Penulis mengamati di Medsos terjadi banyak kerancuan atau kehebohan mengenai hal terkait Etnis dan Keyakinan baik di Amerika saat ini maupun di belahan bumi lainnya termasuk di tanah air kita. Jika kita telusuri dari segi "Ilmu Keagamaan", khususnya dari sisi Islam, maka sesuai kepercayaan dasar Ketauhidan, kita sebagai penganut Islam, harus benar "mau mendalami Ilmu Ketauhidan atau Monotheisme", sehingga "Ibadah harus berdasarkan Ilmu".
Maka, sebagai konsekwensi bahwa "Tidak ada Tuhan selain ALLAH", maka semua / segala sesuatu apapun itu yang berada diluar "diri ALLAH" adalah sebagai "Ciptaan dari ALLAH Yang Maha Pencipta", termasuk keaneka beragaman Etnis / Suku /Bangsa/ Warna Kulit, yang memang diciptakan oleh ALLAH, sesuai Surat Rum dari Kitab Suci Al Quran ayat 22, dan Surat Hujurat ayat 13 dari Kitab Suci Al Quran, dimana ALLAH berfirman :
https://sayahafiz.com/index/7/AL-QURAN/3203/Manusia%20diciptakan%20bersuku-suku%20dan%20berbangsa-bangsa.htmlCopy Cut Paste :"Salin"
AL Quran Surat Ar Rum ayat 22
terjemahannya :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
Al Quran Surat Hujurat ayat 13
Selesai Copy Cut Paste - Selesai SalinHai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah "orang yang paling takwa" diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dengan demikian segala jenis bangsa dan suku-suku/ warna kulit manusia yang ada didunia yang dihuni oleh manusia, semua adalah diciptakan oleh ALLAH supaya kita saling mengenal, dimana hal ini menunjukan tanda-tanda kekuasaan ALLAH bagi orang-orang yang mengetahui sesuai firman ALLAH diatas.
Kita dapat amati bahwa segala macam etnis dan suku serta warna kulit yang diciptakan oleh ALLAH ini, juga merupakan "cobaan" bagi manusia, karena jika suatu etnis atau suku merasa dirinya adalah paling hebat, paling tinggi kedudukan, budaya tingkat peradaban maupun intelektualnya serta materinya, maka biasanya "kesombongan" muncul dari suku atau bangsa/warna kulit tersebut;
Dari perspektif agama Islam, kita dapat melihat dari Sumber AL Quran dan Hadist, bahwa jika ada suku / bangsa / etnis yang merasa lebih dari yang lain, maka mereka ini akan merasa "iri dan dengki", jika, dalam perspektif Keimanan dan Keyakinan, misalnya, ternyata Rasul yang diharapkan diturunkan dari ALLAH, pada masa tertentu, berasal dari Suku diluar sukunya sendiri, seperti yang terjadi pada masa dimana Bani Israil mengharapkan adanya Rasul yang turun, semasa kebesaran persaingan pengaruh antara "Bangsa Romawi dan Persia" sedang saling merasa lebih berkuasa pada zamannya, dimana ternyata Rasul yang diutus ALLAH diakhir zaman, berasal dari "Suku Arab" dan bukan dari "suku Bani Israel". sehingga Rasul Muhammad S.A.W. tidak diakui oleh orang Yahudi yang berasal dari suku Bani Israel maupun kaum Nasrani /Nasarah yang berasal bukan dari Etnis Arab.
Maka terlihat bahwa Etnis /Suku/Bangsa dikaitkan dengan keyakinan atau diutusnya Rasul Muhammad sebagai penerus dan penutup dari Para Rasul, akan berpengaruh pada fakta kenyataan "tidak diakuinya" Rasul Muhammad S.A.W. oleh Etnis Bani Israel, padahal pendeta dari Ahli Kitab bernama Waraqah Bin Naufal yang mengetahui "tanda-tanda kerasulan" membenarkan bahwa Rasul Muhammad S.A.W adalah Rasul yang tersebut dalam Kitab Suci asli yang ada pada Ahli Kitab yang diturunkan ALLAH kepada Nabi Musa, alaisalam maupun kepada Nabi Isa alaisalam, dimana menurut Kitab Suci Al Quran para Ahli Kitab telah mengenal Rasul Muhammad sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.Kitab Suci Al Quran Surat Al Baqarah Surat 2 ayat 146
Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ ءَاتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُونَهُۥ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَآءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
terjemahannya :
"Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.Sesungguhnya sebahagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui(nya).
Demikianlah, maka kita bisa amati bahwa, baik (i) Rasul yang merupakan utusan yang ditunjuk ALLAH untuk menyampaikan Risalah dari ALLAH yang mengajarkan Ketahuidan - Monotheisme, maupun (ii) Etnis Suku dan Bangsa/warna kulit, adalah diciptakan oleh ALLAH Yang Maha Pencipta.Maka Pokok Dasar ajaran Aqidah atau Keyakinan Keimanan yang disampaikan oleh ALLAH melalui para Rasul dan Nabi yang merupakan semua para utusan dari ALLAH, adalah mengajarkan Ketauhidan atau pengajaran kepada manusia "Untuk Hanya Menyembah/Mengabdi kepada ALLAH Yang Maha Tunggal", dimana Tidak ada Tuhan selain ALLAH dan Para Rasul adalah Rasul Utusan ALLAH untuk mengajarkan Ketauhidan atau penyerahan diri hanya kepada ALLAH (dimana "penyerahan diri kepada ALLAH" ini disebut "Islam".
Pokok dasar dari Ketauhidan adalah Pokok atau Tiang Fondasi dari Keimanan, dimana "ALLAH" adalah Maha Tunggal dan tidak ada yang menyamai ALLAH ini. Hal ini telah dirintis oleh Rasul Ibrahim yang berhadapan dengan ayahnya sendiri yang menyembah berhala - patung sebagaimana diceritakan oleh ALLAH dalam Kitab Suci Al Quran. Rasul Ibrahim diutus oleh ALLAH untuk memberi peringatan kepada Raja Namrudz di Kota Babilonia, https://solusinews.blogspot.com/2014/07/raja-namrud-keturunan-nuh-raksasa_21.html yang pada masa itu masyarakatnya menyembah berhala dan patung yang dituhankan. Ayahnya Ibrahim bernama Aazar adalah juga pembuat berhala dan patung tersebut dimana Ibrahim juga diminta untuk berjualan berhala dan patung tersebut, namun Ibrahim sewaktu menjual patung tersebut menjual dengan mengatakan siapa yang mau membeli patung atau berhala yang tidak berguna ini.Menurut sebagian riwayat, kisah perdebatan antara Rasul Ibrahim dan Raja Namrudz adalah sebagaimana Firman ALLAH dalam Surat Al Baqarah ayat 258 :
terjemahannya :
Tidaklah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya (ALLAH), karena ALLAH telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata : "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan."dia berkata :Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan. Ibrahim berkata : ALLAH menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat. "Maka bingunglah orang yang kafir itu. ALLAH tidak memberi petunjuk kepada orang yang zalim.
Nimrod - Namrudz)
Sebagaimana kita ketahui dalam pencarian kebenaran akan adanya ALLAH, maka Nabi Ibrahim merenung dan mencari zat atau elemen apa didunia ini yang patut disembah oleh Ibrahim. Pengamatan Nabi Ibrahim, mulai dari Bintang, Bulan, Matahari namun ternyata benda tersebut pada pergantian siang dan malam bisa saling meniadakan penampakannya Surat 6 Al An A'AAM (Binatang ternak Al Quran ayat 76, 77, 78.
Pada akhirnya ALLAH memberikan petunjuk kepada Nabi Ibrahim bahwa ALLAH adalah tuhan sebenarnya yang menciptakan langit dan bumi (Surat Al An A'AAM ayat 80), dan ALLAH telah memperlihatkan kepada Ibrahim kerajaan langit dan bumi supaya Rasul Ibrahim termasuk orang yang yakin (Surat Al An'AAM ayat 75). Dalam perjalanan pencarian kebenaran siapa yang patut disembah, maka setelah Nabi Ibrahim mendapatkan petunjuk ilmu dari ALLAH, maka Rasul Ibrahim bahkan telah dengan tegas menghancurkan beberapa berhala yang disembah oleh ayahnya dan pengikut penyembah berhala dengan kampak, dimana disisakan "berhala yang paling besar" dengan meninggalkan kapak yang dikalungkan dileher dan kepala berhala paling besar tersebut, pada suatu hari raya dimana penduduknya sedang tidak berada di tempat berhala dan patung itu berada. Ayahnya Ibrahim ( ada juga yang menyebut Pamannya Rasul Ibrahim) yaitu Azar bertanya kepada masyarakat disana :
Siapakah yang menghancurkan berhala-berhala tersebut, dimana pengikut ayahnya Ibrahim menunjuk kepada Ibrahim, dan Ibrahim bilang bahwa yang mengahncurkan adalah Berhala /Patung yang terbesar dan Ibrahim meminta mereka untuk bertanya kepada "berhala patung yang paling besar", dimana ayahnya dan kaumnya berkata berhala/patung tersebut tidak bisa bicara, makanya Ibrahim balas menjawab : Kenapa berhala yang tidak bisa bicara disembah? Namun reaksi dari Namrud maupun ayahnya, "bukannya sadar" malah bertambah marah besar, dimana para pengikut ayahnya para penyembah berhala "mengumpulkan kayu bakar" untuk membakar Rasul Ibrahim, sesuai perintah dari ayahnya Ibrahim maupun putusan dari pengadilan yang menyidangkan Ibrahim dimasa itu.Penulis membayangkan jika Rasul Ibrahim melakukan di "Era sekarang", maka Rasul Ibrahim akan disebut sebagai "Radikal", karena berani menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh ayahnya Ibrahim yaitu Azar serta pengikut penyembah berhala, dan tidak mau toleransi atau menghormati berhala-berhala yang disembah oleh para penyembah berhala tersebut.
Kita mengetahui bahwa dalam dakwahnya, Rasul Ibrahim telah mengambil risiko untuk bersedia dibakar oleh ayahnya sendiri, namun oleh ALLAH dalam kapasitas sebagai tuhan yang benar dan bukan tuhan palsu, telah membuat "api tersebut dijadikan dingin" khusus terhadap Rasul Ibrahim, sehingga Rasul Ibrahim selamat. Maka terlihat dalam Kitab Suci AL Quran bahwa Rasul /Nabi Ibrahim adalah Rasul Pionir Ketauhidan - Monotheisme, setelah ayah dan kaum dari ayahnya sesat menjadi musyrik dengan menyembah berbagai berhala yang dihancurkan oleh Rasul Ibrahim. Kisah lengkapnya Rasul Ibrahim dapat dilihat dalam AL Quran antara lain pada Surah Al An'Am ayat 74-83, Al Anbiya ayat 51 - 70, Al Baqarah ayat 124 dan 258, As Syuara ayat 69 -89, Ibrahim ayat 35 - 41 dan Hud ayat 69-76.Berdasarkan hal diatas, maka guna dapat mengenal ALLAH, maka tentunya kita sebagai Umat Muslim harus melihat dan mempelajari dari "Ilmu" pengenalan Zat ALLAH yang disampaikan oleh ALLAH melalui Kitab Suci AL Quran sebagai Kitab Suci terakhir setelah Kitab Suci Taurat, Kitab Suci Injil maupun Kitab Suci Zabur.
Kita sebagai umat Islam diharuskan untuk meyakini ALLAH Yang Maha Esa, Para Rasul dan Nabi terdahulu dari Rasul Muhammad S.A.W. serta Kitab Suci yang tidak boleh ada campur tangan atau intervensi dari manusia melainkan Wahyu dari ALLAH S.W.T. sebagaimana tersebut dalam Surat Al Baqarah.
Memang Keimanan ini merupakan Hidayah dan Petunjuk dari ALLAH, yang sangat berharga dan tak ternilai, dimana secara logika berpikir karena Para Rasul adalah sama-sama merupakan utusan ALLAH, yaitu antara lain Rasul Ibrahim, Ismail, Ishak, Yacob, Yusuf, Musa, Daud, Sulaiman, Isa putra Maryam, Rasul /Nabi Penutup yaitu Muhammad S.A.W. maka tentunya "Konsep Ketauhidan atau Monotheism atau pengajaran Hanya Menyembah kepada ALLAH Yang Maha Tunggal, adalah sama, yaitu Katakanlah "Dialah ALLAH Yang Maha Esa, ALLAH adalah tempat bergantung kepada NYA segala sesuatu, ALLAH tiada beranak dan tidak pula diperanakan, dan tidak ada seseorangpun yang setara dengan DIA, sesuai dengan Surat Al Akhlas surat ke 112 dari Kitab Suci AL Quran.
Maka kita sebagai manusia hanya diperbolehkan untuk menyembah dan mengabdi (worship) hanyalah kepada ALLAH Yang Maha Esa dan tidak boleh kepada sesuatu zat selain ALLAH. Konsep dalam Islam mengenai Ketauhidan - Monotheisme ini haruslah kita pelajari dari "Ilmu" yang berasal dari ALLAH serta keterangan dari Rasul /Nabi dan tidak boleh dikarang-karang sendiri, dimana untuk umat Islam acuannya adalah Kitab Suci AL Quran.
Kita sebagai Umat Islam juga harus mempercayai Ghaib sesuai dengan Firman ALLAH dalam Kitab Suci AL Quran, dimana Ghaib ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita melihat dengan mata Phisik, karena Phisik adalah dibatasi dengan Dimensi Ruangan Tempat dan Waktu.
Adapun hal yang Ghaib seperti Malaikat, Setan, Iblis, Jin adalah mahkluk ciptaan ALLAH yang harus kita yakini ada namun tidak dapat kita lihat dengan mata phisik kita. Keterangan mengenai Malaikat, Setan, Iblis dan Jin yang tidak terlihat oleh mata, hanyalah bisa diperoleh informasiya dari Kitab Suci Al Quran maupun keterangan dari Rasul Muhammad S.A.W dan tidak bisa kita karang-karang sendiri.
Begitu juga mengenai alam roh serta alam sebelum kita berada didunia phisik ini, serta alam kubur maupun alam Akhirat, haruslah bersumber dari Wahyu ALLAH dalam Kitab Suci Al Quran maupun Hadist Sunnah Nabi Muhammad SA.W dan tidak bisa se - enaknya kita karang-karang sendiri.
Begitu juga Ayat Suci dalam Kitab Suci ALLAH yang merupakan Firman dan Wahyu ALLAH tidak boleh dikarang-karang oleh manusia melainkan harus berdasarkan Wahyu dari ALLAH. Jika ada karangan manusia, namun kalangan atau golongan manusia yang mengarang ajaran tersebut menyatakan bahwa tulisan ataupun karangan yang dia buat oleh tangannya sendiri, merupakan wahyu ALLAH, maka dalam Kitab Suci Al Quran ALLAH berfirman bahwa : manusia yang mengarang-ngarang dengan tangannya sendiri dan menyatakan karangan itu merupakan wahyu dari ALLAH, maka ALLAH dan kaum beriman akan melaknat manusia yang membuat karangan bohong tersebut.
Begitu juga jika ada Wahyu dari ALLAH yang pernah diturunkan oleh ALLAH kepada Para Rasul, namun disembunyikan oleh suatu umat, karena satu dan lain alasan hawa nafsu misalnya karena rasa dengki dan iri, disebabkan ternyata Wahyu dari ALLAH mengenai adanya Rasul Penutup yang berupa utusan dari ALLAH - berasal dari Etnis Arab dan bukan Etnis Bani Israel, padahal, sesuai Kitab Suci AL Quran, difirmankan oleh ALLAH bahwa : Nabi Ibrahim (etnis Bani Israel) bersama dengan anaknya Ismail (yang merupakan campuran Etnis Bani Israel dan Ethopia) sewaktu meninggikan Rumah ALLAH - Kabah, dimana Nabi Ibrahim berdoa kepada ALLAH agar kepada kaum di Mekah diturunkan Rasul dari kaum Mekah - Arab untuk menyampaikan Risalah ALLAH) - dimana doa Nabi Ibrahim ini menurut Firman ALLAH dalam Kitab Suci Al Quran, dikabulkan oleh ALLAH dengan kelahiran Rasul Muhammad S.A.W. yang merupakan keturunan dari Rasul Ibrahim dari Jalur keturumurah meranan Nabi Ismail, maka "tindakan perbuatan menyembunyikan kebenaran wahyu ALLAH tersebut oleh Ahli Kitab", adalah merupakan perbuatan yang sama sekali tidak diridhoi oleh ALLAH Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat.Dalam Surat Al Baqarah ayat 174 ALLAH berfirman :
terjemahannya :
Sungguh orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan ALLAH yaitu Kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka kedalam perutnya, dan ALLAH tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat dan tidak akan menyucikan mereka. Mereka akan mendapat azab yang pedih,
175 Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan azab dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menantang api neraka.
Sebagai efek selanjutnya maka tindakan menyembunyikan Wahyu ALLAH tersebut oleh para Ahli Kitab, jelas akan merusak kontinuitas sistem informasi dan keyakinan akidah pada keturunan dari para umat yang kemudian.
Berdasarkan data diatas, maka Penulis merasakan bahwa kita sebagai umat yang beriman, haruslah mencoba untuk berusaha mencari kebenaran akan Siapa Zat ALLAH yang kita sembah dan kita abdi (worship), karena jarak antara Rasul / Nabi Isa dan Rasul Nabi Muhammad S.A.W. adalah sudah beratus-ratus tahun jaraknya lebih dari 600 tahun, sehingga kita sebagai orang yang beriman tidak boleh hanya menjadi Muslim KTP atau Muslim turunan, melainkan haruslah kita pelajari dari Sumber -Sumber yang mengajarkan kita keimanan Islam, dimana pada Era Modern sekarang ini banyak sekali sumber informasi yang dapat memberikan pencerahan Keimanan kepada kita, karena "Ibadah tanpa Ilmu" adalah jelas tidak baik, dalam rangka kita meningkatkan kesadaran keimanan kita, tentunya dari Kitab Suci Al Quran, Sunnah Hadist dan para Ahli Agama / Ulama yang dapat memberikan Pencerahan kepada kita, agar hidup kita dapat terarah dunia dan akhirat.
Mungkin sekian dahulu tulisan dari Penulis ini yang sangat jauh dari kesempurnaan, namun didasarkan pada rasa keinginan untuk menambah dan meningkatkan keimanan kita dengan dasar ilmu dan bukan semata-mata emosional dan perasaan atau menduga-duga
No comments:
Post a Comment