Saturday, March 26, 2016
Pengenalan atas Sang Pencipta
Ternyata kita harus menuntut ilmu untuk bisa meningkatkan keimanan kita. Kita harus bersyukur bahwa kita masih diberikan kehidupan oleh ALLAH Yang Maha Kuasa sehingga kita bisa berusaha untuk memohon ampun kepada ALLAH atas segala dosa yang telah kita lakukan didunia ini, dan berusaha untuk memperbaiki kwalitas keimanan kita dengan berusaha memaksakan diri kita untuk membaca Kitab Suci Al Quran agar supaya kita bisa mendapatkan Petunjuk dari ALLAH yang disampaikan ALLAH kepada kita melalui utusan dan Rasul ALLAH yaitu Nabi dan Rasul Muhammad S.A.W.
- Tanpa kita mau membaca Al Quran terutama kandungan isinya dan mencoba menghayati pesan apa yang hendak disampaikan oleh ALLAH kepada kita, bagaimana bisa kita meningkatkan iman kita. Bagi kita yang dilahirkan sebagai orang muslim karena orang tua kita muslim, tidaklah cukup untuk bisa mengenal ALLAH, tanpa mendapatkan ilmu yang tertuang dalam Kitab Suci ALLAH, karena untuk bisa mengenal ALLAH dan mengetahui apa yang diinginkan oleh ALLAH terhadap kita, hanyalah dengan Ilmu dari ALLAH yang hanya bisa kita dapatkan jika kita memaksakan diri kita untuk mau membaca Kitab Suci AL Quran. Memang segala sesuatu itu adalah melalui proses perjalanan kehidupan kita, tapi sampai berapa lama umur kita yang diberikan ALLAH kepada kita, tidaklah bisa kita pastikan, karena kitapun lahir di dunia ini, baik kapan maupun dimana serta melalui orang tua yang berbangsa apa dan beragama apa, bukan atas kehendak dari kita, melainkan adalah semata-mata karena kehendak dan izin dari ALLAH Yang Maha Kuasa.
Dunia itu memanglah penuh dengan kemisterian, namun begitu sekali kita dilahirkan diatas dunia ini, orang tua kitalah yang pertama kali menanamkan pendidikan baik ilmu kesopanan, etika, budi pekerti maupun pegangan yang dipegang oleh orang tua kita. Menurut pengalaman Penulis yang telah diberikan umur lebih dari 64 tahun hidup didunia oleh ALLAH, maka pendidikan dini atas pengenalan siapa Sang Pencipta kita oleh orang tua kita adalah sangat membekas dan mewarnai kehidupan kita selanjutnya.
- Bekal dari orang tua kita khususnya apakah kita diperkenalkan dengan pengetahuan adanya Sang Maha Pencipta adalah sangat penting. Kalau dilingkungan keluarga kita tidak pernah diperkenalkan mengenai adanya Sang Maha Pencipta dan hanya diperkenalkan masalah keduniawian tanpa dikaitkan dengan Zat yang menciptakan dunia ini, tentunya sang anak akan dibesarkan dengan keluarga yang model sekuler atau keduniawian saja. Maka kita harus bersyukur jika kita diberikan oleh ALLAH, orang tua yang memberikan bekal pengenalan akan Sang Pencipta dari kehidupan ini, karena hal ini bisa menanamkan keinginan lebih pada diri kita untuk mencari kebenaran akan adanya Sang Maha Pencipta dari kehidupan kita ini.
- Lebih lanjut lingkungan rumah kita ikut berperanan mewarnai tingkah pola kelakuan kita didalam berperilaku, maupun mewarnai pembentukan serta kebiasaan yang pada akhirnya membentuk karakter kita. Nah, untuk mengenal adanya Sang Maha Pencipta yang menciptakan dunia semesta alam dan diri kita ini, tidaklah bisa kita hanya menduga-duga memakai angan-angan atau perkiraan kita khususnya mengenai siapa yang menciptakan kita, dimana kita sebelum kita dilahirkan maupun setelah nanti kita meninggalkan dunia ini, siapa yang menciptakan dunia semesta alam ini beserta seluruh isinya, matahari, bulan, bintang maupun tanaman dan binatang yang ada didunia ini. Banyak persoalan didunia ini yang nampaknya dalam perjalanan tidak kelihatan tuntas dengan pengertian apakah orang yang tidak jujur akan disamakan dengan orang yang tidak jujur setelah ia meninggalkan dunia ini. Bagaimana pertanggung jawaban dari setiap orang didunia yang sementara ini. Apakah kita hanya akan hilang begitu saja seperti debu tanpa adanya pertanggung jawaban apapun ?
- Setelah kita berusaha mencari data atau informasi yang pada era jaman sekarang ini bisa kita peroleh dari berbagai sumber termasuk melalui Media Internet maupun Google serta You Tube, maka kita bisa mendapatkan berbagai informasi dan sumber yang hendak kita cari khususnya terkait dengan agama serta aliran kepercayaan ini, disamping buku cetakan yang bisa peroleh dari Toko Buku yang tersedia. Nah apapun sumber dan datanya untuk mendapatkan ilmu tersebut memang haruslah ada kemauan dari diri kita masing-masing untuk mencari kebenaran informasi mengenai siapa Sang Pencipta dari semua semesta alam ini termasuk dunia, diri kita, matahari, bulan, malam dan siang yang bergantian terjadinya silih berganti. Mengingat Penulis dilahirkan dari orang tua yang muslim, maka Penulis tentunya berangkat dari membaca dan mendalami isi Kitab Suci Al Quran, yang kadangkala dengan berlalunya umur kita kita senantiasa merasakan bahwa kita baru saja merasa beriman dan berkeinginan untuk mengenal lebih jauh mengenai ALLAH dimana banyak sekali ayat Al Quran yang menjelaskan sifat dari ALLAH Sang Maha Pencipta ini.
- Hal yang menarik adalah pada saat Nabi Muhammad berdakwah di Mekah maupun Medinah, dilokasi kota tersebut bukannya hampa atas suatu keyakinan, namun pada penduduknya sudah ada keyakinan keimanan baik dari keyakinan yang menyembah Berhala yaitu Para Musyrikin yang tentunya keyakinan itu adalah "sama sekali salah" karena Berhala saja dibuat oleh manusia bagaimana si berhala benda mati tadi bisa memberikan manfaat maupun mudharat kepada kita; Selanjutnya dilokasi Mekah dan Medinah ada pengikut dari Ahli Kitab baik Taurat maupun Injil, namun kita diinformasikan oleh ALLAH dalam Al Quran telah terjadinya penyimpangan maupun pengingkaran oleh para pengikut Nabi Musa maupun para pengikut Nabi Isa, setelah Nabi Musa dan Nabi Isa meninggal atas ajaran yang diwahyukan oleh ALLAH kepada Nabi Musa maupun Nabi Isa untuk disampaikan kepada umat Nabi Musa dan Nabi Isa untuk hanya menyembah kepada ALLAH Yang Maha Tunggal.
Dengan demikian diberitakan oleh ALLAH dalam AL Quran telah terjadinya penyimpang atas Ajaran Pokok DASAR KETAUHIDAN maupun Konsep Tidak adanya kebutuhan ALLAH untuk mempunyai anak atau keturunan, karena Zat ALLAH adalah Maha Tunggal Esa dan ALLAH tidak menggantungkan diri pada hal lain serta Zat ALLAH melainkan segala sesuatu adalah tergantung hanya kepada ALLAH yang Maha Kekal Abadi dan ALLAH sama sekali tidak membutuhkan adanya keturunan, sesuai dengan isi dari Firman ALLAH didalam berbagai surat didalam Kitab Suci Al Quran khususnya Surat Al Ikhlas.
- Penulis Copy dan Cut Paste dari http://gagaje.blogspot.co.id/2013/05/surah-al-ikhlas.html
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾Qul huwa allaahu ahad(un), allaahu alshshamad(u), lam yalid walam yuulad(u), walam yakullahu kufuwan ahad(un).
Translate:
1). Say : He is Allah , the One!
2). Allah , the eternally Besought of all!
3). He begetteth not nor was begotten
4). And there is none comparable unto Him
Artinya:
1). Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia
- Satu2nya jawaban yang bisa menjawab mengenai siapa Pencipta ALLAH hanyalah dapat diperoleh dari ALLAH sendiri, dan tidak bisa kita karang-karang semau kita. Maka kita harus bersyukur kepada ALLAH jika kita dilahirkan melalui orang tua yang beriman yang memberikan kita pengenalan dini atas adanya Zat yang menciptakan alam dunia ini termasuk diri kita.
Jika kita telah mendapatkan Hidayah serta Taufik dari ALLAH untuk mau memahami dan melaksanakan perintah ALLAH dan menjauhi larangan ALLAH, maka kita diwajibkan untuk berdakwah oleh Rasul kita Nabi Muhammad S.A.W. walaupun "hanya satu Ayat" untuk menyampaikan pesan ALLAH dan Para Rasul untuk hanya menyembah kepada ALLAH dan sama sekali tidak boleh syirik menyembah selain ALLAH yang Maha Esa sebagai Konsep Ketauhidan yang sudah diwahyukan kepada Para Rasul dan Nabi sebelum Nabi Muhammad S.A.W. dimana Nabi Muhammad S.A.W adalah merupakan salah satu dari Para Rasul dan Nabi yang membenarkan Rasul dan Nabi terdahulu yaitu Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa yang pernah diutus oleh ALLAH kedunia, dimana Kitab Suci Al Quran adalah sebagai Benchmark terakhir untuk dijadikan acuan kebenaran Ketauhidan - La Ilaha Ilallah yaitu tidak ada Ilah yang kita sembah (worship) melainkan hanya ALLAH, sesuai dengan isi Kitab Suci Al Quran dalam Surat permulaan Al Fatihah maupun Surat Al Baqarah.... semoga kita mendapatkan Hidayah dan Taufik untuk mau memahami ALLAH sesuai dengan ajaran Islam yang berarti Berserah diri hanya kepada ALLAH.....
Saturday, March 12, 2016
Membaca Kitab Suci AL QURAN Untuk Mendapatkan ILMU DARI ALLAH
Jika kita membaca dan mendengarkan Ceramah maupun Tausyiah melalui You Tube di Era Komunikasi Global ini, maka terekam adanya beberapa cara dan persyaratan untuk dapat menunaikan dan mempertahankan kwalitas keimanan kita yang memang berpotensi untuk naik dan turun.
- Yang ditekankan oleh para ahli pemberi Tausyiah adalah kita harus berpatokan kepada Kitab Suci Al Quran, yang membenarkan Kitab2 Suci terdahulu yang diturunkan kepada para Rasul dan Nabi terdahulu, dimana kita harus mempunyai Ilmu yang datangnya dari ALLAH untuk dapat melaksanakan pemahaman kita tentang ketaqwaan, ketauhidan terhadap ALLAH Yang Maha Tunggal.
Surat Al Alaq ayat 1 hingga ayat 5
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah
Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam
(pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5
- Surat Al Alaq ini diturunkan di Gua Hira dan merupakan surat yang pertama kali diturunkan oleh ALLAH melalui Malaikat Jibril kepada Muhammad dimana diperintahkan kepada Beliau untuk membaca : Bacalah ! dengan (menyebut) Nama Rabbmu Yang Menciptakan, DIA telah menciptakan manusia dari segumpal darah . Bacalah ! dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam ( Pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
- membaca dengan menyebut Nama Rabbmu Yang Menciptakan, dimana dengan membaca dengan ( menyebut ) ALLAH Yang Menciptakan, selanjutnya
- ALLAH memberitahukan bahwa ALLAH menciptakan manusia dari Segumpal Darah
- Selanjutnya kita diminta sekali lagi untuk membaca Bacalah ! dengan nama Rabbmu Yang Maha Pemurah, dan
- diberitahu kita oleh ALLAH dalam Surat Al Alaq ini bahwa ALLAH yang mengajarkan kita manusia dengan perantaraan (Pena), dan
- kemudian dengan membaca Surat Al Alaq ini kita diberitahukan bahwa ALLAH yang mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya
Dengan diturunkan Surat AL Alaq ayat 1 - 5 kepada Muhammad yang memang sedang dalam proses mencari kebenaran, dimana Beliau pergi ke Gua Hira untuk merenung dan memisahkan diri dari keramaian yang diketahui oleh isteri Beliau yaitu Khadijah, maka dengan diturunkan Surat Al Alaq kepada Muhammad, dimulailah "Zaman Pencerahan" kepada penduduk Bangsa Arab - Umat manusia - untuk meluruskan kembali "Mindset" dari manusia atas masalah Siapa Yang Menciptakan manusia, dengan membaca Surat Al Alaq ini;
Muhammad diminta untuk "MEMBACA" dimana bahasa Arab sebagai Bahasa Nabi Muhammad S.A.W. berada di daerah Mekkah adalah "IQRA" dengan Menyebut ALLAH - Rabbmu Yang Maha Pemurah. Ke- Maha Pemurahan ALLAH adalah dengan mengajarkan manusia melalui Qolam (Pena) untuk mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya....
Dengan membaca ini kita bisa memperoleh Ilmu...dari ALLAH yang semula manusia tidak mengetahui ...apa yang akan diajarkan ALLAH melalui Qalam (Pena) ini.
Pada kenyataan fakta yang kita alami, jika kita terapkan pada masa kekinian dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk untuk diri kita sendiri, dan lingkungan kita berada, ternyata untuk mau memulai Membaca Kitab Suci yang bernama Al Quran yang telah membenarkan Kitab Suci sebelumnya, adalah "seringkali sulit" untuk memulainya dan harus "kita paksakan pada diri kita" masing-masing, untuk mau mulai membacanya.
- Hal ini mungkin karena menyangkut faktor Keimanan, khususnya Keimanan kepada ALLAH Yang Maha Tunggal - dimana nampaknya dibutuhkan adanya kehadiran dan keterbukaan "Qolbu" kita untuk mau "Membaca" - IQRA - Firman - Kalimat atau KalumuLLAH, yang diturunkan kurang lebih 1500 tahun yang lalu melalui Wahyu kepada Muhammad melalui Malaikat Djibril, yang pada saat itu Muhammad belum diutus sebagai Rasul atau Nabi, namun Muhammad barulah seorang manusia yang berusaha untuk mencari lebih dalam pengertian akan hakekat kebenaran yang hakiki dalam kehidupan didunia ini, dengan mengasingkan diri dari keramaian pergi ke GUA HIRA, dan pada akhirnya mendapatkan wahyu pertama kali dari ALLAH melalui Malaikat Djibril yang memerintahkan Muhammad untuk Membaca Surat Al Al Alaq ini.
- http://nikmatnyaiman.blogspot.co.id/
- Mengapa kita sebagai manusia berada dan hidup di Dunia ini ?
- Siapa yang Menciptakan kita sebagai manusia ini ?
- Siapa yang menciptakan dan Mengatur semua Kehidupan di Alam Semesta ini ?
- Kenapa setelah kita terlahir kedunia kita banyak mengalami Cobaan dan Tantangan serta Kegagalan dan Kekecewaan dalam Hidup ini ?
- Kenapa ada manusia yang miskin dan ada manusia yang berkelimpahan harta ?
- kenapa kita sebagai manusia harus mengalami masa Penuaan setelah dengan susah payah kita bekerja keras didalam profesi, kerjaan dan usaha kita masing-masing, yang dimulai dari perjalanan hidup kita lahir, aqil balik, tumbuh menjadi dewasa, sekolah, kuliah, bekerja, pensiun, menua dan pada akhirnya mengalami kematian yang dimulai dengan melemahnya setiap bagian dari anggota tubuh kita ini ?
- dari mana asal kita dan kemana pula jika kita sudah meninggalkan dunia ini ?
- Guna bisa mendapatkan jawaban diatas, mulai berproseslah kita untuk mencari Jawabannya, baik dengan merenungi fenonema alam, tumbuhan, batu-batuan, binatang, pergantian malam dan siang, adanya matahari, bumi dan bulan serta bintang, yang pada akhirnya kita membutuhkan data yang bisa kita baca, pelajari, hayati dan renungkan;
- Kalau bagi Penulis sendiri karena Orang Tua Penulis adalah Muslim maka Penulis berusaha membaca dari Kitab Suci AL Quran maupun Hadist serta buku bacaan karangan yang ahli terkait hal kepercayaan dan keimanan ini. Namun ada kalanya Penulis sibuk dengan hal yang lain sehingga kadangkala lupa untuk membaca Kitab Suci tersebut, karena Iman bisa naik dan turun menurut keterangan Para Ahli Tausyiah dan ahli agama.
- Berdasarkan uraian diatas maka, guna memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, kita harus mencari dengan "Ilmu keyakinan" yang membicarakan Kebenaran Siapa Pencipta dari Alam Semesta ini ? Hal mana sepenuhnya tergantung pada situasi dikalangan mana kita dibesarkan serta lingkungan apa yang mengitari perjalanan kehidupan kita ini dari kecil, akil baliq, remaja, dewasa, hingga kita menjadi tua. Memang setiap manusia mempunyai pandangan berbeda-beda tergantung dari lingkungan adat, sosial, taraf pendidikan, budaya, adat, lingkungan sosial disekeliling kita.
- Untuk hal inilah diperlukan adanya Informasi yang datangnya dari Pencipta dari Kehidupan dan kematian ini. Maka diperlukan adanya "Keimanan" dan "Keyakinan" yang bisa kita pegang agar hidup kita bisa terarah dan tidak terombang-ambing tidak menentu. Disinilah perlunya "Bantuan dari ALLAH" untuk dapat menuntun kita untuk mau mendapatkan jawaban yang tepat dan benar, dimana jika kita mau membaca Kitab Suci yang ada tentunya kita dapat memperoleh jawabannya.
- Kita juga memperoleh informasi bahwa dalam memulai membaca Kitab Suci Al Quran kita diminta untuk mohon Perlindungan kepada ALLAH dari Godaan Syaitan agar pemahaman kita tidak dibelokin oleh pemikiran dan pemahaman yang salah dari Syaitan ini.
- Jangan sampai kita menyesal di Hari Kiamat, jika kesempatan untuk berobat telah diberikan ALLAH didunia ini, namun kita menyia-nyiakan waktu yang masih diberikan kepada kita, sebelum nyawa berada di Kerongkongan karena hendak dicabut oleh Malaikat Maut sebagai utusan dan petugas dari ALLAH untuk mencabut Nyawa kita dari Tubuh kita.
- Selanjutnya kita juga harus sholat Tobat dan Sholat Malam dengan sungguh - sungguh mau mengerjakan Sholat malam dan mohon untuk senantiasa di jaga ALLAH untuk mau mentaati ALLAH dan kita harus paksakan diri kita untuk membaca dan mendengarkan ayat Suci ALLAH dari Kitab Suci Al Quran atau dari Gigital Al Quran, serta mendengarkan Tausyiah baik di Mesjid dekat rumah kita maupun melalui You Tube yang sekarang banyak sekali Tausyiah di You Tube untuk bisa mendapatkan pencerahan dari Para Ahli Agama dengan berbagai Tema.
- Nanti tidak terasa kita akan merasakan perbedaan dalam perasaan termasuk Qolbu kita akan adanya ketenangan, kenikmatan serta pemahaman dan keinginan lebih jauh untuk memperdalam pembacaan Kitab Suci - Al Quran dengan pemahaman dan penghayatan Insya ALLAH diberkahi ALLAH.
Jakarta, 12 Maret 2016
Agung Supomo Suleiman &
Friday, March 11, 2016
KEIMANAN PROSES PERJALANAN NAIK TURUN
Dengan adanya kawanku Ichwan membuat WA Kafah-Komunitas Al-Fatihah, Penulis sangat merasakan bersyukur dan beruntung karena Insya ALLAH, Penulis bisa lebih terarah didalam melakukan Penulisan di Blog Nikmatnya Iman ini. Memang Penulis dari dahulu senang menulis dengan macam-macam Tema, agar bisa tercatat apa yang ada di pikiran Penulis pada satu saat dari Fragmentasi Perjalanan kehidupan kita.
Dengan bertambahnya umur yang diberikan dan diizinkan ALLAH kepada kita, maka terasa bahwa kita harus ada Pegangan yang kuat untuk bisa kita pegang agar kehidupan kita tidak menjadi terombang-ambing dan tidak terarah engga karu-karuan bahkan bisa tersesat kejalan yang tidak benar didalam perjalanan dunia yang makin canggih dan kompleks ini.
Kita bisa melihat bahwa hubungan antara benua semakin terasa dekat untuk bisa berkomunikasi melalui Teknologi Internet maupun WA, Facebook, Twiter, Skype yang sudah tidak mengenal lagi sekat dan batas Geographis. Proses pengenalan Keimanan yang naik turun memang merupakan suatu proses jatuh bangun dengan pengalaman perjalanan hidup kita masing-masing, dimana dengan perjalanan hidup yang sudah kita lalui kita merasakan membutuhkan suatu Pegangan yang teguh dan kuat yang tidak lentur dengan zaman. Nah Penulis yang dilahirkan oleh orang tua yang muslim tentunya diajarkan untuk membaca Kitab Suci Al Quran. Dengan Penulis memaksakan diri untuk mau membaca kandungan isi Al Quran, kita temukan ayat yang menyatakan bahwa keimanan kepada ALLAH mempunyai Pegangan yang kuat dan tidak akan putus, yaitu terdapat dalam
Surat Al Baqarah ayat 256 :
Allah Ta’ala berfirman,لآَإِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 256).
Disini kita lihat bahwa ALLAH berfirman :......tidak ada paksaan dalam beragama, karena sesungguhnya sudah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat, dimana disebutkan bahwa barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada ALLAH, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada "Buhul Tali yang amat Kuat yang tidak akan Putus.
- Bayangkan saja ALLAH yang menciptakan ALAM Semesta alam ini, telah membuat perumpamaan bahwa barang siapa yang beriman kepada ALLAH, diumpamakan dia telah berpegang kepada Buhul Tali Yang Amat Kuat yang tidak akan Putus;
Karena yang berfirman adalah ALLAH maka kita sebagai manusia yang beriman, harus membangun perasaan "Keyakinan" dalam Qalbu kita yang "tidak boleh ragu-ragu", bahwa barangsiapa yang ingkar kepada Taghhut, dan beriman kepada ALLAH maka kita diibaratkan oleh ALLAH ...telah memegang Buhul Tali yang Kuat dan tidak akan Putus.
- Dari pengalaman Penulis, untuk membangun keyakinan ini memang adalah melalui proses jatuh bangun didalam perjalanan hidup kita, dimana misalnya Penulis yang berprofesi sebagai Freelance Independent Business Lawyer, sangat kental dengan masalah adanya istilah Iktikad baik versus iktikad buruk, Wanprestasi atas Janji yang sudah disepakati bersama antara Para Pihak dalam suatu Perjanjian Bisnis, seringkali pihak yang mempunyai Modal yang lebih kuat, dalam rangka melaksanakan negosiasi Perjanjian Bisnis, akan terasa hendak bertindak sewenang-wenang terhadap Partner Bisnis atau Mitra Bisnis yang membutuhkan adanya bantuan Modal Investasi awal, sehingga terasa adanya perlakukan yang tidak wajar atau kurang adil dan bijaksana dari salah pihak yang biasanya dilandaskan kepada keserakahan dan hawa nafsu yang ingin cepat mengakumulasikan kekayaan dengan cara yang tidak adil maupun transparan.
- Belum lagi Pihak Birokrat baik di Level Esekutif dan Legislative yang kadangkala didalam membuat Regulasi atau mengeluarkan izin untuk usaha berlaku, seringkali menyalahkan gunakan kekuasaan dan wewenangnya sehingga kalau hanya berdasarkan pada Hukum Dunia semata, yang seringkali kita lihat para anggota DPR maupun Eksekutif, akan berusaha untuk membuat Peraturan hingga Undang-undang yang tidak adil dan seimbang, apalagi jika prosesnya dilalui dengan Lobbying yang tidak fair yang mewakili kepentingan Pemodal, dimana terjadi kepentingan memperkaya diri sendiri dan pribadi dengan menyalahkan gunakan jabatan dan wewenang yang seharusnya dibebankan Amanah dari Rakyat agar bisa mensejahterakan taraf kwalitas dan kwantitas hidup dari Rakyat Umum.

- Maka dengan pengalaman panjang tersebut, Penulis merasakan bahwa semua pejabat baik di Eksekutif, Legislatif, Yudikatif maupun para Pemodal, termasuk Para Lawyer, Penasehat Keuangan, Management, dan semua stack holder haruslah dibekali "Keimanan" kepada ALLAH, Para Rasul, Kitab Suci dan Hari Akhir, agar dapat membatasi Keserakahan dan tindakan yang melampaui batas yang lebih dikendalikan oleh hawa nafsu untuk memperkaya diri sendiri didunia yang serba sementara dan tidak kekal ini.
Semoga....
Jakarta, 12 Maret 2016
Jakarta, 12 Maret 2016
Agung Supomo Suleiman
<
Subscribe to:
Posts (Atom)