEH GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENCEGAHAN COVID-19
Karena penularannya Covid - 19 adalah secara nyata dari orang ke orang, tanpa kecuali, dan bisa dibaca dari Data Ilmiah dari Para AHLI EPIDEMIOLOGI dan AHLI VIRUS berdasarkan :
- (1) Pergerakan Manusia yang dideteksi lewat Hand Phone Smart Phone setiap dan semua Warga di Wilayah tertentu baik itu Propinsi dan Kabupaten,
. yang DIKAITKAN dengan
- (2) DATA pasien Positif Covid -19, dibawah Pengawasan maupun dibawah Pengawasan, yang dicatat oleh Para Petugas Medis yang telah melakukan Test dan SWAB, dan mendapatkan hasil dari Laboratorium.
maupun
- (3) Angka Jumlah yang meninggal dari Pernyataan (i) Visum Kematian dari Tenaga Medis, (ii) RT/RW/Kelurahan, (iii) Pejabat Pemakaman Korban Positif Covid - 19
maka Pengumuman Jumlah Positif, dibawah Pengawasan - dibawah Pemantuan, oleh Petugas Gugus Tugas COVID -19, maupun jumlah pasien yang meninggal HARUSLAH sesuai Fakta kenyataan DATA yang dicatat oleh Petugas Medis yang melakukan Test dan Swab, dan menndapatkan hasil pemeriksaan dari Laboratorium di beberapa wilayah Kabupatan / Provinsi, serta
jika Wafat karena Positif Covid-19, berdasarkan Data dari :
Kita ketahui di USA pencatatannya terlihat sangat Tinggi Jumlah angkanya karena meskipun belum ada pernyataan Positif, namun jika pasien meninggal, telah ada gejala, akan dimasukan juga dalam Jumlah Wafat karena COVID-19.
Adapun yang dilakukan oleh Gugus Tugas Covid -19 di Indonesia hanyalah mengumumkan pasien yang meninggalnya telah ada hasil postitif dari Laboratorium.
Sedangkan yang meninggal dalam pemantauan atau pengawasan, yang belum keluar Hasil Test Positif dari Laboratorium, tidak dimasukan oleh Gugus Tugas Covid 19 di Pengumuman yang meninggal. karena Covid.- 19 di Indonesia.
jika Wafat karena Positif Covid-19, berdasarkan Data dari :
Jika Datanya tak sesuai dengan Fakta Kenyataan yang terjadi dilapangan yang telah dicatat oleh Petugas Medis tersebut maupun Kelurahan /Rt/Rw dan Pejabat Pemakaman bagi yang Wafat karena Positif Covid 19, maka sangat Berpotensi Terjadinya Penularan Covid 19, karena adanya Data yang tidak tercatat secara Tepat.
- (i) Tim Medis yang keluarkan Visum Kematian
- (ii) Kelurahan Rt/Rw keterangan Kematian
- (iii) Pejabat Pemakaman berdasarkan data Visum dari Dokter, serta Keerangan Kematian dari Kelurahan /Rt/RW.
Kita ketahui di USA pencatatannya terlihat sangat Tinggi Jumlah angkanya karena meskipun belum ada pernyataan Positif, namun jika pasien meninggal, telah ada gejala, akan dimasukan juga dalam Jumlah Wafat karena COVID-19.
Adapun yang dilakukan oleh Gugus Tugas Covid -19 di Indonesia hanyalah mengumumkan pasien yang meninggalnya telah ada hasil postitif dari Laboratorium.
Sedangkan yang meninggal dalam pemantauan atau pengawasan, yang belum keluar Hasil Test Positif dari Laboratorium, tidak dimasukan oleh Gugus Tugas Covid 19 di Pengumuman yang meninggal. karena Covid.- 19 di Indonesia.
Maka Kebijakan NORMAL BARU yang dikeluarkan oleh Pemerintah
"HARUSLAH" berdasarkan segala Data Ilmiah dari Ahli Pakar Epidemiologi serta Ahli Virologi maupun Data Ilmiah variable lainnya,
guna mencegah terjadinya Potensi Penularan, apalagi Angka Penambahan pasien terpapar positif Covid -19dari Gugus Tugas Pandemic 19, masih menunjukan angka tinggi untuk Indonesia per tanggal 27 Mei 2020, yaitu penambahan kasus baru di Indonesia masih tinggi yaitu 686 orang positif, sembuh 6.057 meninggal 55 orang.
- KESIMPULAN :
Penularan VIRUS COVID - 19 yang terjadi SECARA NYATA DI SUATU WILAYAH, tak bisa di "NIHILKAN" dengan Kebijakan NEW NORMAL atau Protokol Baru yang Tak Didasarkan pada DATA ILMIAH :
GRAPHIK EPIDEMIOLOGI yang disusun oleh PAKAR AHLI VIRUS maupun EPIDEMIOLOGI.
Hal diatas adalah sesuai "Sunatullah " atau Hukum Alam atas Sistem Kepastian Fenomena Aalam yang diciptakan oleh ALLAH Yang Maha Pencipta.
- SUNNATULAH - HUKUM ALAM PENYEBARAN WABAH PANDEMIC COVID - 19
Inilah SUNATULLAH atau FAKTA Kenyataan Kecenderungan Fenomena Alam - PENYEBARAN Wabah VIRUS COVID - 19, yang Data ILMIAH tergambar dari :
- GRAFIK Trend Penyebaran REPRODUCTION NUMBER yang disusun oleh Pakar Ahli EPIDOMIOLOGI maupun Data AHLI VIRUS yang menjadi Dasar bagi Pejabat Negara untuk mengambil keputusan Pemerintah dari Setiap Negara termasuk Negara Indonesia :
- apakah akan diperlakukan Perpanjangan Social Distancing, atau Pelonggaran Relaksasi secara bertahap dari PSBB, dalam rangka melaksanakan Normal Baru.
- Dari uraian diatas DATA Grafik Trend kecenderungan Naik, Landai maupun turunnya Angka Reproduction Number adalah didasarkan pada
(i) pergerakan Warga pemegang HP Smart Phone, yang dikombinasikan dengan (ii) Penambahan Jumlah Positif, Sembuh dan Meninggal yang diperoleh dari Data Catatan Medis setelah dilakukan Tes / Swab dan telah keluar Hasil Test dari Laboratorium, dan Visum Dokter /Keterangan Kematian dari Kelurahan/Rt/Rw, serta Pejabat Pemakaman.
Penulis ingat suatu nasehat dari Ustad Almarhum Imanuddin salah satu Pendiri Masjid Salman ITB, terkait dengan SUNATULLAH atas Fenomena Alam yaitu :
- misalnya 2 x 2 "tanpa membaca Bismilah" adalah 4
- Masjid atau "Tempat Ibadah" yang berada di Puncak Gunung yang Rentan dengan samberan Kilat, jika :TAK MEMASANG "ALAT PENANGKAL PETIR /KILAT", adalah Ber - Potensi terbakar akibat tersambar "Petir atau Kilat"
Maka Hukum Kepastian baik Ilmu Menghitung Ilmu Pasti maupun Hukum Fenomena ALAM memang berjalan secara Pasti agar, manusia mempunyai "Kepastian" didalam Mempelajari Ilmu Pasti termasuk Ilmu Kesehatan serta Ilmu Penularan Wabah Virus Covid -19.
- Sebaliknya, Tempat Maksiat yang berada dilokasi Puncak Bukit yang rentan dengan samberan Kilat, jika "MEMASANG" ALAT PENANGKAL PETIR/KILAT, "TAK AKAN" Ber-Potensi terbakar akibat tersambar "PETIR" atau "Kilat".
Dengan demikian Para Pakar dapat membuat Analisa serta dibuat Ramuan Vaksin serta Obat Penyembuhan Virus Covid - 19 yang berasal dari Virus Binatang Kelelawar, dimana kemungkinan asal muasal dimulainya Penyebaran Covid -19 adalah berasal dari :
atau .
- Pengambilan Kelelawar dari Alam Liar telah dilakukan oleh manusia di Pasar Kelelawar di Wuhan yang berjarak 270 meter dari Laboratorium Penelitian Virus secara Ilegal dan melanggar Hukum dengan tidak mengikuti Tata Cara Keamanan yang ditetapkan Negara, sehingga menurut Pak Sigit dari LIPI dapat menyebabkan munculnya penularan Virus Kelelawar kepada manusia sesuai penjelasan Pak Sigit dari LIPI,
- Penanganan Keamanan dari Laboratorium Penelitian di Wuhan yang tak memenuhi Standard Prosedur Pembuatan dan Pengelolaaan Penelitian Virus Binatang termasuk Kelelawar, misalnya terjadi Kebocoran dari Tempat Penyimpanan Sample Virus, sehingga merupakan ":Tindakan Kelalaian.
Begitu juga "Kerumunan manusia dalam jumlah besar", tanpa Jaga Jarak Sosial yang ditentukan Gugus Tugas Covid -19, sesuai standard WHO, baik di Pasar, Antrian Penumpang Pesawat Terbang, KRL, MRT, Trasn Jakarta, termasuk kerumuan besar di tempat Ibadah Mesjid, berpotensi jadi Kluster penularan dari manusia ke manusia lain. .
Sekian dahulu Tulisan dari Penulis di Blog Nikmatnya Iman.
Jakarta. 27 Mei 2020 diedit sore hari jam 17.02 WIB, tanggal 29 Mei 2020
Agung Supomo Suleiman
Pemerintah mutusin ke New Normal adalah Keputusan Politik, bukan science, untuk mempertahankan Pemerintah, Ekonomi dan Sistim Politik. Salman: Imaduddin
ReplyDeleteJika angka penularan COVID -19 masih tinggi di Indonesia, sesuai pengumuman dari Gugus Tugas Covid 19, dan tidak memperhatikan Data Ilmiah (Science) dari Para Pakar Epidemiologi dan Ahli Virus, maka potensi penularan Covid 19 akan tetap tinggi dan tidak akan melandai apalagi turun.
ReplyDeleteTampaknya hal itu disadari juga oleh Pemerintah, dan berusaha menekan penularan dengan Gerakan Pendisiplinan mengerahka TNI & Plori sebagai usaha in desperation karena masyarakat sulit diatur ! Sesudah itu let's spread...Sunatullah...
ReplyDelete